Kisah Bang Pe’i, Robin Hood dari Pasar Senen

Bang Pei merupakan jawara asal jakarta yang banyak jasanya, beliau mempunyai nama aslu Imam Syafei yang akrab di panggil Bang Pe’i.
Bang Pe’i Jawara Pasar Senen (Foto: Tagar/eddysolfi)

Jakarta - Bang Pei merupakan jawara asal jakarta yang banyak jasanya, beliau mempunyai nama aslu Imam Syafei yang akrab di panggil Bang Pe’i.

Bang Pe’i mengalami masa kecil yang cukup menyedihkan. Karena ketika dia berusia empat tahun, dia sudah menjadi anak yatim karena ayahnya ditusuk hingga tewas dengan golok oleh lawannya yang saat itu ingin menguasai Pasar Senen. 

Hal ini yang menyebabkan dia dititipkan kepada seorang ulama bernama Habib Qodir al-Hadad.

Selama beliau tinggal bersama dengan Habib Qodir al-Hadad, beliau belajar tentang ilmu bela diri dan ilmu agama. Dengan belajar ilmu bela diri, belian bertekad suatu saat dia bisa melakukan aksi balas dendam terhadap orang yang membunuh ayahnya.

Selanjutnya beliau tinggal bersama dengan bibinya di Pasar Senen dan dari situlah Bang Pe’i memulai kariernya. Pekerjaan pertama yang dia lakukan ialah membentuk sebuah Geng yang anggotanya terdiri dari anak seusianya. 

Geng ini bertugas untuk mengumpulkan beras dan sayur-mayur yang nantinya diberikan ke ibu dan kedua adik Bang Pe’i. Tindakan beliau ini yang dianggap mencuri membuat dia dijebloskan ke Penjara LOG yang dikhususkan untuk anak-anak.

Beliau menghabiskan waktu di penjara selama setahun. Di penjara beliau mulai menjadi jagoan setelah mengalahkan jawara Penjara LOG yang berasal dari suku Ambon.

Selepas dari penjara LOG, beliau kembali ke Pasar Senen dan sempat belajar ilmu bela diri di Kalimantan. Di Pasar Senen lah, beliau berhasil menjadi jawara Pasar Senen setelah mengalahkan jawara pasar Senen sebelumnnya, Muhayar, yang juga merupakan dari anak dari pembunuh ayahnya Bang Pi'ie.

Ketika beliau menjadi jawara Pasar Senen pada saat masa Belanda, beliau mendirikan sebuah organisasi copet rahasia yang bernama komplotan 4 sen. Setiap anggotanya diminta untuk memperoleh uang copet paling sedikit 4 sen yang nantinya diberikan kepada organisasi.

Menyerahnya Jepang kepada Sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945 membuat Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia dua hari kemudian. 

Akan tetapi, sebulan kemudian tentara sekutu bersama dengan NICA mendarat di Jakarta. Mendengar kabar tersebut, Bang Pe’i mendirikan sebuah pasukan yang dinamakan Organisasi Pejuang Indonesia (OPI). 

Anggota pasukan ini terdiri dari pelajar, pemuda, bekas Heiho & Polisi, dan tukang copet.

Ketika bertempur melawan NICA, Bang Pe’i membentuk sebuah koalisi yang terdiri dari para jawara-jawara Jabodetabek seperti Haji Darip, KH Noer Ali, dan Mat Depok. 

OPI melakukan berbagai perlawanan hebat terhadap NICA di kawasan Jakarta, tepatnya di wilayah Senen. Bang Pe’i pernah memenangkan pertempuran melawan NICA di Senen dan Galur.

Selama pertempuran melawan NICA, dia terkenal dengan kegigihannya. Beliau berada dibarisan depan ketika melawan dengan NICA dan memimpin perlawanan walaupun dalam kondisi sakit. 

Dan selama perlawanan melawan Belanda, Bang Pe’i sempat ditangkap oleh Belanda. Namun ajaibnya dia berhasil melarikan diri ketika dia berada di mobil tahanan.

Berkat kegigihannya beliau diangkat sebagai komandan perlawanan Jakarta yang bermarkas di Kampung Rawa, Gang Sentiong, dan Utan Panjang dan dia beserta pasukannya bergabung dengan Laskar Rakyat Jakarta Raya.

