Keringanan Retribusi Pedagang 4 Pasar di Yogyakarta

Disperindag Kota Yogyakarta akan memberikan keringanan retribusi kepada pedagang di empat pasar di tengah pandemi Covid-19.
Pedagang di Pasar Beringharjo, Yogyakarta. (Foto: Dokumen Tagar/Kurniawan Eka Mulyana)

Yogyakarta - Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta akan memberikan keringanan retribusi bagi pedagang di empat pasar yang ada di Yogyakarta. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Yogyakarta pemberian keringanan retribusi dilakukan mulai September. 

Kepala Seksi Pendapatan Pasar Disperindag Kota Yogyakarta, Nastuti membenarkan pedagang di empat pasar di Kota Yogyakarta akan mendapat keringan retribusi. Empat pasar tersebut yakni Pasar Klitikan Pakuncen, Giwangan dan Pasar Hewan/Tanaman Hias Pasty, serta Pasar Beringharjo di sisi barat, timur dan tengah.

Misalnya Pasar Beringharjo, di sana banyak yang mengandalkan wisatawan, sementara pariwisata belum normal.

"Pemerintah Kota sudah memutuskan untuk memberikan keringanan retribusi sebesar 25 persen untuk pedagang di empat pasar tersebut," ujarnya kepada Tagar, Minggu, 6 September 2020.

Nastuti mengatakan bahwa seluruh pedagang di pasar tersebut, dinilai masih terdampak Covid-19. Sehingga, pihaknya menganggap mereka layak memperoleh keringanan retribusi meski besarannya mengalami penurunan.

"Misalnya Pasar Beringharjo, di sana banyak yang mengandalkan wisatawan, sementara pariwisata belum normal. Karena itu, kami terapkan keringanan retribusi. Semua pedagang kami pukul rata 25 persen," tuturnya.

Meskipun begitu, dia mengakui kondisi beberapa pasar mulai berangsur membaik. Sehingga keringanan retribusi yang diterapkan terus menurun setiap bulannya. Mulai dari 75 persen pada April-Juli, 50 persen pada Agustus, hingga 25 persen untuk retribusi bulan September 2020.

"Sekarang kondisinya berangsur normal, meski belum 100 persen, tapi kami lihat di lapangan sudah ada geliat. Ini juga biar pedagang tidak kaget, karena ketika tanggap darurat selesai, tidak ada lagi pengurangan. Jadi, ini kita lakukan secara bertahap ya," tutur dia.

"Dan Kepwal (Keputusan Wali Kota) soal keringanan retribusi memang belum turun. Tapi, sejak 31 Agustus 2020 pukul 00.00 kemarin, kami sudah koordinasi dengan Kominfo, supaya bisa eksekusi di SIM-nya, untuk dilakukan pengurangan langsung," kata Nastuti.

Dengan begitu, dia memastikan, selain pedagang di Pasar Klitikan Pakuncen, Giwangan, Pasty, serta Beringharjo di sisi barat, timur dan tengah tetap membayar retribusinya secara normal. Sebab, pasar yang menjual kebutuhan pokok, tak terlalu terdampak pandemi.

"Ya, pembayarannya sudah tanpa potongan. Pasar-pasar kecil itu kan malah normal pendapatannya. Jadi kami lihat geliat ekonominya masih bagus," tuturnya.

Lebih lanjut, Nastuti menjelaskan langkah Pemkot Yogyakarta terkait keringanan retribusi pasar ini berdampak pada menurunnya pendapatan daerah. Benar saja, sebelum pandemi Covid-19 melanda, pihaknya bisa meraup lebih dari Rp 1 miliar setiap bulan. Namun kini berkurang menjadi Rp 600-700 juta.

"Jauh berkurang. Apalagi, dari pedagang juga banyak yang belum melakukan pembayaran meski sudah kami berikan keringanan. Khususnya di Beringharjo sisi barat, karena mereka ada yang sempat tak jualan, sehingga terjadi penunggakan retribusi," tuturnya dia.

Sementara seorang pedagang batik di Pasar Beringharjo, Noor Akbar Utama berharap keringanan retribusi ini dapat diterapkan sampai pandemi benar-benar berakhir. Sebab, sampai sejauh ini, kondisi pasar masih sepi dan jauh dari kata normal.

"Harapan kami tetap ada potongan, karena keadaannya pasar seperti ini. Ramainya hanya pas Sabtu, Minggu, atau long weekend. Mungkin, kalau ada keringanan 25 persen sudah lumayan lah, karena kondisi pasarnya masih sepi," ucap warga Kauman, Gondomanan tersebut.[]

Berita terkait
HP Dicuri, Siswi SMP di Yogyakarta Kesulitan Belajar
Seorang siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Yogyakarta mengaku jadi korban pencurian di kawasan Maliborro. Ini kronologinya.
Catat Jadwal Hari Tanpa Bayangan di Yogyakarta
Fenomena hari tanpa bayangan yang akan terjadi Yogyakarta merupakan kulminasi utama. Saat terjadi matahari berada posisi tertinggi di langit.
Sejarah Panjang Tugu Pal Putih di Yogyakarta
Tugu Pal Putih yang menjadi ikon Yogyakarta memiliki sejarah panjang, mulai dari perubahan bentuk hingga filosofis pada saat dibangun.
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.