Kisah Wafatnya Empat Istri Presiden Indonesia

Kisah meninggalnya istri Presiden Indonesia yang disebabkan karena sakit yang diderita.
Jenazah Ani Yudhoyono tiba di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta, Minggu 2 Juni 2019. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jakarta - Empat istri Presiden Indonesia menghembuskan napas terakhir disebabkan karena penyakit yang diderita. Masyarakat belum banyak yang mengetahui bagaimana penyebab dari wafat para Ibu Negara itu.

Berikut Tagar akan rangkumkan informasi terkait penyebab wafatnya empat istri Presiden Indonesia.

1. Fatmawati Soekarno

Fatmawati SoekarnoFatmawati Soekarno. (Foto: rrustani.blogspot.com)

Istri dari Presiden Indonesia pertama meninggal pada 14 Mei 1980 di General Hospital Kuala Lumpur. Serangan jantung membuat Fatmawati harus kembali kepada sang pencipta, saat dalam perjalanan pulang umroh dari Mekkah. Ia dimakamkan di Karet Bivak Jakarta.

Sebelum ajalnya tiba, perempuan kelahiran 5 Februari 1923 itu masih memikirkan Indonesia. Atas pengabdiannya kepada Indonesia, pemerintah menganugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 118/TK/2000 pada 4 November 2000.

"Datang ke Mekkah sudah menjadi pendaman cita-citaku. Saban hari aku melakukan zikir dan mengucapkan syahadat serta memohon supaya diberi kekuatan mendekat kepada Allah. Juga memohon supaya diberi oleh Tuhan, keberanian dan melanjutkan perjuangan fi sabilillah," kata Fatmawati.

Aku berdoa untuk cita-cita seperti semula, yaitu cita-cita Indonesia Merdeka. Jangan sampai terbang Indonesia Merdeka.

Nama Fatmawati kemudian diabadikan sebagai nama jalan dan rumah sakit. Mulanya Rumah Sakit (RS) Fatmawati bernama Rumah Sakit Ibu Soekarno yang didirikan pada 1954.

Pada 15 April 1961, penyelenggaraan dan pembiayaan rumah sakit diserahkan kepada Departemen Kesehatan sehingga tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari jadi RS Fatmawati yang berada di Kelurahan Cilandak Barat, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan.

Untuk mengenang jasa Fatmawati kepada negara, Pemerintah Indonesia kembali mengabadikan nama Fatmawati sebagai nama bandara, menggantikan nama Bandar Udara Padang Kemiling pada 14 November 2001. Peresmian perubahan nama itu dilakukan oleh putrinya yang saat itu menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri.

2. Tien Soeharto

Tien SoehartoPresiden kedua RI Soeharto dan Ibu Negara Tien Soeharto. (Foto: Intisari)

Pemilik nama lengkap Raden Ayu Siti Hartinah meninggal pada 28 April 1996. Penyebab meninggalnya istri presiden Indonesia kedua ini sempat menjadi misteri.

Rumor yang beredar, Ibu Tien meninggal disebabkan tertembak peluru saat Tommy Soeharto tengah bersitegang dengan kakaknya Bambang Trihatmodjo. Saat itu kedua putra berseteru berebut proyek mobil nasional.

Bertahun-tahun rumor itu berkembang pesat. Sampai akhir terungkap dalam buku "Pak Harto, The Untold Stories", yang diulas secara lengkap oleh mantan ajudan Soeharto, Jenderal Sutanto. Ia menceritakan tentang kronologis kematian Ibu Tien.

Kala itu Sutanto menjadi saksi detik-detik wafatnya Tien Soeharto. Dari pengakuan Sutanto, perempuan kelahiran 23 Agustus 1923 itu meninggal dunia karena sakit jantung yang sudah lama diderita.

Berdasarkan cerita dari buku itu, Sutanto sedang menemani Soeharto memancing di Anyer, Banten pada Jumat, 26 April 1996. Sedangkan Tien berada di sentra pembibitan buah Mekarsari.

Karena terlalu asyik dan bahagia melihat tanaman yang sedang berbuah, Tien tidak memperhatikan kesehatannya. Padahal saat itu, ia sudah memiliki gangguan jantung.

Dokter yang mengetahui tentang sakit Ibu Tien, sudah memberitahukan agar tidak berjalan jauh dan lama. Namun hal itu diabaikan.

Akibat kelelahan, Minggu, 28 April 1996 sekitar pukul 04.00 WIB, Ibu dari Tommy Soeharto itu tiba-tiba terkena serangan jantung.

Pada saat itu, Ibu Tien terlihat sulit bernapas, hingga akhirnya dokter Kepresidenan memberi bantuan awal dengan memberikan pernapasan melalui tabung oksigen. Selanjutnya, ia dilarikan ke RSPAD Gatot Subroto.

