Kisruh Festival Danau Toba, Bupati Humbahas Bungkam

Rencana Gubernur Sumatera Utara menghapus Festival Danau Toba tahun 2020, tak mendapat respons dari Bupati Humbahas.
Sekretaris Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Humbahas, Nelly Frisda. (Foto: Tagar/Karmawan Silaban)

Humbahas - Rencana Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi untuk menghapus Festival Danau Toba tahun 2020, memantik ragam reaksi keras dari berbagai pihak di kawasan Danau Toba. Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor malah bungkam.

Dihubungi lewat sambungan telepon, Senin 13 Januari 2020, Dosmar Banjarnahor tak membalas ditanya soal wacana penghapusan Festival Danau Toba tahun 2020.

Sementara itu, Sekretaris Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Humbahas, Nelly Frisda menyebut, Danau Toba sebagai destinasi super prioritas harus diperlakukan dengan bijaksana melalui perencanaan agenda kegiatan pariwisata yang matang,

"Festival Danau Toba merupakan event pariwisata di Danau Toba, tidak perlu ditiadakan. Yang perlu dilakukan evaluasi dalam materi kegiatan, agar pengunjung tertarik," ungkapnya.

Menurut dia, pelaksanaan kurang menarik pengunjung, bukan alasan untuk meniadakan atau menghapus.

"Memang beberapa kali kegiatan FDT, belakangan ini kurang seru, kurang menarik minat. Maka jadi perlu diperbaharui event FDT ini ke depannya," harapnya.

Ditegaskan, tanpa adanya event, Danau Toba akan sulit bangkit sebagai destinasi prioritas dan pasti akan berdampak terhadap upaya promosi.

"Tujuan festival bagian dari promosi Danau Toba. Kita masih beda dengan daerah lain, sudah selangkah maju dari kita. Sebut saja Samosir, sudah ada event tahunan mereka," kata politikus Partai Golkar itu.

Supaya Festival Danau Toba tidak terkesan pemborosan, perlu ditingkatkan komunikasi dan bekerja sama

Pendapat senada disampaikan Ketua Sanggar Seni Martabe Humbahas Binharan Manalu. Menurut dia, Danau Toba telah menjadi destinasi super prioritas oleh pemerintah pusat. Danau Toba masuk deretan 10 destinasi wisata yang akan bertaraf internasional.

"Kurang bersinergi, apabila rencana meniadakan FDT. Tidak perlu ditiadakan, namun kegiatan atau event seharusnya dikemas agar atraksinya lebih berwarna," katanya.

Dia menyarankan, dalam mensiasati bentuk atraksi yang menarik, pihak Pemprov Sumatera Utara bisa melakukan koordinasi dengan daerah di pinggiran Danau Toba, juga dengan pihak Kementerian Pariwisata.

"Sangat disayangkan apabila dihapus, karena Festival Danau Toba adalah salah satu event tingkat nasional dan agenda tahunan yang sudah sah launching dari kementerian yang mana kegiatan tersebut dilaksanakan secara bergiliran di kabupaten sekitar Danau Toba sebagai tuan rumah dan peserta dalam festival itu seluruh kabupaten kota se-Sumut," katanya.

Festival Danau Toba kata dia, membutuhkan solusi melalui sentuhan, agar kegiatannya dikemas semenarik mungkin.

"Itu dilakukan melalui evaluasi atas pelaksanaan sebelumnya. Supaya Festival Danau Toba tidak terkesan pemborosan, perlu ditingkatkan komunikasi dan bekerja sama baik dari sisi perencanaan maupun dari sisi pendanaan," tukasnya.

Dia mengungkap pelaksanaan Festival Danau Toba 2017 di Humbahas, berlangsung cukup baik. Ketika itu, pengunjung diperkirakan lima ribu orang sampai sepuluh ribu orang hadir di objek wisata Sipinsur, Kecamatan Paranginan.[]

Berita terkait
DPRD Sumut Tak Setuju Festival Danau Toba Ditiadakan
Penghapusan Festival Danau Toba 2020 oleh Dinas Kebudayaan dan Parawisata Sumatera Utara menuai reaksi keras di DPRD Sumut.
Festival Danau Toba Ditiadakan, Begini Reaksi Publik
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menyebut akan menghapus Festival Danau Toba (FDT) 2020. Ragam reaksi muncul.
Menpora Kagumi Danau Toba dan Cerita soal Ulos Batak
Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Zainudin Amali mengutarakan kekagumannya atas panorama Danau Toba dan cerita menerima ulos Batak.
0
Usai Terima Bantuan Kemensos, Bocah Penjual Gulali Mulai Rasakan Manisnya Hidup
Dalam hati Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9), sering muncul rasa rindu bisa bermain sebagaimana anak seusianya. Main bola, sepeda.