Kesepakatan AUKUS Picu Perlombaan Senjata Nuklir

Korut katakan aliansi baru AUKUS di Indo-Pasifik dan kontrak kapal selam dengan Australia dapat memicu "perlombaan senjata nuklir"
Ilustrasi: AS dan Inggris berbagi teknologi kapal selam bertenaga nuklir dengan Australia (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Korea Utara (Korut) pada hari Senin, 20 September 2021, mengatakan aliansi baru Amerika Serikat, Inggris dan Australia (AUKUS) di Indo-Pasifik dan kontrak kapal selam dengan Australia dapat memicu "perlombaan senjata nuklir" di wilayah tersebut.

Pekan lalu, Amerika Serikat mengumumkan pakta keamanan baru dengan Australia dan Inggris, sebagai bagian dari kemitraan strategis di mana kapal selam nuklir AS akan dipasok ke Canberra.

"Ini adalah tindakan yang sangat tidak diinginkan dan berbahaya yang akan mengganggu keseimbangan strategis di kawasan Asia-Pasifik dan memicu rantai perlombaan senjata nuklir," kata media pemerintah Korea Utara, KCNA, mengutip seorang pejabat kementerian luar negeri.

"Keputusan itu menunjukkan bahwa AS adalah pelaku utama yang menggulingkan sistem non-proliferasi nuklir internasional," kata seorang kepala bagian berita asing di Departemen Pers dan Informasi kementerian.

Pada Rabu, 15 September 2021, Korea Utara menembakkan dua rudal ke laut ketika Seoul berhasil melakukan uji coba peluncuran rudal balistik kapal selam dan menjadikannya negara ketujuh di dunia dengan teknologi tersebut.

Serangkaian uji coba rudal dan kesepakatan pertahanan di Pasifik menandai perlombaan senjata regional yang semakin intensif saat persaingan China-AS tumbuh. "Sangat wajar jika negara-negara tetangga termasuk China mengutuk tindakan ini sebagai tindakan tidak bertanggung jawab yang menghancurkan perdamaian dan stabilitas kawasan," kata pejabat Korea Utara itu.

pm australlia umumkan aukusPM Australia, Scott Morrison, saat mengumumkan aliansi AUKUS bersama PM Inggris dan Presiden AS (Foto: dw.com/id)

Taktik AS redam kebangkitan China. Aliansi pertahanan Australia, AS, dan Inggris yang baru diteken saat masa pemerintahan Presiden AS, Joe Biden, dipandang sebagai langkah untuk melawan kebangkitan China.

"Sikap kesepakatan ganda AS semakin jelas setelah munculnya pemerintahan baru, mengikis norma dan ketertiban internasional yang diterima secara universal dan secara serius mengancam perdamaian dan stabilitas dunia," kata pejabat kementerian Korea Utara.

Pejabat itu menambahkan bahwa Korea Utara "pasti akan mengambil tindakan balasan yang sesuai jika itu berdampak kecil pada keamanan negara kita". [ha/hp (AFP)]/dw.com/id. []

Respons Dunia Terhadap Aliansi Australia, Inggris dan AS Dalam AUKUS

Ely Ratner Dilantik Sebagai Wamenhan Amerika Urusan Indo-Pasifik

Australia Bikin Kesalahan Besar Batalkan Kesepakatan Kapal Selam

Prancis Kecam Australia Terkait Kontrak Pembuatan Kapal Selam

Berita terkait
Respons Dunia Terhadap Aliansi Australia, Inggris dan AS Dalam AUKUS
Pengumuman aliansi baru bernama AUKUS oleh AS, Inggris dan Australia memicu respons beragam dari negara-negara di dunia
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi