Kisah Panjang Kasus Kemanusiaan Uighur di Xinjiang

Kisah kekerasan terhadap etnis Uighur yang telah lama mendiami provinsi paling barat Xinjiang di China.
Demonstrasi mendesak pembebasan Muslim Uighur. (Foto: AFP/Ozan Kose)

Jakarta - Etnis muslim minoritas yang mendiami Xinjiang, provinsi paling barat di China itu disebut Uighur. Akhir-akhir ini kasus kemanusiaan yang menyelimuti etnis tersebut kembali mencuat secara internasional.

Ditinjau dari Jalur Sutra oleh Marco Polo, Etnis Uighur memiliki akar sejarah yang mengikat kuat di Xinjiang. Kehidupan orang Uighur berbeda dengan suku lain di Asia Tengah yang memiliki kebiasaan hidup nomaden.

Jika ditelusuri lebih lanjut, seperti peninggalan kuno seperti pasar orang Uighur seperti Kashgar, Khotan, atau Yarkhand akan ditemukan sejumlah yang mengisyaratkan catatan penting sejarah. 

Sementara untuk bentuk fisik orang Uighur dikenal memiliki paras yang menawan dengan mata berwarna hazel maupun biru. Sekarang, kebanyakan orang Uighur memeluk agama Islam berpadu kepercayaan Sufisme.

Orang Uighur versi China

Dalam dokumen yang disebut "Historical Matters Concerning Xinjiang" yang dikeluarkan Kantor Informasi China, menyebutkan jika Islam bukanlah agama satu-satunya yang dianut Uighur, namun Islam merupakan agama yang berkembang baik di Xinjiang.

Dijelaskan juga, bahwa etnis Uighur memeluk Islam bukanlah kehendak sendiri, melainkan karena ada paksaan. Hal itu terjadi ketika masa ekspansi Arab, sehingga saat ini banyak dari etnis Uighur yang tidak menganut agama Islam, atau tidak menjalankan praktik beragama sama sekali.

Uighur di kamp yang dibuat ChinaPara peserta didik kamp pendidikan vokasi etnis Uighur di Kota Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang, China, berolahraga di lapangan voli pelataran asrama, Jumat, 4 Januari 2019. Kamp pendidikan tersebut disoroti PBB dan dunia Barat karena dianggap sebagai pola deradikalisasi yang melanggar HAM, namun China menyangkal karena para peserta didik diajari berbagai keterampilan. (Foto: Antara/M Irfan Ilmie)

Tidak hanya itu, dalam dokumen itu juga mengatakan sejarah Uighur sangat erat dengan Turki. Sekira abad 8 nenek moyang Uighur saat ini merupakan korban perbudakan bangsa Turki yang hingga sekarang ini mempengaruhi budaya mereka.

China secara tegas menyampaikan dalam dokumen tersebut, Uighur merupakan bagian tak terpisahkan dari negeri tirai bambu dan bukan Turki Timur seperti yang dengungkan di dunia internasional. Hanya saja secara administrasi, Xinjiang memang memiliki otonomi daerah. 

Pada kurun 1933 dan 1944, Uighur pernah mendeklarasikan kemerdekaan Republik Turkestan Timur. Tetapi hal itu tidak berlangsung lama, setelah Xinjiang secara resmi ditetapkan sebagai wilayah autonomous di dalam Tiongkok, seperti Tibet di bagian selatannya.

Etnis Uighur pernah melakukan protes besar terhadap penindasan serta ketidakadilan yang dilakukan pemerintah China pada 1990an. Hal ini kemudian direspon China dengan menerjunkan aparat untuk memukul mundur pemrotes hingga menewaskan puluhan dan menangkap ratusan orang. 

Kejadian ini kemudian belakngan disebut sebagai Kampanye Hantam Keras (Strike Hard) karena upaya paling mematikan.

9/11 Efek

Ketika terjadi pengeboman pada 9 November atau 9/11 di Amerika Serikat pada 2001 lalu, pemerintah negeri tirai bambu itu menyebut separatis Uighur menjadi bagian dari Al Qaeda dan telah mendapat pelatihan di Afghanistan. Meski kurang cukup bukti dalam pernyataan itu.

Akibatnya, lebih 20 orang Uighur ditahan militer AS saat invasi ke Afghanistan dan dipenjarakan di Guantanamo Bay tanpa pengadilan dan sebagian besar dari mereka sekarang sudah dipindahkan ke tempat lain.

Uighur di kamp yang dibuat ChinaPenghuni kamp pelatihan pendidikan vokasi kota Hotan menari saat kunjungan wartawan dan pejabat di Hotan, Daerah Otonomi Xinjiang Uighur, Cina, Sabtu, 5 Januari 2019. Kunjungan ini diorganisasi oleh pemerintah Cina pasca kabar tindakan pelanggaran HAM terhadap etnis Muslim Uighur. (REUTERS/Ben Blanchard)

Selain itu, Etnis Uighur juga dihadapkan pada perselisihan dengan etnis Han hingga terjadi selaing serang. Paada Juli 2009 dikabarkan 200 orang tewas dan sekitar 1.700 lainnya cedera dalam kerusuhan hebat di ibu kota Urumqi, Xinjiang.

Pemerintah China lagi-lagi menuduh Uidhur sebagai dalang kerusuhan dan dicurigai sebagai pembangkang dan separatis. Akhirnya, sejumlah orang ditembak dan di jebloskan ke sel tahanan hingga bertahun-tahun.

Upaya Penghapusan Identitas 

Hingga akhirnya, pemerintah China mulai menghilangkan penulisan bahasa Uighur dalam alfabet Arab di lembaga pendidikan tinggi. Bahkan, orang-orang Uighur dibatasi ruang geraknya dengan pelarangan untuk bepergian keluar Xinjiang.

Tidak hanya itu, Uighur yang berhasil menetap di kota lain di wilayah Tiongkok juga mendapat peniliaian miring dari etnis lainnya. 

Menurut laporan kelompok hak asai manusia dan sebuah panel PBB, ada sekitar satu juta orang Uighur Kazakh, dan kelompok minoritas lain ditahan di kamp-kamp penampungan internir di provinsi barat-jauh Xinjiang.

Kendati demikian, China mengklaim penahanan kamp tersebut untuk pelatihan kejuruan warga Uighur. Selain itu juga untuk mencegah radikalisme dan terorisme agama. []

Berita terkait
Mahfud MD Undang Dubes China Bahas Uighur
Mahfud MD membantah tidak sepemahaman dengan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko terkait sikap terhadap muslim Uighur.
XDRC Tidak Temukan Hambatan Beribadah Etnis Uighur
Sebuah lembaga di Xinjiang, China, tidak menemukan hambatan beribadah bagi etnis Muslim Uighur, berlangsung normal dan beribadah sehari-hari
Menelusuri Jejak Masa Silam Etnis Uighur di China
Etnis minoritas di China, Uighur menjadi perbincangan hangat dunia belakangan ini.
0
Massa SPK Minta Anies dan Bank DKI Diperiksa Soal Formula E
Mereka menggelar aksi teaterikal dengan menyeret pelaku korupsi bertopeng tikus dan difasilitasi karpet merah didepan KPK.