Kitorang Seduluran, Pesan Menembus Sekat

Slemania, suporter PSS Sleman, menyuarakan semangat persaudaraan melalui Kitorang Seduluran saat pertandingan PSS Sleman melawan Persipura.
Slemania, suporter PSS Sleman, menyuarakan semangat persaudaraan dan menolak rasisme melalui Kitorang Seduluran di pertandingan Shopee Liga 1 2019 saat PSS melawan Persipura Jayapura di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Kamis 19 September 2019. (Foto: Tagar/Gonang Susatio)

Sleman - Saat Slemania, salah satu suporter PSS Sleman, menampilkan koreografi Kitorang Seduluran di pertandingan Shopee Liga 1 2019, sepak bola seperti menjadi kekuatan yang menyatukan. Sepak bola mampu menembus sekat yang mencoba memisahkan manusia dengan membuat perbedaan-perbedaan lewat suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).

Kebhinekaan nyaris terkoyak saat Papua membara yang dipicu isu rasisme. Sebuah isu SARA yang sungguh keji karena hanya ingin membuat Indonesia tidak tenang. Namun gejolak sosial itu dengan cepat berhasil diredam. Meski demikian perbedaan yang terjaga lewat persatuan harus tetap terjaga. 

Papua adalah Indonesia. Seperti dituturkan Asep Handi Kurniawan, pentolan Slemania, "Kalau saudara-saudara kami di Papua tersakiti, kami merasakan hal yang sama. Karena Kitorang Seduluran. DIY-Papua bersaudara. Kami ingin menebarkan virus perdamaian lewat Kitorang Seduluran,” kata salah satu anggota Presidium Slemania, Asep Handi Kurniawan.

Saya sampaikan kepada pemain kalau kita berjuang tidak hanya untuk tiga poin, tetapi demi sesuatu yang lebih besar. Untuk kepentingan yang lebih besar, yaitu melawan rasisme

Sepak bola menjadi alat pemersatu. Saat isu rasisme merebak yang berbuntut dengan aksi demonstrasi orang Papua, tim-tim yang bertanding di Liga 1 serentak mengampanyekan 'stop rasisme'. Sepak bola menolak rasisme. 'No racism'

Tidak hanya tim yang bertanding, tetapi juga suporter. Semua menyuarakan 'stop rasisme'. Bahwa rasisme adalah hal buruk dalam sendi kehidupan. 

Tim dan suporter bersuara lewat sepak bola. Ya, sepak bola lebih dari sekadar pertandingan dengan semangat fair play. Sepak bola juga mengajarkan untuk bersikap fair play dalam kehidupan sehari-sehari. Sportivitas dan bersikap adil menjadi hal yang penting yang membuat kita bisa bekerja bersama dan saling menghargai tanpa ada sekat. 

"Dukungan dari suporter kepada kami untuk memerangi rasisme itu sungguh luar biasa. Semua tindakan untuk memperbaiki problem rasisme itu harus didukung," ucap Jacksen F. Tiago, pelatih Persipura Jayapura.

Misi Penting

Setelah insiden di Papua, Persipura bertanding melawan Persija Jakarta di Tenggarong, 11 September 2019. Saat itu, Jacksen menyampaikan kepada pemain kalau Persipura membawa misi penting di pertandingan yang kemudian dimenangkan Persipura 2-0 itu. 

"Saya sampaikan kepada pemain kalau kita berjuang tidak hanya untuk tiga poin, tetapi demi sesuatu yang lebih besar. Untuk kepentingan yang lebih besar, yaitu melawan rasisme. Ketika memasuki masa sulit jangan menempatkan diri di sisi negatif tetapi sisi positif. Jadi pemain bertanding untuk melawan rasisme," kata pelatih asal Brasil itu. 

Tim Persipura mendapat sambutan hangat saat bertamu ke Sleman. Banner raksasa sebagai bentuk koreografi Kitorang Seduluran yang memiliki makna 'kita bersaudara' mewarnai pertandingan Persipura melawan tuan rumah PSS yang berakhir imbang 1-1 di Stadion Maguwoharjo, Kamis 19 September 2019. 

Saat babak kedua digulirkan di pertandingan itu, ribuan Slemania yang memadati tribun utara melakukan aksi koreografi dengan warna merah putih. Selanjutnya, banner raksasa yang menggambarkan dua suporter saling berangkulan secara pelahan ditampilkan. Gambaran dari persaudaraan anak manusia meski dibedakan warna kulit tetapi mereka tak merasa berbeda.

Di bawah suporter yang berangkulan terdapat tulisan 'Kitorang Seduluran'. Aksi itu apresiasi dari belasan ribu suporter di stadion. Suporter Persipura yang berada di sebelah Slemania pun membalas aksi dengan menampilkan tulisan 'Stop Racism' dan 'Papua Sleman Bersaudara'. 

Sebuah persaudaraan yang indah dan pertandingan sungguh adem meski suporter dari kedua tim duduk bersebelahan. Mereka memiliki keyakinan sama bahwa sepak bola tetap bisa menyatukan perbedaan. 

Sepak bola tidak memiliki batas negara, agama dan bersifat universal. Jadi, sepak bola mampu menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan dalam sebuah bingkai pertandingan. 

Semangat yang diusung suporter seperti Slemania menjadi berarti. Pasalnya suporter merupakan komunitas dari akar rumput sampai level tinggi. Mereka bisa menularkan virus perdamaian setelah meninggalkan stadion. Sepak bola tidak hanya menekankan fair play tetapi mengajarkannya dalam keseharian. []

Berita terkait
Gagal Kalahkan PSS, Ini Jawaban Pelatih Persipura
Pelatih Persipura Jayapura Jacksen F. Tiago tak kecewa timnya gagal mengalahkan PSS Sleman dan bermain imbang 1-1 di Liga 1 2019 di Maguwoharjo.
Paksakan Pemain Tampil, PSS Imbangi Persipura
PSS Sleman harus berbagi poin setelah bermain imbang 1-1 melawan Persipura Jayapura di Liga 1 2019 di Stadion Maguwoharjo, Kamis 19 September 2019.
Kitorang Seduluran, Virus Perdamaian ala Slemania
Slemania, salah satu suporter PSS Sleman menebarkan virus perdamaian Kitorang Seduluran di laga Liga 1 2019 PSS melawan Persipura Jayapura.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.