Jakarta - Cara mengatur Keuangan yang mendasar adalah dengan menyisihkan 20 persen dari total gaji bersih untuk disimpan. Sisanya dapat kamu gunakan untuk membiayai pengeluaran yang dibutuhkan. Bila tidak disisihkan, risiko yang kamu tanggung adalah uang akan habis dengan hal yang tidak dibutuhkan.
Selain itu, ada baiknya kamu tidak cuma memperhitungkan setiap pemasukan dan pengeluaran tiap bulan, tapi juga belajar bagaimana agar keduanya berjalan seimbang. Berarti kamu harus terbiasa untuk berdisiplin dalam membedakan antara keinginan dan kebutuhan.
Meski kamu telah mengatur keuangan agar kondisi finansial pribadi atau rumah tangga bisa terhindar dari defisit, tidak semua orang bisa berhasil menjalankannya. Ada banyak kesalahan yang biasa terjadi dalam mengelola keuangan. Kamu perlu memahami delapan kesalahan yang kerap dilakukan saat budgeting
1. Hanya mengandalkan gaji
Saat sudah bekerja dan memiliki penghasilan pokok, kamu sering kali merasa cukup hanya hidup dari gaji tersebut. Padahal, banyak kebutuhan mendesak yang terkadang muncul tiba-tiba. Belum lagi selalu ada kemungkinan kehilangan pekerjaan, baik karena faktor eksternal maupun internal. Oleh sebab itu, kamu perlu memiliki penghasilan sampingan yang bisa jadi second income. Bisa berupa usaha ataupun investasi.
2. Mengabaikan pengeluaran kecil
Ingat kan peribahasa sedikit sedikit lama lama menjadi bukit? Itulah yang akan terjadi jika kamu mengabaikan pengeluaran kecil seperti parkir, jajan, membayar tol, dan lain-lain. Pengeluaran kecil-kecil seperti itu terkadang bisa jadi pemborosan karena tidak terasa berat. Jadi, ada baiknya kamu mencatat semua pengeluaran secara rinci untuk menghindari kebocoran semacam itu.
3. Tidak punya asuransi dan dana darurat
Perlindungan asuransi dan simpanan dana darurat adalah dua hal penting yang seharusnya kamu miliki. Pasalnya, tanpa memiliki keduanya, keuangan kamu bisa terganggu ketika ada kejadian di luar rencana.
Beban keuangan pun akan semakin berat karena kamu tidak memiliki dana cadangan untuk menanggungnya.
4. Berpikir menabung itu cukup
Menabung hanyalah cara untuk menyimpan uang untuk digunakan sewaktu-waktu ketika ada kebutuhan penting. Menabung tidak bisa memberikan imbal hasil yang besar. Oleh sebab itu, menabung saja tidak cukup. Kamu juga perlu berinvestasi agar mendapatkan keuntungan yang maksimal sekaligus bisa menjadi passive income.
5. Menabung di akhir bulan
Menabung harus dilakukan di awal bulan saat kamu baru menerima gaji. Pasalnya, jika menunda-nunda hingga akhir bulan, uang yang kamu pegang sudah berkurang banyak karena terpakai untuk belanja dan membeli berbagai kebutuhan lainnya. Akhirnya, kamu pun tidak jadi menabung karena sisa uang yang ada tinggal sedikit.
6. Hanya memiliki satu rekening
Kamu perlu memisahkan rekening tabungan dengan rekening untuk kebutuhan sehari-hari. Sebab memiliki satu rekening saja akan membuat kamu terdorong untuk menggunakannya karena merasa masih banyak uang yang tersisa. Menabung pun bisa jadi sia-sia.
7. Memilih pembayaran minimum untuk kartu kredit
Bagi kamu yang memiliki kartu kredit, jangan pernah memilih pembayaran minimum. Akibatnya, ada bunga yang harus kamu bayarkan dan bisa mengganggu pos pengeluaran lainnya.
8. Tidak mempersiapkan waktu pensiun sebaik-baiknya
Umur yang masih muda membuat kita abai terhadap hari tua. Akibatnya kita sering kali menunda-nunda untuk mempersiapkan waktu pensiun. Padahal, semakin tua umur maka produktivitas pun akan semakin berkurang. Jika kita tidak mempersiapkan dana pensiun atau sumber pemasukan pasif untuk masa depan, hari tua pun akan berat.
Demikian delapan kesalahan yang kerap dilakukan saat budgeting. Kamu bisa lebih berhati-hati dan mengevaluasi kesalahan apa saat mengatur keuangan. Serta tetap konsisten dan disiplin dalam menjalankan agar mencapai tujuan finansial mu. Selamat mencoba.[]
(Fiona Renatami)
Baca Juga:
- Cara Menerapkan Financial Mindfulness agar Keuangan Lancar
- Fungsi Kwitansi dalam Transaksi Keuangan
- Mahasiswa Harus Tau, Ini 2 Solusi Keuangan dalam Kondisi Krisis
- Prudential dan Kipin School Berkomitmen Tingkatan Literasi Keuangan untuk Anak-anak