Perlawanan Bang Pe’i di Jakarta baru berhenti ketika Sutan Sjahrir memberikan perintah kepada pejuang untuk mengosongkan Jakarta karena ada diplomasi antara Sekutu dan pemerintah Indonesia. 

Bang Pe’i beserta pasukannya pindah ke Karawang. Di Karawang lah, beliau berhasil menumpas perlawanan yang dipimpin oleh Gelung dengan cara menyiramkan air mendidih yang dicampur dengan kapur barus karena Gelung sendiri memiliki kekebalan.

Kemudian Bang Pe’i bergabung dengan TNI pada tahun 1946 dengan pangkat kapten. Pasukan di bawah Bang Pe’i dimasukkan ke TNI Kesatuan Resimen V Brigade III Kiansantang Divisi I Batalyon Siliwangi. Pasukan dia juga sempat terlibat dalam penumpasan Pemberontakan PKI Madiun 1948.

Seusai Belanda hengkang dari Indonesia, Bang Pe’i masih merupakan orang yang berpengaruh di Jakarta, walaupun pangkat dalam dinas TNInya turun dari mayor menjadi kapten. Dia mengerahkan massa untuk melakukan demonstrasi di depan istana presiden pada tanggal 17 Oktober 1952 yang menuntut pembubaran parlemen.

Pada tahun 1950an Bang Pe’i mendirikan Organisasi Cobra yang beroperasi di Salemba dan Senen. Cobra memiliki bertugas untuk mencegah para bandit untuk berbuat onar di toko-toko, perjudian, dan kasino Senen. Maka dari itu, bisnis usaha tersebut yang ingin memiliki rasa aman harus membayar uang keamanan kepada Cobra.

Setelah para pemilik toko membayar uang keamaanan kepada Organisasi Cobra, tidak ada bandit yang berani meneror toko tersebut. Pasalnya setiap bandit yang melakukan hal tersebut akan ditampar oleh Bang Pe’i. Dengan begitu, beliau mendapatkan julukan "Robin Hood daerah Senen". Cobra bubar pada tahun 1959.

Walaupun Cobra bubar, pengaruh Bang Pe’i masih ada. Bang Pe’i pernah ditawari jabatan sebagai komandan pasukan Tjakrabirawa (pengawal presiden Soekarno). Akan tetapi beliau menolak tawaran jabatan tersebut.

Dia pernah ditunjuk sebagai Menteri Negara khusus urusan keamanan dalam Kabinet 100 Menteri Soekarno pada tanggal 21 Februari 1966 dengan tugas mengendalikan demonstrasi mahasiswa. Pengangkatan Bang Pe’i ini menimbulkan kontroversi, terutama bagi lawan politik Soekarno. Mereka menjuluki Bang Pe’i sebagai "menteri copet", "ahli teror", dan "ketua bajingan-bajingan di Jakarta". Kabinet tersebut juga mendapatkan julukan "Kabinet Kriminal".

Jabatan dia hanya dia pegang sampai bulan Maret 1966 saja. Pasalnya, beliau ditangkap oleh tentara pada tanggal 18 Maret 1966 dan dicopot dari dinas militernya hanya karena beliau loyal kepada Soekarno. Bang Pe’i baru dibebaskan pada tahun 1975.

Setelah itu, beliau menghabiskan sisa hidupnya di Kebayoran Baru sampai beliau wafat pada tanggal 9 September 1982. Beliau pernah ditawari untuk kembali bekerja di TNI dengan iming-iming dinaikkan pangkatnya dan jabatan duta besar, namun dia menolaknya.

Inilah kisah perjalanan hidup Bang Pe’i jawara Jakarta yang di juluki Robin Hood. 

Sumber: Facebook Album Sejarah


(Haykal)

Berita terkait
Kenapa Muslim Wajib Puasa Ramadan, Ini Sejarahnya
Puasa adalah ibadah kepada Allah dengan menahan lapar dan haus serta semua yang membatalkan puasa dimulai dari fajar hingga matahari terbenam.
Sejarah Asal Usul Cakung yang Merupakan Akses Jalur Perairan
Cakung sendiri sudah berdiri pada abad ke 14 – 15 Masehi. Pada awalnya kampung ini bernama Pulo Aren.
Inilah 4 Candaan April Mop Terburuk dalam Sejarah, Bahkan Ada yang Sampai Meninggal
Beberapa candaan yang dilakukan saat April Mop dapat membawa kepanikan massal, bahaya, atau berakibat fatal.