Kenapa Anak Pertama Tidak Boleh Menikah dengan Anak Pertama?

Anggapan semacam ini tidak jarang menjadi kendala bagi setiap orang sebelum memutuskan untuk menikah.
Ilustrasi pernikahan. (Foto: Tagar/ist)

Jakarta - Ada kepercayaan di masyarakat, bahwa urutan kelahiran anak memberikan pengaruh pada sifat dan karakternya. Sifat dan karakter anak pertama dengan anak kedua maupun anak ketiga tentu berbeda. Masing-masing urutan kelahiran ini memberikan kecenderungan sifat dan karakter yang hampir sama, meskipun tidak selalu benar dan terjadi pada setiap orang.

Misalnya seperti anak sulung mempunyai kecenderungan sifat yang perfeksionis, pemimpin, dan terorganisir. Berbeda dengan anak tengah yang cenderung memiliki kemampuan untuk bernegosiasi dengan baik, menjadi penengah di pertikaian antar saudara, mandiri dan tertutup. Sedangkan anak terakhir yang cenderung penuh kasih sayang, menarik, suka menjadi pusat perhatian, hingga impulsif.

Ternyata, beberapa kecenderungan sifat dan karakter anak ini tidak hanya berdampak pada kepribadian mereka, namun juga memberikan pengaruh pada kondisi hubungan. Salah satunya, mungkin Anda sering kali mendengar bahwa anak pertama tidak boleh menikah dengan anak pertama, karena memiliki kepribadian yang sama dan tidak bisa saling mengisi.

Anggapan semacam ini tidak jarang menjadi kendala bagi setiap orang sebelum memutuskan untuk menikah. Meskipun tidak selamanya benar, alasan kenapa anak pertama tidak boleh menikah dengan anak pertama berikut perlu Anda ketahui sebagai bahan pengetahuan untuk memahami diri dan pasangan, terutama bagi Anda yang lahir sebagai anak pertama.

Dilansir dari Focus on The Family, berikut kami merangkum alasan kenapa anak pertama tidak boleh menikah dengan anak pertama dan penjelasan lainnya.

Sebelum mengetahui alasan kenapa anak pertama tidak boleh menikah dengan anak pertama, perlu dipahami terlebih dahulu seperti apa kecenderungan sifat masing-masing anak berdasarkan kelahiran. Berikut beberapa sifat dan karakter anak sesuai kelahiran yang perlu Anda ketahui :


1. Anak sulung

Jika Anda adalah anak sulung, Anda adalah kelinci percobaan keluarga untuk teknik mengasuh anak. Sebab, anak pertama merupakan pengalaman baru bagi setiap pasangan dalam mengasuh anak. Meskipun begitu, anak sulung sering kali memiliki kecenderungan sifat pemimpin yang baik.

Bukan hanya itu, anak sulung juga orang yang terorganisir serta memiliki tanggung jawab pada saudara-saudara yang lebih muda. Anak pertama sering menjalani hidup dengan serius dengan menerima banyak tekanan untuk menjadi orang yang lebih baik. Selain itu, anak sulung sering memberikan kritik para diri sendiri maupun orang lain.


2. Anak tengah

Berikutnya adalah anak tengah. Bagi Anda yang lahir sebagai anak tengah, sedikit diuntungkan karena orang tua telah memiliki pengalaman pengasuhan pada anak pertama. Namun, bagi anak tengah yang memiliki saudara setelahnya, sering kali menjadi penengah atau diplomat yang hebat untuk menjembatani perselisihan yang terjadi antar saudara.

Anak tengah juga memiliki kecenderungan sebagai orang yang mandiri dan tertutup. Mereka juga sering menghindari konflik, baik dalam keluarga maupun di lingkungan luar.


3. Anak terakhir

Terkahir adalah anak bungsu. Anak bungsu sering kali menjadi anak yang mendapatkan kasih sayang lebih dari kedua orang tua.

Selain itu, sebagai anak yang paling muda, Anda sering menerima banyak bantuan baik dari orang tua maupun saudara yang lebih tua untuk menyelesaikan setiap pekerjaan. Anak bungsu juga memiliki kecenderungan sifat yang suka mencari perhatian atau menjadi pusat perhatian, menarik, serta bertindak impulsif.



