Khofifah Kemungkinan Berduet dengan Calon di Luar NU

Khofifah Indar Parawansa kemungkinan akan berduet dengan kader di luar Nahdlatul Ulama (NU) jika ia memastikan diri ikut dalam Pilkada Jawa Timur 2018.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (ketiga kiri) memperhatikan cara kerja komputer braille yang ditunjukkan Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2015 Tutus Setiawan (kiri bawah) disaksikan Chief of Corporate Communications, Social Responsibility & Security PT Astra International Tbk Pongki Pamungkas (kedua kiri), Chief of Human Capital Development Aloysius Budi (kiri), Head of Environment & Social Responsibility Riza Deliansyah (kedua kanan) dan Koordinator Kampung Berseri Astra (KBA) Keputih Sukolilo Tri Priyanto (kanan) di Surabaya, Minggu (23/7). (Foto: Ant/Yanto)

Jombang, (Tagar 14/8/2017) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa kemungkinan akan dipasangkan dengan kader di luar Nahdlatul Ulama (NU) jika ia memastikan diri ikut dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur pada 2018. Hal ini disampaikan pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH Sholahudin Wahid.

"Nanti harus mengacu pada survei. Jika tidak keliru, Januari 2018 (Jadwal penetapan pasangan calon), jadi penentuan pasti mendekati itu, tidak mungkin sekarang, dan saya pikir di luar kader NU," katanya saat dikonfirmasi terkait dengan kabar Khofifah Indar Parawansa akan maju Pilkada Jatim, di Jombang, Minggu (13/8) kemarin.

Pria yang akrab disapa Gus Sholah itu mengatakan, dukungan pada Khofifah untuk kembali berlaga di Pilkada Jatim memang cukup besar. Dukungan tersebut juga tidak bisa diabaikan. Namun, ia tidak bisa berbuat banyak, sebab Khofifah adalah seorang menteri dan jika ingin maju pilkada harus mendapatkan izin dari Presiden.

"Ini menampung dari bawah dan permintaan kuat tidak bisa diabaikan. Tinggal sekarang apakah Presiden mengizinkan atau tidak. Tidak mungkin maju jika tidak dapat izin dari Presiden," katanya.

Ia juga membantah dirinya disebut sebagai ketua tim. Ia hanya mengatakan, jika memang Khofifah maju, yang menjadi ketua tim tentunya anak muda. Hal itu juga terkait dengan pasangan yang akan digandeng dalam Pilkada Jatim 2018.

Gus Sholah juga mengatakan, hasil survei saat ini belum tentu menjadi penentu pemenang Pilkada Jatim 2018. Sejumlah daerah, dari hasil survei ternyata belum tentu menang. Salah satunya Pilkada DKI Jakarta, yang ternyata tidak sesuai dengan hasil survei awal.

Sementara itu, Khofifah Indar Parawansa tidak menjawab dengan tegas dirinya ikut berlaga dalam Pilkada Jatim 2018. Ia hanya mengatakan, saat ini masih berupaya menyamakan frekuensi agar semuanya kondusif.

"Jadi, saya sedang menyamakan frekuensi, ada FM, AM. Jika sudah sama, sudah kondusif, baru saya melapor," katanya.

Khofifah yang juga menteri sosial itu mengatakan saat ini dirinya hanya fokus untuk memaksimalkan mandat yang telah disampaikan oleh Presiden, yaitu menjadi menteri sosial. Termasuk, ketika Kemensos mengadakan pertemuan yang mengundang para putra dan putri tokoh pendiri bangsa.

"Saya tetap maksimalkan mandat sebagai Mensos. Di Kemensos ada direktur kepahlawanan dan keperintisan. Jadi kunjungan saya kaitannya maksimalkan kinerja Kemensos," kata Khofifah.

Pilkada Jatim akan digelar pada 2018. Sejumlah calon bersiap ikut dalam pilkada tersebut, salah satunya Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf. Sejumlah partai juga sudah membuka pendaftaran, termasuk DPD Partai Golkar Jawa Timur mulai yang membuka pendaftaran bakal calon Gubernur untuk Pilkada Jatim 2018, Senin (7/8). Di partai berlambang pohon beringin itu, Saifullah Yusuf juga yang pertama mengambil formulir pendaftaran, namun hingga kini belum dikembalikan. (Fet/Ant)

Berita terkait
0
Amerika Desak Israel dan Palestina Redakan Ketegangan
AS ungkapkan keprihatinan pada 27 Juni 2022 atas ketegangan yang "nyata dan berbahaya" yang terjadi antara warga Israel dan Palestina