Kencangkan Sabuk! Anggaran PEN 2021 Dipotong 50%

Penurunan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) berdampak pada pemangkasan bujet sejumlah sektor strategis
Warga penerima manfaat bantuan sosial tunai difoto petugas di Kantor Pos Serang, Banten, Rabu, 6 Mei 2020. Bansos berupa uang tunai Rp 600 ribu per KK per bulan diberikan kepada keluarga miskin dan rentan miskin dampak pandemi Covid-19 selama tiga bulan ke depan. (Foto: Antara/Asep Fathulrahman/aww)

Jakarta – Pemerintah hampir pasti memangkas alokasi anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk periode 2021 sekitar 50 persen. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2021 disebutkan bahwa dana PEN untuk tahun depan berjumlah Rp 356,5 triliun. Angka tersebut turun Rp 338,7 triliun dibandingkan dengan alokasi yang sama pada sepanjang 2020 yang bertotal Rp 695,2 triliun.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan beberapa sektor strategis tetap menjadi prioritas penyaluran dana PEN guna mengurangi dampak pandemi.

“Kami tetap mempertahankan poin-poin utama yang dianggap cukup rentan, seperti perlindungan sosial bagi masyarakat,” ujarnya Jumat, 11 September 2020.

Birokrat yang juga mengemban tugas sebagai Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) tersebut menjabarkan bahwa fokus penyaluran anggaran bakal menyasar Program Keluarga Harapan (PKH), penyaluran sembako gratis, Program Kartu Prakerja. Lalu selajutnya subsidi tarif listrik bagi golongan tertentu, serta bantuan langsung tunai atau BLT.

“Hal ini dilakukan guna meningkatan sisi permintaan dari masyarakat,” ujar Menko Airlangga.

Adapun, anggaran PEN 2021 yang sebesar Rp 356,5 triliun didistribusikan pada enam sektor strategis. Pertama, untuk penanganan kesehatan dengan anggaran sekitar Rp 25,4 triliun. Kedua, program perlindungan sosial untuk masyarakat menengah ke bawah sekitar Rp 110,2 triliun.

Ketiga, dukungan sektoral Kementerian/Lembaga (K/L) Rp 136,7 triliun. Keempat, dukungan kepada UMKM Rp 48,8 triliun. Kelima, pembiayaan korporasi sekitar Rp 14,9 triliun, serta keenam adalah anggaran untuk insentif dunia usaha sekitar Rp 20,4 triliun.

Sementara untuk dana PEN 2020, hingga 19 Agustus 2020 sudah teralisasi Rp 174,79 triliun atau 25,1 persen dari pagu aggaran. Riciannya meliputi bidang kesehatan yang sudah terealisir Rp 7,36 triliun dari Rp 87,55 triliun.

Untuk perlindungan sosial sudah terealisir Rp 93,18 triliun dari Rp 203,9 triliun, bantuan sektoral terealisir Rp 12,4 triliun dari Rp 106,05 triliun, dan insentif usaha sudah terealisir Rp 17,23 triliun dari Rp 120,61 triliun. Kemudian yang terakhir adalah dukungan UMKM sebesar Rp44,63 triliun.

Berita terkait
Anggaran PEN Sektor UMKM Sudah Terserap 91,4 Persen
Akselerasi penyerapan anggaran PEN sektor UMKM tercatat cukup tinggi meski baru memasuki penghujung kuartal III/2020
Oke Sip! Anggaran PUPR 2021 Fokus Dukung Program PEN
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengkonfirmasi penggunaan anggaran 2021 yang akan difokuskan pada pemulihan ekonomi nasional
Kembali, Sri Mulyani Perlebar Defisit APBN Jadi 5,7%
Setelah sempat mewacanakan bahwa defisit APBN akan berada di level 5,5 persen, pemerintah kembali merevisi asumsi tersebut menjadi 5,7 persen
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina