Koalisi Jokowi-Ma'ruf: Visi Misi Kami Membumi, Tidak Jual Mimpi dan Ilusi

Koalisi Jokowi-Ma'ruf: visi misi kami membumi, tidak jual mimpi dan ilusi. Ini lima program Jokowi-Ma'ruf.
Jokowi Pakai Kemeja Motif Grafiti ke RSPAD | Bakal capres cawapres Pilpres 2019, Joko Widodo (kanan) dan Ma'ruf Amin tiba di RSPAD untuk menjalani tes kesehatan yang diselenggarakan KPU, Jakarta, Minggu (12/8/2019). (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Jakarta, (Tagar 14/9/2018) - Koalisi partai politik pengusung bakal calon presiden-calon wakil presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin menawarkan lima program yang akan dijalankan lima tahun kedepan, pembangunan infrastruktur tidak masuk.

"Untuk infrastruktur sudah hampir selesai, itu tanggung jawab untuk menjembatani satu wilayah dengan daerah lain," kata juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin, Irma Suryani Chaniago dalam diskusi bertajuk Mengintip Visi-Misi Capres-Cawapres, di Jakarta, Jumat (14/9) dilansir Antara.

Dia menjelaskan kelima program tersebut adalah pertama, pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan pemenuhan kebutuhan dasar.

Kedua, pengurangan kesenjangan antarwilyah melalui penguatan konektivitas dan kemaritiman. Ketiga, peningkatan nilai tambah ekonomi dan prnciptaan lapangan pekerjaan melalui pertanian industri pariwisata dan jasa produktif lainnya.

Keempat, pemantapan energi, pangan dan sumber daya air; dan kelima, ketahanan nasional dan suksesnya pemilu.

Menurut dia, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi fokus koalisi Jokowi-Ma'ruf, selama ini melalui kebijakan pendidikan dasar ditambah kemampuan masyarakat dengan memberikan keterampilan dalam Balai Latihan Kerja (BLK).

Irma menjelaskan koalisi Jokowi-Ma'ruf tidak menjual mimpi dan ilusi, namun memberikan bukti-bukti nyata, misalnya, membangun sumber-sumber air di berbagai tempat seperti di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Kami tidak janji, namun kerja meskipun belum paripurna karena masih ada kurang. Visi misi kami membumi, tidak menjual mimpi dan ilusi," ujarnya.

Anggota Komisi IX DPR RI itu mengatakan empat tahun pemerintahan Jokowi memang belum semua hal tercapai karena ada keterbatasan anggaran dalam APBN.

Menurut dia, Nawacita dibuat untuk dua periode, misalnya, pembangunan infrastruktur belum bisa dirasakan langsung hari ini karena baru terasa 10 tahun kedepan, misalnya, pertumbuhan ekonomi berkembang karena ekspedisi lebih cepat.

"Nawacita memang dibuat untuk dua periode, infrastruktur belum dirasakan hari ini karena 10 tahun kedepan pertumbuhan ekonomi bergeliat karena ekspedisi sampai lebih cepat sehingga banyak pertambahan nilai dari pembangunan jalan tol," paparnya.

Pengamat politik Emrus Sihombing dalam diskusi tersebut mengatakan visi yang disampaikan para kandidat harus diturunkan dalam bentuk program-program konkret untuk mengatasi persoalan bangsa, tidak hanya ekonomi.

Dia menilai tidak cukup hanya fokus menyelesaian persoalan ekonomi, namun harus holistik.

"Pasangan calon harus turunkan visi ke dalam program mengenai aspek kehidupan yang dihadapi masyarakat," ujarnya. []

Berita terkait