Ketua KPAI: Anak-Anak Indonesia Butuh Proteksi dan Literasi

Susanto mengatakan dalam konferensi pers dalam program Jagoan bahwa saat ini anak-anak Indonesia memerlukan dua hal, yaitu proteksi dan literasi.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto. (Foto: Tagar/Syva)

Jakarta – Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto   mengatakan dalam konferensi pers dalam program Jagoan yang digagas oleh Yayasan Semai Jiwa Amini (Sejiwa) bahwa saat ini anak-anak Indonesia memerlukan dua hal, yaitu proteksi dan literasi.

Kasus kejahatan cyber, kasus keterpaparan gawai atau keterpaparan internet, keterpaparan negatif seperti pornografi itu untuk konteks Indonesia lumayan tinggi. Setelah di analisis dari berbagai pengaduan kepada KPAI, anak Indonesia sangat memang sangat membutuhkan proteksi.


Itu yang akan didorong untuk memperbaiki sistem kontrol internal di media platform sehingga anak-anak Indonesia tidak mudah dan rentan terpapar.


Susanto mengatakan, proteksi dalam konteks seperti ini tidak hanya diserahkan kepada negara dalam hal ini, seperti kominfo, dsb. Tetapi juga harus ada tanggung jawab dari media platform. Beberapa kali KPAI telah mengundang media platform karena ada sejumlah kasus yang ada permitivitas dari media platform.

“Itu yang akan didorong untuk memperbaiki sistem, kontrol internal di media platform sehingga anak-anak Indonesia tidak mudah dan rentan terpapar,” ujar Susanto, Ketua KPAI dalam Konferensi Pers Program Jagoan pada Sabtu, 2 Oktober 2021.

Menurut Susanto, selain proteksi juga dibutuhkan literasi. Literasi dalam konteks ini jangan hanya diserahkan kepada voluntary, seperti Sejiwa, dan sebagainya, tetapi harus by design. KPAI sangat menghargai kalau kemudian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama secara by design literasi digital itu terintegrasi dalm proses pembelajaran.

Jika by design seperti itu maka dampaknya akan lebih terukur, kompetensi juga akan lebih terukur dan hal-hal lain proteksi kepada anak juga lebih terukur. Dalam sisi potrait, sisi perilaku anak, hasil survei nasional pada tahun 2020, nampaknya anak menggunakan gawai di luar kepentingan belajar itu ada beberapa aktivitas.

52 % untuk chatting, 52 % untuk nonton youtube, 50 % untuk mencari informasi, dan bersosial media 42 %. Yang juga menjadi pencermatan adalah anak-anak Indonesia yang masih mengakses konten negatif, seperti pornografi, sadisme, kekerasan dan konten-konten yang baik.

Sebagai bentuk keprihatinan atas banyaknya anak yang terindikasi mengalami adiksi gawai saat ini, program Jauhkan Adiksi Gawai, Optimalkan Potensi Anak (Jagoan) bertujuan untuk mengajak pihak bekerjasama dalam melakukan pencegahan adiksi gawai lewat keterlibatan anak-anak untuk beraktivitas bersama secara kreatif, menyenangkan dan sesuai dengan minat bakat mereka.

(Syva Tri Ananda)

Berita terkait
Psikolog Anak: 3 Hal yang Dikhawatirkan pada Anak Saat Ini
Menurut Psikologi Anak Novita Tandy gerakan Jagoan ini bertujuan untuk membantu perkembangan anak di era digital yang semakin canggih ini.
Kunjungan Komisi VIII DPR RI ke Lampung, Kemensos Berikan Bantuan Anak Yatim hingga Bantuan Usaha KPM PKH Graduasi
Sesuai arahan Menteri Sosial untuk memperhatikan anak yatim piatu yang terdampak pandemi. kemensos menyerahkan bantuan hingga bantuan usaha.
Jangan Lengah! Pentingnya Membatasi Screen Time untuk Anak
Seiring perkembangan teknologi di seluruh dunia membuat semua kalangan merasakan buah dari hasil teknologi tersebut, tidak terkecuali anak-anak.
0
Ukraina dan Moldova Resmi Sebagai Kandidat Anggota Uni Eropa
KTT Uni Eropa akhirnya memberikan status “kandidat resmi“ kepada Ukraina dan Moldova yang disebut sebagai momen unik dan bersejarah