Kena Hama, Harga Gabah di Aceh Turun

Serangan hama menjadi faktor utama adanya penurunan harga jual dan harga beli gabah di Kabupaten Aceh Barat Abdya, Aceh.
Petani memisahkan butiran padi (gabah) di Kecamatan Kedamaian, Bandar Lampung, Lampung, Selasa (4/4). Lampung menempati posisi keempat secara nasional sebagai daerah yang mengalami surplus beras. (Foto: Ant/Ardiansyah)

Aceh Barat Daya - Harga jual gabah hasil panen akhir tahun 2019 di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh lebih murah dibandingkan panen di awal tahun 2019. Serangan hama menjadi faktor utama adanya penurunan harga jual dan harga beli.

"Panen awal tahun 2019 kita beli paling tinggi Rp 5.200 untuk satu Kilogram, itu juga karena kualitas padi bagus," kata Zainul Abidin, pemilik Kilang Padi SMD Jaya di Kecamatan Tangan-tangan, Kabupaten Aceh Barat Daya, Kamis, 12 Maret 2020.

Namun, lanjutnya, karena serangan beberapa jenis hama membuat kualitas padi petani Abdya kurang bagus di panen akhir 2019 ini, sehingga agen tidak berani membeli dengan harga mahal.

Panen awal tahun 2019 kita beli paling tinggi Rp 5.200 untuk satu Kilogram, itu juga karena kualitas padi bagus.

"Panen akhir tahun 2019 kita beli lebih murah yakni di angka Rp 4.500 sebab, kurang bagus. Kita dalam satu tahun dua kali panen, tapi panen kali ini banyak padi yang kena hama," katanya.

Namun demikian, tambahnya, kualitas padi petani seputaran Kecamatan Blangpidie dibeli agen dengan harga lebih mahal, sebab, rata-rata panen di daerah ini lebih bagus. "Blangpidie bagus, kecamatan lain kurang karena serangan hama, banyak patah-patah setelah digiling," ujarnya.

Sebenarnya, kata dia, agen membeli gabah petani terbagi dalam tiga kategori, yakni meliputi gabah kering giling atau gabah yang sudah dirontokkan dan sudah kering dijemur, biasa dibeli dengan harga Rp 5.500 sampai Rp 5.600 tergantung kualitas.

Kategori ke dua, gabah kering panen atau gabah yang dirontokkan dalam panas sinar matahari dapat dibeli dengan harga Rp 4.700 sampai 5.200 tergantung kwalitas.

Kategori terakhir yakni, gabah basah atau gabah yang panen tidak dalam sinar matahari sehingga kadar airnya tinggi, sehingga harganya lebih murah yakni Rp 4.400 ribu. "Intinya kualitas gabah sangat mempengaruhi harga," ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan Zainul Abidin, pemotongan dengan mesin dan dengan alat tradisional tidak berefek besar pada hasil panen petani, namun, menurutnya pemotongan manual lebih bagus. "Tidak terlalu berefek, sama saja padahal," katanya. []

Berita terkait
2 Pasien Suspect Virus Corona Dirawat di Aceh
Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh saat ini menangani dua pasien suspect (dicurigai) corona.
Rumah Kades Abdya Aceh Dilempar Kotoran Kerbau
Rumah Kepala Desa Padang Geulumpang, Kecamatan Jeumpa Kabupaten Aceh Barat Daya mengaku dilempar kotoran kerbau oleh orang tidak dikenal.
70 Rumah Duafa di Abdya Akan Dibangun Rp 2,5 Miliar
Pemerintah Abdya akan merehab 70 unit rumah duafa pada tahun 2020 ini. Anggaran bersumber dari Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS).
0
Putra Mahkota Arab Saudi Melawat ke Turki
Persiapan untuk menghadapi kunjungan Presiden Joe Biden, Putra Mahkota Arab Saudi lakukan lawatan regional kali ini ke Turki