Jakarta – Sementara sejumlah negara sedang mempertimbangkan untuk memberikan vaksin Covid-19 kepada anak-anak, negara-negara lain, seperti Kerajaan Lesotho yang berada di pegunungan terpencil di Afrika, masih berjuang untuk memvaksinasi pekerja kesehatan mereka.
Dengan persediaan yang terbatas, tempat yang terpencil dan medan yang sulit ditempuh, tugas mengirim vaksin menjadi bagian dari dokter yang bepergian dengan pesawat terbang ringan.
Layanan Dokter Terbang Lesotho telah melakukan vaksinasi bagi para pekerja kesehatan di tempat terpencil dalam upaya untuk menambah jumlah orang yang divaksinasi.
Letak geografis Leshoto di Benua Afrika (Foto: worldatlas.com)
Justin Cishiya, tenaga medis untuk layanan dokter terbang, yang sedang mempersiapkan paket vaksin ke dalam pesawat, mengatakan, "Saat ini kami membawa 30 dosis vaksin."
Banyak negara bergantung kepada sumbangan dari fasilitas COVAX yang diluncurkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
Berbicara kepada penyiar TV Inggris Sky News, Mampho Leleka, seorang perawat dari layanan dokter terbang itu mengatakan, "Kami merasa tidak nyaman, ya, ini tidak adil bagi semua. Ini harus dilakukan sesegera mungkin karena pandemi ini membunuh orang."
Seorang nakes dari Layanan Dokter Terbang Lesotho, mempersiapkan vaksin COVID-19 bagi para pekerja kesehatan di kawasan Lebakeng, yang dikirimkan bersama Mission Aviation Fellowship. (Photo: voaindonesia.com - Facebook/@maf.org)Frank Molefi, seorang warga yang tinggal di Kuebunyani khawatir bahwa walau lokasi desanya terpencil, Covid-19 masih tetap merupakan ancaman. "Tentu saja virus itu bisa sampai di sini, karena ada manusia yang tinggal di sini."
Kampanye Layanan Dokter Terbang Lesotho mulai berlangsung pada saat sebagian negara-negara kaya di dunia bersiap mengikuti KTT G-7, di mana sumbangan vaksin menjadi agenda utama.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, telah mengatakan bahwa dia akan mengumumkan rencana vaksin bagi dunia dalam pertemuan tersebut (lj/uh)/Associated Press/voaindonesia.com. []
