Ketika Jasad Bahtiar Effendy Masuk Liang Lahat

Kamis usai zuhur saat pemakaman Ketua PP Muhammadiyah Bahtiar Effendy di Depok Jawa Barat.
Bahtiar Effendy. (Foto: Indonesia Inside)

Depok - Isak tangis pelayat terdengar ketika jasad Bahtiar Effendy dimasukkan ke liang lahat di Taman Pemakaman Umum Lemperes, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis, 21 November 2019. Pemakaman dekat rumah keluarga Bahtiar, dilakukan usai waktu zuhur.

Bahtiar Effendy dikenal sebagai Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hubungan dan Kerjasama Luar Negeri. Muhammadiyah, organisasi berbasis muslim terbesar kedua di Indonesia yang memiliki sekitar 177 institusi pendidikan tinggi di seluruh Indonesia.

Ia mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 00.00 dini hari pada 21 November 2019 di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin termasuk yang menghadiri pemakaman Bahtiar.

"Saya kehilangan seorang sahabat, teman diskusi yang kadang kala saling berbeda pendapat, semoga almarhum khusnul khatimah," kata Din usai prosesi pemakaman seperti diberitakan Antara.

Din Syamsuddin mengatakan bukan hanya Muhammadiyah yang kehilangan sosok Bahtiar. Umat Islam di Indonesia juga kehilangan.

"Semoga almarhum dimudahkan dan dilancarkan dan dilapangkan dalam perjalanan pulang ke Allah," kata Din.

Semoga almarhum khusnul khatimah.

Bahtiar EffendyPemakaman Ketua PP Muhammadiyah Bahtiar Effendy di TPU Lemperes, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis, 21 November 2019. (Foto: Antara/ Feru Lantara)

Duka Haedar Nashir

Bahtiar Effendy lahir di Ambarawa, 10 Desember 1958, memiliki dua gelar master untuk kajian Asia Tenggara dan Ilmu politik. Semasa hidup dikenal aktif di bidang akademik dan sering menulis di media massa.

"Inna lillahi wa inna ilaihirojiun (Kita milik Allah dan kepada Allah kita akan kembali). Para kader dan anggota keluarga besar Muhammadiyah di seluruh Indonesia sangat berduka atas meninggalnya Bahtiar Effendy pada usia 60,” ujar Ketua Umum Haedar Nashir dengan sedih.

Nashir menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya cendekiawan muslim terkemuka ini melalui situs resmi organisasi berbasis muslim terbesar kedua ini setelah Nahdlatul Ulama (NU).

Ia berdoa agar Allah SWT Subhanahu Wa Ta'ala memberikan rahmat dan berkah bagi sahabatnya itu yang ia gambarkan sebagai seorang sarjana muslim dan ilmuwan politik Islam yang analisisnya fokus dan tajam.

Nashir menyebutkan disertasi PhD Bahtiar tentang isu-isu Islam dan Negara di Ohio State University dan kata pengantar untuk buku Olivier Roy tentang kegagalan Islam Politik tetap faktual dan mendalam.

Kedalaman dan ketepatan visi dan perspektifnya tampak jelas dalam pengarahannya kepada orang-orang di Muhammadiyah tentang cara menanggapi skenario politik saat ini.

Ia mengimbau generasi muda Muhammadiyah meneladani Bahtiar yang memang sosoknya menginspirasi.

Dahnil Anzar Simanjuntak mantan pemimpin sayap pemuda Muhammadiyah, saat ini juru bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, mempunyai kenangan indah bersama Bahtiar Effendy.

Ia di akun Twitter pada Kamis mengatakan Profesor Bahtiar Effendy adalah satu di antara tokoh senior Muhammadiyah yang mendorongnya untuk terlibat aktif dalam politik nyata dan mengundurkan diri dari statusnya sebagai pegawai negeri.

"Untuk Bahtiar Effendy, sebuah arena politik memiliki energi lebih besar untuk menjalankan amar ma'ruf nahi munkar (memerintahkan apa yang benar dan melarang apa yang salah), dan ujian sesungguhnya akan terjadi di arena," kata Dahnil.

Ungkapan Muhadjir Effendy

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengingat Bahtiar Effendy sebagai teman baik.

Muhadjir pada Rabu pagi, 20 November 2019, mengunjungi Bahtiar di rumah sakit dan berdoa untuk kesembuhannya.

Bahtiar Effendy menyelesaikan gelar sarjana di Universitas Negeri Islam Syarif Hidayatullah dan mendapatkan gelar master di Universitas Negeri Ohio. Ia menerbitkan setidaknya 15 buku.

Satu di antara bukunya berjudul Wawasan, Esai tentang Islam dan Urusan Publik. Pendahuluan buku 237 halaman ini ditulis R. William Liddle, profesor emeritus di Ohio State University. Buku dengan lima bab: Islam dan Urusan Publik, Realitas Politik Demokrat, Islam dan Politik Pemilihan, Dialog Agama, dan Urusan Internasional.

Ia juga mengajar di Universitas Studi Pascasarjana Indonesia dan telah memimpin studi pascasarjana di Universitas Muhammadiyah di Jakarta.

Bahtiar juga menjadi senior di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam, Universitas Teknologi Nanyang, Singapura pada Maret 2007 hingga Februari 2008, dan di Universitas Victoria di Wellington, Selandia Baru pada 2008.

Bahtiar Effendy juga anggota Asosiasi Ilmu Politik Amerika (APSA), Konferensi Dunia tentang Agama dan Perdamaian (WCRP), Asosiasi Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), dan Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI).

Selamat jalan Bahtiar Effendy. Semoga mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. []

Berita terkait
Din Syamsuddin Sikapi Pernyataan Sukmawati
Din Syamsuddin mengatakan hal yang wajar jika ada umat Islam marah terhadap pernyataan Sukmawati Soekarnoputri.
Faktor Kerusuhan Wamena Menurut Din Syamsuddin
Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin anggap aparat keamanan lamban menangani kasus rasial Papua di Surabaya yang berujung kerusuhan Wamena.
Din Syamsudin: Jangan Beri Ruang, Tak Ada NKRI Bersyariah
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 2005-2010 dan 2010-2015 Din Syamsudin menegaskan tidak ada NKRI yang bersyariah
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja