Komite Pedagang Pasar Dukung Jokowi Siapkan Sistem Online Petani

Sistem online itu untuk memangkas jalur distribusi pangan dari petani ke pedagang.
Ketua Umum Komite Pedagang Pasar (KPP), Abdul Rosyid Arsyad. (Foto: Istimewa)

Jakarta, (Tagar 19/2/2019) - Komite Pedagang Pasar (KPP) menyambut baik rencana capres Joko Widodo mempersiapkan sistem online bagi petani dalam bidang memajukan pangan.

Ketua Umum KPP, Abdul Rosyid Arsyad, mengungkapkan rencana Jokowi sejalan dengan KKP. Jokowi memiliki konsep dan sistem online bertujuan untuk mensejahterakan petani serta pedagang agar makin terbukanya iklim wirausaha di Tanah Air.

Sistem online itu untuk memangkas jalur distribusi pangan dari petani ke pedagang. Sehingga, kata Rosyid, masyarakat dapat membeli pangan dengan harga yang murah.

"Kami usulkan melalui sistem online dari petani ke bulog dan bisa langsung ke pedagang lalu ke masyarakat dengan komoditas pangan kebutuhan pokok masyarakat yang penjualannya di pasar tradisional," kata Rosyid kepada Tagar News, Selasa (19/2).

Rumah KecilSeorang petani membajak sawah di sudut Kota Makassar. (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Seiramanya rencana Jokowi dengan KPP ditinjau juga dengan adanya uji coba website serta aplikasi kitagelar.com. Nantinya, seluruh informasi tentang harga dan komoditas jenis pangan yang sedang mengalami panen akan disampaikan di website dan aplikasi tersebut.

Dalam masa sosialisasinya ke petani, Rosyid mengatakan pihaknya bakal memberikan pendampingan dan training tata cara menjalankan sistem onlinenya kepada petani dan pedagang se Indonesia sampai ke konsumen masyarakat luas dengan harapan adanya dukungan penuh, langsung dari Jokowi.

"Kami memohon dukungan langsung dari Bapak Presiden Jokowi, demi tercapai target utamanya sejahtera petani dan pedagang, serta terbukanya peluang wirausaha dan pekerjaan dalam satu sistem online," katanya.

Baca juga: Ditanya Bantuan untuk Unicorn Indonesia, Prabowo: Unicorn? Yang Online Itu?

Rosyid menuturkan, sistem online itu nantinya akan menggapai kesejahteraan masyarakat. Karena, lanjut Rosyid, transaksi yang diutamakan dalam jual beli online adalah petani, bulog dan pedagang khusus bahan kebutuhan pokok masyarakat.

Dari situ, pedagang juga bisa langsung menjualnya lagi ke konsumen yang memiliki jarak tak jauh, misalnya satu kota kabupaten dari lahan pertanian, divre bulog dan pasar tradisional.

"Kalau nantinya petani memiliki surplus komoditas pangan hasil panen petani dan bulog disetiap satu kota atau kabupaten, maka bisa dibeli pedagang di daerah kota atau kabupaten lainnya dengan sistem online, seluruh distribusi penjualan pangan bahan pokok sampai ke konsumen masyarakat akan dibantu dengan sistem online," ujar rosyid.

Ide mempersiapkan sistem online bagi petani terlontar dari Jokowi saat debat capres kedua di Hotel Sultan Jakarta pada Minggu (17/2). Saat itu, Jokowi menyebutkan bakal menjalankan revolusi 4.0 kepada petani.

"Saya yakini dengan persiapan SDM kita bisa mempersiapkan bangsa kita menuju revolusi 4.0. Contoh petani, perlunya petani dikenalkan pada market place sehingga bisa jualan online," ungkap Jokowi.

"Sehingga hubungan petani dan konsumen sangat cepat. Usaha kecil, mikro untuk tahu mereka manfaatkan online sistemnya. Ekosistem online sangat diperlukan dalam waktu yang sangat cepat ini sehingga kita tidak tertinggal dengan negara lain," pungkas Jokowi.

Baca juga: Jokowi Senggol Prabowo Soal Punya Lahan Ribuan Hektare di Kalimantan dan Aceh

Berita terkait
0
Indonesia Minta Malaysia Perhatikan Kondisi WNI di Tahanan Imigrasi Sabah
Sepuluh orang meninggal pada 2020, 18 orang meninggal tahun lalu, dan tujuh lainnya pada tahun ini meninggal di tahanan imigrasi Sabah