Komisi I DPR: Basis Abu Sayyaf di Wilayah Miskin

Disebutkan oleh anggota Komisi I DPR, Sukamta, basis wilayah Abu Sayyaf di Filipina ada di daerah miskin, perompakan terjadi akibat kemiskinan
Ilustrasi (Foto: worldbulletin.net)

Jakarta - Anggota Komisi I DPR Sukamta mengatakan aktivitas Abu Sayyaf masih belum selesai. Untuk itu, ia mengingatkan pemerintah agar teru waspada dan melindungi Warga Negara Indonesia (WNI).

Sukamta juga menjelaskan penyebab permasalahan yang selama ini memicu wilayah yang disasar para perompak. "Masalahnya perompakan Abu Sayyaf ini terjadi akibat dari kondisi kemiskinan di daerah-daerah basis wilayah Abu Sayyaf," kata Sukamta kepada Tagar, Rabu, 25 Desember 2019.

Maka, kata Sukamta, pendekatan kesejahteraan sosial ekonomi dan agama sangat perlu dimaksimalkan. Menurutnya, Indonesia harus mengedepankan hal-hal itu, untuk mencegah penculikan kembali berulang.

Tak hanya itu, ia juga menyebut harus dilakukan oleh pemerintah Indonesia bekerjasama dengan pemerintah Filipina. "Aksi tidak terhenti hanya pada patroli laut bersama dan operasi militer namun aksi mengatasi kemiskinan dan masalah sosial. Pendekatan agama juga harus dilakukan karena kesamaan agama dan sejarah perkembangan Islam di Filipina yang disebarkan oleh nenek moyang Minangkabau," ujar Sukamta.

Di luar itu, Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini memberi apresiasi terhadap pemerintah Indonesia yang bekerjasama dengan pemerintah Filipina dalam pembebasan dua dari tiga orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok Abu Sayyaf di perbatasan Filipina pada tanggal 24 September 2019.

"Alhamdulillah, 2 dari 3 WNI bisa terbebas dari penyanderaan Abu Sayyaf dengan selamat. Pemerintah Indonesia dan Filipina patut kita apresiasi atas hasil ini. Masih ada 1 WNI yang belum bebas. Semoga bisa menyusul dibebaskan segera," ujar Ketua DPP PKS Bidang Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri ini.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berencana untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Filipina untuk membahas penculikan warga negara Indonesia oleh Abu Sayyaf. Selain itu juga ada satu WNI yang menjadi tawanan di wilayah Filipina Selatan

Sebelumnya, Staf Khusus Bidang Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melakukan pembahasan terkait pencegahan penawanan terhadap WNI dengan Filipina dan Malaysia, terutama nelayan yang sering mencari ikan hingga ke perairan Filipina dan Malaysia.

"Sekaligus berterima kasih karena telah membantu pembebasan 2 orang nelayan Indonesia. Juga bicara soal langkah pencegahan agar penculikan tidak lagi terulang. Termasuk bicara dengan Malaysia," kata dia.

Diketahui Minggu, 22 Desember 2019, militer Filipina berhasil menyelamatkan dua pelaut Indonesia dari tiga pelaut yang diculik kelompok Abu Sayyaf. Tiga WNI itu bernama Maharudin Lunani (48), Muhammad Farhan (27), dan Samiun Maneu (27). []

Berita terkait
Prabowo Akan Temui Menhan Filipina Bahas Abu Sayyaf
Prabowo Subianto berencana untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan Filipina untuk membahas penculikan warga negara Indonesia oleh Abu Sayyaf.