Kisah Ahok dan Penghargaan Roosseno Award IX

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) baru-baru ini mendapat penghargaan Roosseno Award IX.
Ahok dan Djarot bertemu saat acara Penghargaan Roosseno Award IX 2019. (foto:youtube)

Jakarta - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) baru-baru ini mendapat penghargaan Roosseno Award IX, atas capaiannya sebagai tokoh yang memiliki integritas dan memiliki gebrakan yang sangat besar, kemudian etos kerja yang baik saat memimpin Ibu Kota Jakarta. 

Untuk informasi, Roosseno Award adalah penghargaan untuk peneliti dan tokoh Indonesia yang memberi inspirasi atas karya, kegiatan, dan semangat dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, atau sosial humaniora. Penghargaan ini telah digelar sejak tahun 2011.

Selain Ahok, beberapa tokoh Indonesia yang pernah menerima Roosseno Award yakni Presiden RI ketiga B.J. Habibie, Budayawan Franz Magnis Suseno, Guru Besar Universitas Tarumanagara Wiratman Wangsadinata, Ketua Komnas Perempuan pertama Saparinah Sadli, dan tokoh kedokteran Indonesia R. Sjamsuhidajat Ronokusumo.

Meski saat ini tidak memiliki jabatan penting di pemerintahan, sosok fenomenal ini masih dapat mempengaruhi kalangan masyarakat juga pemimpin di daerah untuk mengikuti jejaknya sebagai sosok yang bersih.

Saat menerima penghargaan Roosseno Award IX, pria yang akrab dipanggil Ahok itu sempat bercerita saat menjadi gubernur, hingga masuk penjara atas tuduhan penistaan agama.

Terima kasih untuk penghargaan Roosseno Award IX yang diberikan kepada saya. Ini merupakan suatu kehormatan untuk saya. 

"Saya menganggap ini sebagai bagian dari penguasaan diri, seperti yang saya alami diwaktu kemarin, dimana saya adalah seorang Gubernur, dalam waktu sekejap kehidupan saya berubah, kalah di pilkada divonis bersalah, langsung masuk tahanan," kata Ahok melalui akun Instagramnya @basukibtp, 22 Juli 2019.

Meskipun sempat merasa kecewa dan berfikir bahwa pada kasus penistaan Ahok merasa dikorbankan. Namun, kekecewaan itu perlahan hilang saat berada di Mako Brimob. Belajar lebih menahan diri untuk tidak begitu mudah untuk marah pun dilakukan demi menguasai diri menghadapi segala persoalan yang menyerang.

"Saya mulai bisa mengusai diri saya, membangkitkan kembali semangat saya. Saya berpikir bahwa ditahan untuk bisa melatih diri dan semakin mengenal Tuhan agar nanti ketika keluar menjadi model bagaimana menjadi manusia yang penuh kasih, damai, sabar, murah hati dan penuh penguasaan diri," katanya.

Selain itu, memberikan bantuan kepada masyarakat yang kurang mampu merupakan prinsip yang selalu dia tanamkan pada dirinya. Pasalnya, dengan melakukan hal seperti itu sangat sesuai dengan nilai dalam sila kelima.

Salah satu contoh yang nyata dilakukannya saat menduduki jabatan sebagai Gubernur DKI, dengan cara memberikan kartu yang dapat meringankan beban masyarakat.

"Maka setiap anak generasi penerus memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan tinggi, artinya generasi penerus dari satu keluarga yang secara ekonomi kurang mampu memiliki kesempatan memperbaiki kondisi ekonominya agar lebih sejahtera," ucapnya.

Masih pada status yang dicatatkan untuk followernya, Ahok menjelaskan bekerja tanpa harus melakukan tindakan korupsi adalah suatu yang sangat mulia dilakukan para pemimpin masa depan. Kemudian, dengan cara bersatu demi kebaikan bangsa dan negara pun sangat dibutuhkan.

"Memaafkan kesalahan masa lalu, harus ada rekonsiliasi nasional bagi seluruh kekhilafan/kesengajaan terjadinya kejahatan kemanusiaan demi kekuasaan, ini harus dilakukan supaya kita tidak terjebak dalam polemik saling menyalahkan soal masa lalu," ucapnya. []

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.