Kementerian ESDM Tekan Penggunaan BBG untuk Truk dan Bus

Kementerian ESDM berkoordinasi dengan instansi terkait guna mendorong penggunaan bahan bakar gas (BBG) untuk transportas.
Petugas SPBG sedang mengisikan BBG ke mobil. (Foto: Tagar/Antara)

Jakarta - Pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik, terus menjadi perhatian Pemerintah. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkoordinasi dengan instansi terkait guna mendorong penggunaan bahan bakar gas (BBG) untuk transportasi, terutama kendaraan besar seperti truk dan bus.

"Penggunaan gas untuk kendaraan, kami berkoordinasi dengan berbagai kementerian seperti Perindustrian, Tenaga Kerja dan Perhubungan. Dalam BBG ini, Ditjen Migas berperan menyiapkan pasokan. Ada juga bagian (fungsi) lain dari Kemenperin, Kemenhub, dan Kemenaker," ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji dalam konferensi pers awal tahun yang dilaksanakan secara online, Rabu, 19 Januari 2022.


Tapi belum tentu untuk kendaraan-kendaraan besar karena membutuhkan baterai yang besar.


Melansir laman resmi Migas ESDM, Tutuka memaparkan, dalam pemanfaatan BBG untuk transportasi ini, Pemerintah mendorong agar kendaraan-kendaraan besar seperti truk dan bus dapat menggunakan bahan bakar tersebut. Ini mengingat untuk kendaraan-kendaraan kecil secara bertahap akan mulai beralih ke mobil listrik.

"Ke depan, kita menyadari mobil (berbahan bakar minyak) akan beralih ke listrik dan itu sangat tepat. Tapi belum tentu untuk kendaraan-kendaraan besar karena membutuhkan baterai yang besar. Jadi kami menawarkan bahan bakar dengan harga yang murah," ucapnya.

Mengingat truk-truk dan bus biasanya melalui jalur atau rute yang rutin, untuk menjamin ketersediaan pasokan BBG, Pemerintah berencana akan membangun SPBG di jalur-jalur yang dilalui oleh kendaraan-kendaraan tersebut.

Pemerintah dengan dana APBN, sejak tahun 2011 hingga 2016 telah membangun 46 unit SPBG yang tersebar di beberapa kabupaten dan kota di Indonesia yaitu Kota Palembang, Prabumulih, DKI Jakarta, Bogor, Bekasi, Tangerang Selatan, Depok, Cilegon, Merak, Serang, Kabupaten Subang, Purwakarta, Cirebon, Indramayu, Semarang, Gresik, Sidoarjo, Surabaya, dan Balikpapan. Namun, tidak semua SPBG tersebut beroperasi.

Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Noor Arifin Muhammad, pada peresmian SPBG Kaligawe tahun 2021 menyampaikan, penghematan penggunaan BBG ini bisa mencapai sekitar 13 % dengan asumsi kebutuhan solar untuk satu unit bus sekitar 50 liter per hari dengan harga Rp 5.150 per liter. Jika menggunakan BBG biaya per lsp seharga Rp 4.500.

Dengan konversi BBM ke BBG juga akan didapatkan emisi kendaraan lebih rendah sehingga menjadi lebih ramah lingkungan.

(Putri Fatimah)

Berita terkait
Rangkul Grab, Pertamina Perkuat Ekosistem Electric Vehicle
Pertamina NRE dan Patra Niaga menandatangani nota kesepahaman dengan Grab Indonesia untuk memperkuat ekosistem electric vehicle belum lama ini.
Temukan Minyak di Jambi, Eksplorasi Pertamina Membuahkan Hasil
Pertamina EP berhasil menemukan minyak di Jambi, tepatnya di Sumur Eksplorasi Sungai Gelam Timur-001 (SGET-001) yang berada di sekitar Field Jambi.
Wah! Pertamina Temukan Cadangan Minyak di Jambi
Subholding Upstream Pertamina Regional Sumatera melalui Pertamina EP menemukan minyak di Sumur Eksplorasi Sungai Gelam Timur-001.
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu