Kementerian PUPR Bangun 1.070 Unit Rumah Khusus di Sulbar

Pembangunan 1.070 unit Rusus dilakukan di lima kabupaten berbeda yakni, Kabupaten Mamuju, Mamuju Tengah, Mamuju Utara, Polewalimandar, dan Majene.
Telah dibangun sebanyak 1.070 unit rumah khusus di Provinsi Sulawesi Barat sejak tahun 2015 hingga 2018. (Foto: dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR)

Jakarta,(Tagar 1/2/2019) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus meningkatkan penyediaan hunian yang layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut, telah dibangun sebanyak 1.070 unit rumah khusus di Provinsi Sulawesi Barat sejak tahun 2015 hingga 2018.

"Rumah khusus adalah program Kementerian PUPR yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan khusus, seperti nelayan,  pemukiman kembali korban bencana/pengungsi, guru, tenaga medis, TNI/Polri dan petugas di daerah perbatasan dan pulau terpencil," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu seperti dikutip Biro Komunikasi Publik
Kementerian PUPR.

Pembangunan 1.070 unit Rusus dilakukan di lima kabupaten berbeda yakni, Kabupaten Mamuju, Mamuju Tengah, Mamuju Utara, Polewalimandar, dan Majene. 

Secara rinci, pada 2015 dibangun sebanyak 605 unit Rusus tipe 36, yang diperuntukkan untuk nelayan dan suku anak dalam. Semua Rusus  dibangun di 11 lokasi yang berbeda, dengan total anggaran Rp 86,68 miliar.

Selanjutnya pada 2016, kembali dibangun sebanyak 205 unit Rusus nelayan tipe 36 yang tersebar di empat lokasi berbeda, dengan total anggaran Rp 26,61 miliar. 

Pada 2017 dan 2018 pembangunan Rusus dilakukan di enam lokasi sebanyak 260 unit dengan total anggaran Rp 30,17 miliar.

Kementerian PUPR telah menyelesaikan pembangunan 50 unit rusus, yang dibangun dan rampung pada 2015 di Desa Kire, Kecamatan Budong-Budong, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat.  Rusus yang diperuntukkan bagi nelayan itu telah sepenuhnya dihuni oleh masyarakat.

Kementerian PUPRTelah dibangun sebanyak 1.070 unit rumah khusus di Provinsi Sulawesi Barat sejak tahun 2015 hingga 2018. (Foto: dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR)

Hamad salah seorang nelayan tradisional di Desa Kire mengatakan, sebelum dibangun Rusus, para nelayan tinggal di gubuk-gubuk sederhana di sepanjang pesisir pantai, karena ketiadaan lahan dan biaya.

"Alhamdulillah sekarang pemerintah telah menyediakan rumah nelayan secara gratis, rumahnya begitu bagus, bahkan sudah permanen dan sudah ada listrik dan penerangan jalan sehingga kami sangat nyaman. Saya disini tinggal dengan keluarga saya yakni dengan Istri dan keempat anak. Saya mewakili warga Desa Kire mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah khususnya Kementerian PUPR atas perhatiannya kepada kami nelayan tradisional sehingga bisa hidup dengan layak," ucap Hamad berterima kasih.

Rusus yang dibangun sudah dilengkapi meubelair dan prasarana sarana dan utilitas (PSU) seperti jalan lingkungan, drainase, listrik dan air. Kondisi tersebut diharapkan meningkatkan kenyamanan penghuni. Rusus yang selesai dibangun tahun 2015 lalu tersebut, menghabiskan biaya sebesar Rp 7,74 miliar.  

Rusus yang dibangun Kementerian PUPR pada umumnya merupakan rumah tipe 28 atau 36 yang telah dilengkapi prasarana sarana dan utilitas (PSU) seperti jalan lingkungan, drainase, listrik dan air. Kondisi tersebut diharapkan meningkatkan kenyamanan penghuni.

Secara nasional pembangunan rusus oleh Kementerian PUPR periode 2015-2018 sebanyak 22.358 unit. Tahun 2019, pembangunan rusus ditargetkan sebanyak 3.230 unit. []

Berita terkait