Konferensi Global Untuk Lawan Serangan Ransomware

Gedung Putih adakan konferensi internasional selama dua hari untuk perangi serangan komputer ransomware pada operasi bisnis di seluruh dunia
Ilustrasi: Seorang pria memegang laptop untuk berusaha meretas kode-koder siber dalam gambar ilustrasi yang diambil pada 13 Mei 2017 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta – Gedung Putih, mulai Rabu, 13 Oktober 2021, mengadakan konferensi internasional selama dua hari untuk memerangi serangan komputer ransomware pada operasi bisnis di seluruh dunia yang merugikan perusahaan, sekolah, dan layanan kesehatan sekitar 74 miliar dolar AS tahun 2020 lalu.

Pejabat AS bertemu melalui Zoom dengan rekan-rekan mereka dari sekurangnya 30 negara untuk membahas cara memerangi serangan terselubung ini. Rusia, asal dari banyak serangan, tidak masuk dalam daftar undangan sementara pejabat Washington dan Moskow berhubungan langsung terkait serangan yang datang dari Rusia.

Tahun ini telah terjadi epidemi serangan ransomware di mana peretas dari tempat yang jauh mengunci komputer korban dari jarak jauh dan menuntut pembayaran tebusan yang besar untuk memungkinkan operasi normal berlanjut.

serangan RansomwareIlustrasi: Sebuah ponsel pintar bertuliskan "serangan Ransomware" dan kode biner di depan logo Kaseya, 6 Juli 2021 (Foto: voaindonesia.com – Reuters/Dado Ruvic/Ilustration)

AS mengatakan pembayaran ransomware secara global mencapai 400 juta dolar AS pada 2020 dan $81 juta lebih pada kuartal pertama 2021.

Dua bisnis AS, Perusahaan Saluran Pipa Colonial yang mengirim bahan bakar ke sebagian besar bagian timur AS dan produsen daging sapi global JBS, menjadi sasaran serangan ransomware besar pada bulan Mei 2021.

Colonial membayar 4,4 juta dolar AS dalam tuntutan tebusan, meskipun pejabat pemerintah AS secara diam-diam kemudian memulihkan 2,3 juta dolar AS dari pembayaran tersebut. JBS mengatakan telah membayar tebusan sebesar 11 juta dolar AS.

Perusahaan AS lainnya juga diserang, termasuk CNA Financial, salah satu operator asuransi terbesar di AS; Applus Technologies, yang menyediakan peralatan pengujian ke stasiun inspeksi kendaraan negara; ExaGrid, vendor penyimpanan cadangan yang membantu bisnis pulih setelah serangan ransomware; dan sistem sekolah di kota Buffalo, New York.

Penyerang juga menargetkan korban di negara lain, termasuk sistem perawatan kesehatan Irlandia, produsen komputer Acer yang berbasis di Taiwan dan divisi Asia dari perusahaan asuransi siber AXA Prancis (my/jm)/voaindonesia.com. []

Empat Negara di Asia Diserang Virus Ransomware

Amerika Wajibkan Bisnis Ungkap Serangan Ransomware

Ransomware Serang Komputer Ratusan Perusahaan Amerika

5 Tips Mencegah Serangan Virus Ransomware

Berita terkait
5 Tips Mencegah Serangan Virus Ransomware
Ransomware juga merupakan perangkat lunak pemerasan yang bisa mengunci perangkatmu dan meminta tebusan untuk merilisnya.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.