Keprihatinan Baru DK PBB Soal Krisis di Myanmar

DK PBB mengeluarkan pernyataan pers yang menyatakan “keprihatinan mendalam tentang kekerasan yang sedang berlangsung di Myanmar
Bendera PBB terlihat selama Sidang Umum PBB di markas besar PBB di New York City, New York, AS (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan pernyataan pers yang menyatakan “keprihatinan mendalam'' tentang kekerasan yang sedang berlangsung di Myanmar, di mana pemerintah negara itu menggunakan kekuatan militer untuk mengatasi para penentangnya.

Pernyataan Dewan Keamanan ini muncul menyusul serangan besar-besaran militer Myanmar di barat laut negara itu, meski muncul peringatan bahwa situasi kemanusiaan di negara itu memburuk secara tajam.

Pernyataan pers itu memiliki bobot yang lebih ringan daripada resolusi resmi, dan dapat berfungsi sebagai cara untuk mencapai konsensus di antara para anggota Dewan Keamanan.

Badan tersebut tampaknya sulit mengambil sikap yang lebih serius karena dua anggota tetapnya, Rusia dan China, menjalin hubungan hangat dengan pemerintah Myanmar saat ini.

antikudetaPengunjuk rasa antikudeta unjuk rasa dengan membawa gambar pemimpin Myanmar yang digulingkan Aung San Suu Kyi, melewati pasar Kotapraja Kamayut Yangon, Myanmar, 8 April 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Pernyataan yang dikeluarkan pada Rabu, 10 November 2021, malam di New York itu mengatakan, Dewan Keamanan menegaskan pentingnya langkah-langkah untuk meningkatkan situasi kesehatan dan kemanusiaan di Myanmar, termasuk memfasilitasi pengiriman dan distribusi vaksin Covid-19 yang adil, aman dan tanpa hambatan.

Pernyataan itu juga menyerukan “akses kemanusiaan penuh, aman dan tanpa hambatan untuk semua orang yang membutuhkan, dan untuk perlindungan penuh, keselamatan dan keamanan personel kemanusiaan dan medis.”

Situasi keamanan di Myanmar, serta kesulitan yang dihadapi lembaga-lembaga bantuan dalam mendapatkan izin dari pemerintah untuk beroperasi di daerah-daerah terpencil, sangat membatasi aliran bantuan.

Senin lalu, kepala urusan kemanusiaan PBB mendesak para pemimpin militer Myanmar untuk memberikan akses tanpa hambatan ke lebih dari 3 juta orang yang membutuhkan bantuan penyelamatan jiwa karena meningkatnya konflik dan ketidakamanan, pandemi Covid-19 dan kondisi ekonomi yang buruk.

wartawan ap myanmarJurnalis Associated Press, Thein Zaw (kanan), melambaikan tangannya ketika berjalan bersama pengacaranya Tin Zar Oo (tengah) setelah ia dibebaskan dari penjara Insein di Yangon, pada 24 Maret 2021. Thein ditangkap saat meliput demo menentang kudeta militer di Myanmar (Foto: voaindonesia.com/AP)

Martin Griffiths memperingatkan bahwa tanpa mengakhiri kekerasan dan mewujudkan resolusi damai, jumlah orang yang membutuhkan bantuan seperti ini akan meningkat.

Pernyataan baru dewan tersebut menegaskan kembali dukungan untuk transisi demokrasi Myanmar, dan juga menegaskan kembali seruan sebelumnya kepada militer untuk menahan diri sepenuhnya (ab/uh)/voaindonesia.com. []

Lagi-lagi DK PBB Serukan Penghentian Kekerasan di Myanmar

Istri dan Anak Petinggi Militer di Pusaran Bisnis Myanmar

PBB Ingatkan Potensi Eskalasi Kekerasan di Myanmar

Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan di Tahanan Myanmar

Berita terkait
15 Negara Anggota DK PBB Desak Myanmar Hentikan Kekerasan
Dalam sebuah pernyataan yang langka, 15 anggota Dewan Keamanan PBB mendesak junta militer Myanmar untuk menahan diri sepenuhnya
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.