Kisruh Pabrik Pupuk, Berapa Konsumsi Urea Nasional?

Pabrik Banggai Ammonia Plant di Sulawesi Tengah rencananya akan memasok bahan baku pembuatan pupuk urea bagi industri agro.
Ilustrasi pabrik Pupuk Indonesia Holding Company. (Foto: pupuk-indonesia.com).

Jakarta - Kisruh pembangunan pabrik Banggai Ammonia Plant di Sulawesi Tengah kini sedang mendapat sorotan lantaran melibatkan perusahaan BUMN PT Rekayasa Industri dan PT Panca Amara Utama (PAU) yang disinyalir milik pengusaha Garibaldi Thohir alias Boy Thohir.

Sedianya, fasilitas produksi tersebut akan memasok sejumlah besar bahan baku pembuatan pupuk urea bagi industri agro di Tanah Air. Lantas seberapa besar konsumsi dan produksi pupuk urea Indonesia dari tahun ke tahun?

Berdasarkan data yang dilansir oleh Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI), tingkat keterserapan pupuk urea sepanjang 2019 mencapai 5,42 juta ton. Angka tersebut menurun jika dibandingkan dengan periode 2018 yang sebesar 6,26 juta ton.

Sekretaris Jendral APPI Dadang Heru Kodri mengatakan menurunnya konsumsi pupuk di Tanah Air disebabkan oleh musim panas yang berkepanjangan pada tahun lalu. "Kedua harga juga terpengaruh menjadi rendah karena suplai berlebih di pasaran, sehingga tidak semua produsen di Indonesia bisa bersaing," ujarnya kepada Tagar di Jakarta, Jumat, 21 Februari 2020.

Selain itu, Dadang juga melihat subsidi pagu 2019 menurun karena data luas lahan pertanian menurun sesuai hasil pemetaan oleh pemerintah. Akan tetapi, sambung dia, Kementerian Pertanian siap menambah apabila ternyata kebutuhan dalam negeri ikut naik. "Kementan juga katanya mau mengupayakan harga bisa naik," ucap dia.

Hasil sebaliknya justru terjadi pada pupuk urea dengan area pemasaran mancanegara. Dalam rilisnya, APPI menyebutkan bahwa ekspor urea sepanjang tahun lalu meningkat 63 persen menjadi 1,86 juta ton dari sebelumnya 1,14 pada 2018.

Meskipun demikian, akumulasi penjualan di dalam negeri dan di luar negeri tahun lalu masih tergolong menurun jika melihat capaian serupa pada 2018. Total sales 2019 tercatat sebesar 7,28 juta ton, atau lebih rendah dari 2018 dengan 7,40 juta ton.

Meskipun ada tekanan pada sisi penjualan, kemampuan industri dalam negeri untuk memproduksi pupuk urea sebenarnya telah meningkat. Asumsi ini tercermin dari output nasional 2019 yang sebesar 7,72 juta ton, tumbuh tipis 3,7 persen dibandingkan dengan 2018 dengan 7,44 juta ton.

Adapun proyeksi untuk tahun ini, Dadang memperkirakan ada sedikit ruang bagi industri dalam negeri untuk tumbuh. Sikap optimistis tersebut didasarkan pada peningkatan ketidakpastian global yang membuat beberapa harga komoditas melonjak.

"Kemungkinannya akan sedikit tumbuh kalau musim hujan lebih panjang. Disusul harga internasional agak naik karena outbreak covid-19 di Tiongkok," tuturnya.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Pupuk Kaltim Salurkan 32.477,5 Ton Pupuk ke Sulsel
Untuk mengatasi kelangkaan pupuk subsidi di Sulawesi Selatan, Pupuk Kaltim menyalurkan 32.477,5 Ton.
Petani Jawa Tengah Keluhkan Langkanya Pupuk Subsidi
Sejumlah petani dari Jawa Tengah mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubdisi. Mereka akhirnya beli pupuk mahal demi menjaga kualitas tanaman.
Jawa Timur Mulai Kekurangan Pasokan Pupuk Organik
Pupuk organik di wilayah Jawa Timur mengalami kekurangan hingga 50 persen.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.