Kenapa Vaksin Corona Bisa Dibuat Cepat? Ini Penjelasan Ahli

Masih banyak kalangan meragukan proses pengembangan vaksin virus corona atau Covid-19 yang dianggap terlalu cepat.
Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta Rusia memperhatikan tinjauan keamanan yang ketat pada vaksinnya yang baru dilakukan fase I uji coba. (Foto: Alexander Zemlianichenko Jr/Russian Direct Investment Fund via AP)

Jakarta - Masih banyak kalangan meragukan proses pengembangan vaksin virus corona atau Covid-19 yang dianggap terlalu cepat. Padahal, proses ketersediannya sangat memungkinkan lewat dukungan teknologi dan dana.

"Kenapa bisa cepat vaksin Covid-19, padahal dalam keadaan normal dilakukan lebih lama. Karena sekarang teknologi sudah maju, biaya ada, sehingga semua dilakukan parallel. Bahkan infrastrukturnya sudah mulai diadakan [lebih lengkap]," kata Prof Dr Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Cissy Kartasasmita dalam diskusi 'Keamanan Vaksin dan Menjawab Mitos dengan Fakta' yang diselenggarakan di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin, 16 November 2020.

Ia menuturkan, sebelumnya pengembangan vaksin memang membutuhkan waktu 5-10 tahun hingga akhirnya bisa digunakan oleh masyarakat luas. Sebab vaksin harus melalui serangkaian tahapan hingga akhirnya mengantongi jaminan keamanan dari lembaga kesehatan negara atau dunia.

 Jumlahnya sampai puluhan ribu untuk relawannya.

"Kandidat vaksin, dilakukan dulu praklinis, disuntikkan kepada binatang. Tetapi ini tidak boleh sembarangan menyuntikkan pada binatang," tuturnya.

Setelah dipastikan tidak ada efek samping, tahapan pengujian masuk pada fase I yang melibatkan 20-100 relawan. Jika tidak ada efek samping, tahapan naik ke fase II dengan 40-1.000 relawan untuk melihat efektivitasnya pada lebih banyak orang.

"Kemudian dilakukan fase III, dicek keamanan pada jumlah yang lebih banyak. Apakah ada efek samping yang ketemu kalau jumlah yang disuntikan banyak. Jumlahnya sampai puluhan ribu untuk relawannya," ujarnya.

Tahapan pun tidak berhenti sampai di sini karena pemerintah dan lembaga terkait akan terus mengawasi dan mengevaluasi efektivitas ketika vaksinasi sudah dilakukan.

Terkait dengan efek samping vaksin Covid-19 yang telah diuji coba pada ratusan relawan di Indonesia, Cissy mengatakan tidak ditemukan efek samping berat dari penyuntikan vaksin tersebut.

Ditambahkannya lebih lanjut, penetapan prioritas vaksinasi Covid-19 didasarkan atas kebutuhan dan jumlah vaksinnya yang masih sangat terbatas. Pemerintah sendiri menetapkan mereka yang bertugas di garda terdepan seperti tenaga kesehatan menjadi kelompok prioritas yang akan diberikan vaksin Covid-19.

Berita terkait
MUI ke China Pastikan Vaksin Corona untuk Indonesia Halal
Majelis Ulama Indonesia (MUI) memastikan status halal vaksin virus corona yang dipakai Indonesia ke China.
Dokter Jelaskan Hal yang Ditakutkan Setelah Disuntik Vaksin
Dokter spesialis penyakit dalam dan vaksinolog menjelaskan KIPI atau hal-hal yang tidak diinginkan atau ditakutkan setelah disuntik vaksin.
Berolahraga Pakai Masker Bisa Memicu Gangguan Kesehatan?
Apakah memakai masker saat berolahraga dapat menimbulkan efek negatif pada kesehatan?