Segala upaya medis sudah dilakukan untuk menyelamatkan istri dari Soeharto itu. Tetapi sia-sia, ia harus menemui ajal pada pukul 05.10 WIB, Minggu, 28 April 1996.

Kemudian Ibu Tien dimakamkan di Astana Giri Bangun, Jawa Tengah sekitar pukul 14.30 WIB. Masyarakat turut mengiringi kepergian Ibu Negara yang dicintai pada saat itu. 

3. Hasri Ainun Besari (Ainun Habibie)

Ainun HabibiePresiden kedua RI BJ Habibie bersama Ibu Negara Hasri Ainun Habibie. ( (Foto: AFP/Adek Berry)

Istri Presiden Indonesia ketiga BJ Habibie meninggal di Munchen, Jerman pada 22 Mei 2010, pada usia 72 tahun. Ainun, sapaannya, meninggal karena kanker ovarium.

Awalnya Ainun tak menyangka, penyakit ini baru terungkap saat menjalani proses pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Ludwig-Maximilians-Universität, Klinikum Grosshadern, Munchen, Jerman. Istri dari Habibie itu harus dirawat intensif sejak 24 Maret 2010.

Selama perawatan, perempuan kelahiran 11 Agustus 1937 itu menjalani sembilan kali operasi. Empat dari sembilan operasi merupakan operasi utama, sedangkan sisanya merupakan eksplorasi.

Akhirnya pada 22 Mei 2010 pukul 17.35 waktu Munchen, Jerman, Ainun menghembuskan napas terakhir. Jenazah Hasri Ainun Habibie diberangkatkan tanggal 24 Mei 2010 dari Jerman dan tiba di Jakarta pada 25 Mei 2010, kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada hari itu juga.

4.  Ani Yudhoyono

Ani YudhoyonoKunjungan kerja Presiden Republik Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyon bersama Ani Yudhoyono di Kota Parepare tahun 2014 yang lalu. (Foto: Dokumen Pemerintah Kota Parepare)

Kunjungan kerja Presiden Republik Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyon bersama Ani Yudhoyono di Kota Parepare tahun 2014 yang lalu. (Foto: Dokumen Pemerintah Kota Parepare)

Pemilik nama lengkap Kritiani Herrawati meninggal pada 1 Juni 2019 di Rumah Sakit Universitas Nasional, Singapura. Kanker darah menjadi penyebab istri presiden keenam itu kembali kepada sang pencipta.

Sebelum menghembuskan napas terakhir, Ani Yudhoyono sempat menjalani perawatan selama empat bulan di rumah sakit. Wafatnya istri SBY itu meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga dan masyarakat Indonesia.

Penyakit yang diderita Ani diketahui pada 2 Februari 2019. Sejak saat itu sang suami Susilo Bambang Yudhoyono selalu setia menemani.

Satu bulan perawatan, kesehatan Ani mulai terlihat lebih baik. Karena pengobatan yang intensif dan kemoterapi yang dijalani.

Saat itu Ani Yudhoyono sempat mengunggah fotonya berjalan-jalan di taman sambil mengucap rasa syukurnya bisa melihat hijaunya daun dan cerahnya langit secara langsung.Awal Maret 2019, dokter mengizinkan Ani Yudhoyono keluar ruangan dan berjalan-jalan menghirup udara luar. Sebelumnya Ibu dari Agus Harimurti Yudhoyono hanya berdiam diri di kamar rumah sakit atau ruang ICU

Saat itu Ani Yudhoyono sempat mengunggah fotonya berjalan-jalan di taman sambil mengucap rasa syukurnya bisa melihat hijaunya daun dan cerahnya langit secara langsung.

Alhamdulillah setelah 3 bulan tidak menghirup udara segar, hari ini saya diperkenan dokter keluar ruangan untuk melihat hijaunya daun, birunya langit dan segarnya udara walau hanya 1-2 jam. Terima kasih Ya Allah.... Semoga kesehatanku semakin pulih. Mohon doa teman-teman semua.

Kondisinya kembali menurun pada 29 Mei 2019 dan kembali masuk ke ruang ICU. Setelah tiga hari masuk ICU, kondisi Ani semakin kritis, akhirnya pada 1 Juni 2019, ia dinyatakan meninggal dunia.

Dihari yang sama, jenazah Ani Yudhoyono diberangkatkan dari Singapura menuju kediamannya di Cikeas Bogor, Jawa Barat. Pada Minggu 2 Juni 2019, almarhumah Ani Yudhoyono baru dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata Jakarta. []

Berita terkait
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.