Ketidakwarasan Keraton Agung Sejagat-Sunda Empire

Kemendagrai menilai kemunculan sejumlah kerajaan baru seperti Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire merupakan ulah dari orang yang tidak waras.
Dua orang yang mengaku Raja Keraton Agung Sejagat Toto Santoso dan Permaisuri Fanni Aminadia duduk di singgasana. (Foto: Grup Facebook/Tagar/Kurniawan Eka Mulyana)

Jakarta - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Bahtiar mengatakan munculnya sejumlah keraton baru seperti Keraton Agung Sejagat (KAS) dan Sunda Empire merupakan kerjaan orang yang tidak berakal sehat.

"Jangan-jangan orang-orang kurang sehat, orang kurang waras kok. Jangan orang kurang waras Anda respons habis-habisan," kata Bahtiar di Kantor Kemendagri, Jakarta, Jumat, 17 Januari 2020.

Menurut Bahtiar, kelompok-kelompok tersebut telah menyalahgunakan organisasi kemasyarakatan (ormas). Alih-alih bergerak di bidang kebudayaan, yang terjadi malah mencari keuntungan pribadi dengan melakukan penipuan.

"Kalau kegiatan sosial ya harus kegiatannya sosial. Itu malah dibungkus kegiatan sosial, tetapi mungkin nanti ada soal penipuan, ada soal-soal pidana," tutur pria yang juga menjabat Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum itu.

Baca juga: Polda Jateng Dalami Kerajaan Agung Sejagat Purworejo

Kekinian, Bahtiar telah memerintahkan badan kesatuan bangsa dan politik (Kesbangpol) di daerah untuk menyisir informasi tersebut. Dia meminta pemerintah daerah untuk berkoordinasi dengan pihak kepolisian.

Menurut Bahtiar, sah-sah saja seseorang mengelola ormas kebudayaan, tetapi jika diselewengkan maka menjadi tugas Kemendagri dalam menyelesaikannya. 

Maka dari itu, pihaknya mengimbau pemerintah daerah untuk aktif menyadarkan masyarakat agar tidak kadung terbelenggu dalam kesesatan.

Jangan-jangan orang-orang kurang sehat, orang kurang waras kok. Jangan orang kurang waras Anda respons habis-habisan.

"Hal itu (kerajaan) diakui dalam sistem ketatanegaraan kita iya, bahwa adat istiadat setempat kita hargai. Tapi ini kan aneh, timbulnya sekarang, kemarin-kemarin ke mana saja?" ujar dia.

Sebelumnya, Totok Santosa bersama Fanni Aminadia, masing-masing menjadi raja dan permaisuri dengan mendeklarasikan berdirinya Keraton Agung Sejagat di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Cuplikan video deklarasi tersebut menggegerkan publik.

Baca juga: Kerajaan Tuyul di Gunung Suru Sleman

Terlihat, Totok Santosa dan Fanni yang belakangan diketahui hanya teman biasa mengenakan baju khas kerajaan, diiringi ratusan pasukan melakukan kirab dengan menunggangi kuda. Mereka mengklaim sebagai penerus Kerajaan Majapahit.

Setelah diusut, Polda Jawa Tengah menangkap Totok Santosa dan Fanni Aminadia di Wates, Yogyakarta

Wates merupakan wilayah yang berada di luar wilayah Keraton Agung Sejagat di Purworejo.

Keduanya diduga melakukan perbuatan melanggar pasal 14 Undang-undang Nomor 1 tahun 1946 tentang penyebaran berita bohong yang membuat onar di kalangan rakyat dan pasal 378 KUHP tentang penipuan

Selang beberapa lama setelah ramai Keraton Agung Sejagat, muncul kerajaan baru bernama Sunda Empire-Earth Empire yang diduga berlokasi di Bandung. Kerajaan tersebut juga mengklaim sejumlah belahan negara di dunia menjadi bagian dari kekuasaannya. []

Berita terkait
Raja Keraton Agung Sejagat Kubur Bayi di Sleman
Raja dan permaisuri pernah mengubur bayi di rumah kontrakan di Sleman. Bayi itu berusia 4-5 bulan. Warga membongkar kuburan itu.
Pemkab Blora Belum Akui Keraton Jipang
Disbudpar Blora belum menemukan data konkret terkait identitas Barik Barliyan sebagai Raja Jipang.
7 Fakta Menggelikan Keraton Abal-abal Agung Sejagat
Kemunculan Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menghebohkan publik Indonesia.
0
Menkeu AS dan Deputi PM Kanada Bahas Inflasi dan Efek Perang di Ukraina
Yellen bertemu dengan Freeland dan janjikan kerja sama berbagai hal mulai dari sanksi terhadap Rusia hingga peningkatan produksi energi