Kerjasama Pemberdayaan Perempuan Indonesia-Korea

Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Korea Selatan sepakat melakukan kerja sama di bidang pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Foto:Tagar/kemenpppa.go.id)

Jakarta  – Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Korea Selatan sepakat melakukan kerja sama. Khususnya di bidang pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan di Indonesia. 

Melalui Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga Korea Selatan dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Republik Indonesia, Proyek Bantuan Pembangunan Pemerintah Korea Untuk Mendukung Pemberdayaan Perempuan di Indonesia akan dilakukan. 

Kedua negara sepakat menjadikan Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita (Sekoper Cinta) di Provinsi Jawa Barat sebagai lokasi pilot project.

Saya yakin melalui proyek hibah ini memungkinkan perempuan mencapai kualitas hidup yang lebih tinggi

“Melalui kerja sama bilateral dengan berbagai instansi Pemerintah Korea Selatan termasuk Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga, kami ingin menegaskan kembali komitmen untuk bekerja sama dengan Korea Selatan dalam pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan. Saya yakin melalui proyek hibah ini memungkinkan perempuan mencapai kualitas hidup yang lebih tinggi,” ujar Menteri Bintang dalam acara pembukaan Proyek Pemberdayaan Ekonomi Perempuan melalu daring, Jumat, 16 Oktober 2020.

Proyek yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu tahun 2020-2024, bertujuan untuk memperkuat pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia melalui pelatihan vokasi, peningkatan akses perempuan pada pekerjaan dan kewirausahaan. Juga mendirikan sekolah vokasi perempuan sebagai percontohan untuk kemudian direplikasi di lokasi lainnya di Indonesia (difusi model kebijakan).

“Proyek ini membutuhkan bantuan dari sejumlah organisasi terkait, dan kolaborasi harus dilakukan untuk membuat program tersebut berkelanjutan. Tujuan akhir dari proyek ini adalah untuk membentuk model pelatihan kejuruan yang terintegrasi dengan gender dan mengembangkan model ini di seluruh Indonesia untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” tutur Menteri Kesetaraan Gender dan Keluarga Korea Selatan, Lee Jung-ok.

Ketua Sekoper Cinta, yakni Athalia Ridwan Kamil mengaku sangat senang proyek kerja sama Korea-Indonesia ini memilih Jawa Barat dan Sekoper Cinta sebagai lokasi pilot project. 

Menurutnya, pilihan tersebut sudah tepat sebab jumlah penduduk perempuan di Jawa Barat cukup besar. Meski Athalia mengaku saat ini jumlah tersebut tidak diikuti dengan kualitas yang berimbang terutama dalam aspek pendidikan dan ekonomi.

“Rendahnya kualitas hidup perempuan menjadi salah satu pemicu berbagai permasalahan sosial di Jawa Barat seperti tingginya angka kekerasan, perkawinan anak, kasus stunting, angka kematian ibu dan anak, serta perdagangan orang. Mengingat hal tersebut program pemberdayaan perempuan melalui pembentukan pengetahuan, wawasan dan keterampilan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan, sangat strategis untuk mengatasi berbagai permasalahan sosial di Jawa Barat,” jelas Athalia.

Dalam kesempatan tersebut Athalia menyampaikan komitmennya, bahwa tahun 2020 ini Sekoper Cinta siap melaksanakan professional training, e-commerce dan e-learning course yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan Jawa Barat terutama dalam menghadapi pandemi Covid-19 sebagai tindak lanjut proyek. [] 

Baca juga:


Berita terkait
Kemen PPPA Gelar Lomba Kreasi Lagu Anak Indonesia Inklusif
Kemen PPPA bekerja sama dengan Forum Alumni Nusantara menyelenggarakan lomba Kreasi Lagu Anak Indonesia Inklusif.
Kementerian PPPA dan BNPB Susun Protokol Kesehatan Keluarga
Kemen PPPA bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyusun protokol kesehatan keluarga.
Kemen PPPA Hadiri Dialog Virtual Mewakili Indonesia
Kemen PPPA mewakili Indonesia menghadiri Dialog Virtual. Bersama para Menteri Urusan Perempuan dari Anggota MIKTA.