Yogyakarta - Seluruh kampung di Kota Yogyakarta yang berstatus Kampung Tangguh Bencana (KTB) sudah kompak mengaktifkan jalur komunikasi dan koordinasi untuk mengantisipasi potensi bencana yang muncul, termasuk meningkatnya status Gunung Merapi sejak sepekan terakhir.
Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan, seluruh kampung di kotanya terutama yang sudah berstatus Kampung Tangguh Bencana (KTB) sudah mengaktifkan jalur komunikasi dan koordinasi.
"Peralatan kesiapsiagaan yang dimiliki KTB sudah dicek semua. Termasuk pula komunikasi dan koordinasi dengan jajaran terkait. Dalam berbagai kondisi kita harus siap," katanya di sela apel siaga Operasi Aman Nusa II Progo di Embung Klitren Gondokusuman Kota Yogyakarta, Kamis, 12 November 2020.
Baca Juga:
Menurut dia, dengan kondisi saat ini dimana sudah mulai memasuki musim penghujan, maka setiap potensi bencana harus diantisipasi. Termasuk adanya kenaikan status Merapi. "Semua potensi bencana pun harus diantisipasi guna meminimalisir jatuhnya korban jiwa maupun materi," tuturnya.
Peralatan kesiapsiagaan yang dimiliki KTB sudah dicek semua. Termasuk pula komunikasi dan koordinasi dengan jajaran terkait.
Haryadi mengaku, potensi bencana yang umum terjadi setiap musim hujan yakni banjir, longsor dan angin kencang. Namun seiring kenaikan status Gunung Merapi, maka potensi banjir lahar dingin khususnya di Kali Code yang melintasi Kota Yogya juga tak luput dari antisipasi.
"Kami semua berharap tidak sampai terjadi bencana. Tetapi semua potensi itu harus diantisipasi. Upaya saat ini pun untuk menunjukkan warga agar tenang. Konsolidasi dengan Muspika juga harus baik sehingga tidak gagap ketika terjadi bencana," paparnya.
Polresta Yogyakarta Siapkan 900 Personel
Apel siaga sendiri dikoordinasikan Polresta Yogyakarta yang sebelumnya juga telah menggelar apel di tingkat kecamatan atau polsek.
Kegiatan ini sekaligus merupakan bentuk kesiapan jajaran Polri dalam turut serta ambil bagian upaya kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana. Dalam apel turut digelar simulasi penanganan dampak banjir di Kali Belik mulai evakuasi hingga pengamanan rumah warga yang ditinggalkan mengungsi.
Baca Juga:
Kapolresta Yogyakarta Komisaris Besar Polisi Purwadi Anggoro, menambahkan pihaknya telah menyiapkan dua pertiga personelnya untuk membantu masyarakat. Dari total 1.400 personel, sebanyak 900 personel di antaranya memiliki tugas tambahan untuk bergabung dengan relawan jika sewaktu-waktu terjadi musibah. "Tindakan yang akan dilakukan personel kami pun sudah diatur melalui prosedur," sambung dia.
Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk pengamanan tingkat pertama adalah membantu proses evakuasi, penyiapan barak pengungsian, pendataan hingga dapur umum. Sedangkan pengamanan tertutup juga akan dilakukan terhadap lokasi yang ditinggalkan oleh pengungsi. "Ketika terjadi bencana masyarakat tidak perlu khawatir. Rumah yang ditinggalkan akan kami jaga. Kami sudah siap untuk mengamankan diri warga dan barangnya," tuturnya. []