Anak Pertama dengan Anak Pertama

Setelah mengetahui beberapa kecenderungan sifat anak berdasarkan kelahiran, berikutnya terdapat alasan kenapa anak pertama tidak boleh menikah dengan anak pertama. Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa anak sulung memiliki kecenderungan sifat yang perfeksionis.

Sehingga ketika Anda menikah dengan pasangan yang sama-sama anak pertama dalam keluarga, tentu sifat perfeksionis yang dimiliki akan berbenturan. Sering kali, hal ini menjadi sumber masalah ketika masing-masing pihak mempunyai pandangan yang berbeda.

Namun, ketika Anda menikah dengan sesama anak pertama, sebaiknya tentukan peran Anda dan pasangan dengan jelas agar bisa mengurangi ketegangan. Dalam hal ini, Anda bisa membagi tugas atau pekerjaan rumah tangga dengan adil.

Ucapkan terima kasih setiap kali pasangan mengerjakan tugasnya dan membantu pekerjaan rumah terselesaikan dengan baik. Ketika ingin mengkritik, pilihlah kata yang baik dan mudah diterima sehingga proses komunikasi bisa mendukung untuk pemecahan masalah.


Anak Pertama dengan Anak Tengah

Setelah mengetahui alasan kenapa anak pertama tidak boleh menikah dengan anak pertama, berikutnya Anda juga perlu mengetahui bagaimana jika anak pertama nikah dengan anak tengah. Anak pertama dan anak tengah dinilai mempunyai keselarasan yang lebih baik dibandingkan anak pertama dengan anak pertama.

Dalam hal ini, anak pertama yang cenderung memiliki pemikiran dan pendapat yang kuat bisa diimbangi oleh anak tengah yang cenderung menjadi penenang dan menghindari konflik.

Anak tengah juga memiliki kemampuan negosiasi dan pemecahan masalah yang baik. Anda bisa menawarkan beberapa solusi untuk mengatasi masalah atau konflik yang sedang terjadi.

Namun, sebagai anak tengah yang menghindari konflik, Anda juga perlu mengungkapkan perasaan kepada pasangan agar pasangan bisa mengerti kondisi Anda. Dengan begitu, risiko kesalahpahaman bisa diminimalisir dengan baik.


Anak Pertama dengan Anak Terkhir

Setelah mengetahui alasan kenapa anak pertama tidak boleh menikah dengan anak pertama, terakhir Anda juga perlu memahami seperti apa jika anak pertama menjalin hubungan dengan anak bungsu. Dalam hal ini, anak pertama yang mempunyai struktur, tujuan dan organisasi yang baik dan cenderung perfeksionis sering kali kurang sesuai dengan anak bungsu yang lebih santai.

Jika Anda memiliki pasangan seorang anak bungsu, jangan menetapkan ekspektasi yang terlalu tinggi. Sebaiknya, pilihlah komunikasi yang baik dan lembut agar mudah diterima oleh pasangan. Dengan begitu, pasangan Anda bisa memperbaiki sikap yang tidak sesuai dengan standar Anda.

Sedangkan untuk anak bungsu, berikan perhatian dan afeksi yang cukup pada pasangan Anda. Anda juga bisa membantu memastikan rencana pasangan berjalan dengan baik dan terperinci. Fokus untuk memberikan layanan yang terbaik satu sama lain. Tidak lupa buatlah suasana hubungan yang harmonis dengan penuh canda dan tawa. []

Berita terkait
5 Tips Menabung Selama Setahun untuk Biaya Pernikahan
Untuk mempersiapkan biaya pernikahan ada baiknya kamu mulai menabung. Menabung untuk pernikahan bukan hal yang mudah bagi sebagian orang.
10 Tanda yang Mengindikasikan Pernikahan Anda Sehat
Segera evaluasi jika banyak dari tanda ini tidak ada dalam kehidupan pernikahan Anda.
Jalan Panjang dan Berliku Putri Mako Capai Mahligai Pernikahan
Putri Mako, keponakan kaisar Jepang, akhirnya akan melangsungkan pernikahan dengan calon pilihannya sendiri, seorang warga biasa
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.