Kesalahan Investor yang Menyebabkan Kehilangan Uang di Pasar Saham

Investor harus selalu menganalisis pasar, kemudian mempertimbangkan risiko dan keuntungan yang didapat.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Dalam pasar saham tidak ada investor yang selalu mengalami keuntungan sepanjang berinvestasi, baik orang terkaya di dunia atau investor berpengalaman sekalipun. Walaupun begitu, setiap investor tidak ingin terus menerus rugi saat berinvestasi.

Maka mereka selalu menganalisis pasar, kemudian mempertimbangkan risiko dan keuntungan yang didapat. Selain itu, mereka juga menghindari beberapa kesalahan yang telah diutarakan oleh Rivan Kurniawan, seorang Indonesia value investor, sebagai berikut. 


1. Investasi agar cepat kaya

Dalam saham terdapat sebuah pepatah dari Warren Buffett, “The stock market is a device to transfer money from the impatient to the patient.”

Maksud pepatah ini adalah pasar saham itu seperti alat yang memindahkan uang dari orang yang tidak sabaran kepada orang yang sabar. Jadi orang-orang yang berpikiran membeli saham agar cepat kaya atau untung, justru lebih cepat kehilangan uang di pasar saham.


2. Beli saham karena sedang ramai peminat (hype)

Biasanya orang yang membeli saham ketika sedang hype, tidak memperhatikan analisis fundamental maupun teknikal. Padahal hal pertama sebelum membeli saham, investor perlu memperhatikan risiko yang akan terjadi kemudian berbicara mengenai potensi keuntungannya.


3. Punya fixed mindset

Pada pasar saham, investor perlu mempunyai growth mindset, sebagai contoh Warren Buffet dahulu hanya mengincar saham yang murah di pasar modal. Kemudian gaya investasinya berubah ketika bertemu dengan Charlie Munger, membuatnya beralih mengalokasikan uangnya untuk berinvestasi di saham Nasdaq seperti Apple.


4. Sering cut loss 

Akibat dari seringnya menggunakan cut loss adalah kedepannya modal Anda akan berkurang. Biasanya, seseorang sering melakukan cut loss karena tidak memiliki confidance atau conviction di saham tersebut. Analisisnya belum komprehensif baik fundamental maupun teknikal sehingga tidak memiliki keyakinan yang kuat.

Maka dari itu, saat harga saham turun dia akan panik dan menjual sahamnya dalam keadaan rugi. Jika dilakukan terus menerus maka, orang tersebut akan kehilangan modal ynag diinvestasikannya. Dengan demikian, perlu adanya analisis agar tidak mudah panik dan dapat melihat celah.


5. Takut ketika orang lain takut, tamak ketika orang lain tamak

Perilaku ‘takut ketika orang lain takut, tamak ketika orang lain tamak’ merupakan kebalikan dari apa yang telah diajarkan oleh Warren Buffet. Seharusnya ‘takut ketika orang lain tamak dan tamak ketika orang lain takut.’

Hal ini dapat menimbulkan rasa ingin mengikuti apa yang orang lain lakukan, akibatnya Anda dengan mudah kehilangan uang di pasar saham. Fenomena perilaku ini disebut dengan herding behavior. Investor hanya mengambil sentimen dari mayoritas tanpa melakukan analisis terlebih dahulu. []

(Sekar Aqillah Indraswari)


Putra Arifin Ilham, Ameer Azzikra Meninggal Dunia

Ameer Azzikra Meninggal Dunia, Istri Ikhlas

Alfin Faiz Menangis di Samping Jenazah Adiknya, Ameer Azzikra

Ameer Azzikra Meninggal, Larissa Chou Ikut Berduka























Berita terkait
Tak Hanya Untung, Investasi Saham Juga Bisa Buntung
Kurangnya pertimbangan yang matang membuat investor merasa kecewa bahkan sampai berhenti untuk investasi saham lagi
Tips Jual Beli Saham di Waktu yang Tepat
Seorang investor saham harus mempunyai strategi untuk menjual dan membeli saham agar mendapatkan keuntungan.
Cara Tentukan Waktu Menjual, Membeli dan Menunda Saham!
Sejak awal tahun 2021 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung mengalami penurunan nilai jual dibanyak jenis saham. Begini caranya.
0
Alasan Harga Lahan Semakin Tinggi Setiap Tahun
Kebutuhan masyarakat akan perumahan sebagai tempat tinggal tidak akan ada habisnya.