Kepala BNPB: Manfaatkan Gambut Sebagai Sumber Ekonomi

Lahan gambut yang sangat rentan terbakar mampu menjadi peluang baru dalam strategi peningkatan ekonomi masyarakat.
Rapat tetang pemanfaatan lahan gambut yang dipimpin Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo di 15, Graha BNPB, Jakarta, Kamis 25 Juli 2019. (Foto: BNPB)

Jakarta - Lahan gambut yang sangat rentan terbakar mampu menjadi peluang baru dalam strategi peningkatan ekonomi masyarakat.

Hal ini menjadi pembahasan penting dalam Rapat Pemanfaatan Lahan Gambut yang dipimpin langsung Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo.

Hadir perwakilan dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kepala Badan Restorasi Gambut (BRG) Nazir Foead, Gubernur Riau Syamsuar, Wakil Gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya, Bupati Aceh Utara Muhammad Thaib, perwakilan dunia usaha, dan para tamu undangan lainnya di lantai 15, Graha BNPB, Jakarta, Kamis 25 Juli 2019.

Luas lahan gambut di Indonesia mencapai 15,4 juta hektare yang tersebar di delapan provinsi, antara lain Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Papua dan Papua Barat.

Lahan gambut sangat berpotensi untuk ditanami berbagai jenis buah dan tanaman yang dapat dikembangkan bersama sehingga mampu menunjang perekonomian masyarakat setempat serta mengurangi risiko bencana kebakaran hutan dan lahan.

"Dari hasil kajian oleh tim gabungan, ada nilai ekonomi dari lahan gambut, kesempatan ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian bangsa," kata Kepala BRG Nazir Foead.

Menurut data dari BRG, penilaian potensi mata pencarian dan keuntungan yang didapatkan berdasarkan perspektif produksi petani dan penjualan terbagi menjadi tiga, antara lain, klasifikasi tinggi-net present value (NPV) > 70 min IDR: bambu, kakao, kopi, madu, ubi, vanilla, budidaya ikan.

Beberapa keberhasilan masyarakat dan para pelaku usaha dalam mencoba menanam beberapa bibit tanaman dan buah di lahan gambut

Ke dua, klasifikasi medium-NPV > 25 min IDR: kelapa, minyak ikan, nanas, udang, rotan, purun. Ke tiga, klasifikasi rendah-NPV > 25 min IDR atau NPV negatif: durian, jelutung, jagung, nipah, minyak kelapa sawit, sagu, semangka, beras.

Pemanfaatan lahan gambut ini tidak hanya dapat dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah saja, dibutuhkan sinergitas dan koordinasi yang intensif bersama masyarakat dalam pengelolaan dan pelestarian lahan, pelaku usaha dalam proses pemasaran dan pendistribusian hasil tanam, serta para akademisi terampil dalam meneliti struktur lahan gambut yang beragam di Indonesia.

"Dengan kekayaan sumber daya alam dan manusia yang dimiliki Indonesia, perlu langkah nyata dalam proses peningkatan sumber daya serta kita harus mampu menciptakan budaya masyarakat yang cinta lingkungan. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa keberhasilan masyarakat dan para pelaku usaha dalam mencoba menanam beberapa bibit tanaman dan buah di lahan gambut yang berhasil dipanen dan dijual di pasaran," kata Doni.

Potensi tanaman kopi dan buah sukun menjadi sangat besar dalam langkah pemanfaatan lahan gambut. Bahkan menurut Doni, buah sukun yang kaya akan manfaat dan dapat dikembangkan di lahan gambut jika didistibusikan dan didukung dengan sosialisasi yang tepat, akan mampu menjadi sumber pangan bangsa, bahkan dunia.[]

Baca juga:

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.