TAGAR.id, Washington DC, AS - Sebuah toko eceran di Buffalo, Amerika Serikat (AS). Sebuah klub malam di Orlando juga di AS. Toko WalMart di El Paso di AS.
Itulah sebagian dari lokasi di mana telah terjadi aksi kekerasan yang dipicu kebencian terhadap warga Amerika keturunan Afrika, Hispanik atau warga LGBTQ dalam lima tahun terakhir.
Pejabat-pejabat pemerintahan Presiden AS, Joe Biden, pada Kamis, 15 September 2022, mengatakan semua simbol suram dari masalah yang menghantui bangsa Amerika harus diberantas.
Pemerintah mengumpulkan para pendidik, pemimpin agama dan sejumlah tokoh lainnya yang telah mengalami kekerasan secara langsung, untuk berdialog tentang bagaimana menghentikan kekerasan yang dipicu kebencian seperti itu.
Di antara mereka yang hadir adalah Sarah Collins Rudolph, yang kehilangan mata dan masih memiliki pecahan kaca di dalam tubuhnya akibat aksi pemboman sebuah gereja di Birmingham, Alabama, AS, oleh Ku Klux Klan sekitar 59 tahun lalu, yang menewaskan saudara perempuannya dan tiga gadis kulit hitam lainnya. Sarah diharapkan akan bertemu dengan Presiden Joe Biden.
Pada tahun 2020, kejahatan rasial di Amerika mencapai rekor tertinggi dalam lebih dari satu dekade. Departemen Kehakiman mengatakan akan meningkatkan upaya untuk melawan kekerasan tersebut.
Ada pula kekerasan politik yang dipicu kebohongan tentang hasil pemilu tahun 2020, yang tumpang tindih dengan kejahatan rasial, dan semakin banyaknya pendukung mantan presiden Donald Trump yang bersemangat untuk menyerang balik petugas Biro Penyidik Federal (FBI) atau orang lain yang mereka yakini telah menyelidiki mantan presiden itu terlalu jauh.
Presiden Biden mengumumkan langkah-langkah baru untuk membantu sekolah, lembaga penegak hukum setempat dan lembaga budaya dalam mencegah dan menanggapi aksi kekerasan semacam itu. (em/ps)/Associated Press/voaindonesia.com. []