Komitmen Presiden Jokowi Bangun Infrastruktur Demi Membuka Keterisolasian Papua

Jokowi mengatakan pembangunan infrastruktur seperti jalan Trans Papua, jembatan, pelabuhan laut, pelabuhan udara dan lainnya untuk memudahkan akses dan mobilitas warga Papua dari satu tempat ke tempat yang lain.
Presiden Joko Widodo (tengan) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono (ketiga kanan) dan sejumlah pejabat daerah setempat memberi keterangan saat meninjau proyek pembangunan Jembatan Holtekamp di Jayapura, Papua, Kamis (12/4). Jembatan Holtekamp yang berada di atas Teluk Youtefa dan menghubungkan Kota Jayapura dengan Distrik Muara Tami tersebut ditargetkan selesai pada akhir 2018. (Ant/Yulius Satria Wijaya)

Timika, (Tagar 12/4/2018) - Presiden Joko Widodo menegaskan komitmen pemerintahannya untuk terus membangun infrastruktur di Papua guna membuka keterisolasian wilayah-wilayah pedalaman dan pesisir.

Jokowi mengatakan pembangunan infrastruktur seperti jalan Trans Papua, jembatan, pelabuhan laut, pelabuhan udara dan lainnya untuk memudahkan akses dan mobilitas warga Papua dari satu tempat ke tempat yang lain.

"Kenapa dibangun infrastruktur jalan Trans Papua itu gunanya untuk menghubungkan satu tempat ke tempat yang lain sehingga memudahkan warga untuk bisa mengakses ke distrik (kecamatan), mengakses ibu kota kabupaten, supaya ada koneksi antarprovinsi, antarkabupaten dan antarkota. Arahnya ke sana," jelas Presiden di Timika usai melakukan kunjungan kerja ke Agats, Kabupaten Asmat, Kamis (12/4).

Menurut Jokowi, jika pemerintah belum bisa menyelesaikan masalah ketersediaan infrastruktur pendukung tersebut maka akan sulit untuk menyelesaikan berbagai persoalan dasar.

Persoalan dasar warga Papua di pedalaman dan pesisir seperti masalah ketersediaan dan pemenuhan gizi anak dan balita, perumahan layak sehat dan layak huni, ketersediaan pangan, akses mendapatkan pendidikan dan kesehatan berkualitas dan lainnya.

Ia menjelaskan, masalah ketersediaan infrastruktur pendukung dan dasar itu menjadi hal yang harus diselesaikan di seluruh kabupaten di Tanah Papua maupun di berbagai daerah lainnya di Indonesia.

"Terlepas dari berbagai dinamika yang ada, hal ini harus diketahui oleh semua kita," ujarnya.

Jokowi mengapresiasi berbagai program yang telah dikerjakan oleh berbagai kementerian terkait bersama Pemkab Asmat dan Satgas TNI pasca dicabutnya status Kejadian Luar Biasa/KLB campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat pada akhir Januari lalu.

Pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah membangun bak penampungan air bersih lengkap dengan sumur bor di sembilan lokasi di Asmat, lima diantaranya di Kota Agats dan empat lainnya di distrik-distrik yang lain.

Penyediaan fasilitas air bersih tersebut sangat penting untuk mendukung ketersediaan air bagi warga Asmat yang selama bertahun-tahun mengandalkan air hujan untuk konsumsi dan kebutuhan sehari-hari lantaran wilayah Asmat yang berada di daerah rawa dengan kondisi air payau.

Jokowi menturkan, penyediaan fasilitas air bersih tersebut tidak hanya berkaitan dengan soal pemenuhan gizi anak-anak tetapi juga berkaitan dengan soal sanitasi atau kesehatan lingkungan yang semakin baik di Asmat ke depan.

Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo bersama Menteri PU-PR Basuki Hadi Moeljono dan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek melakukan kunjungan kerja selama tiga jam di Agats, Asmat.

Presiden Jokowi bersama rombongan menggunakan tiga helikopter dari Bandara Mozes Kilangin Timika menuju Bandara Ewer, Asmat.

Usai berkunjung ke Asmat, Presiden Jokowi bersama rombongan menyempatkan diri menyalami ribuan warga Kota Timika pada Kamis petang di Jalan Cenderawasih sebelum bertolak menuju Sorong, Papua Barat. (ant/rmt)

Berita terkait