Kemensos Terapkan Paradigma Baru dalam Pengelolaan Data Kemiskinan

Kemensos akan menerapkan paradigma baru dalam pengelolaan data kemiskinan agar strategi penanganan kemiskinan berjalan lebih efektif.
Menteri Sosial Tri Rismaharini. (Foto: Tagar/Dok Kemensos)

Jakarta - Kementerian Sosial (Kemensos) akan menerapkan paradigma baru dalam pengelolaan data kemiskinan. Dalam hal ini Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta jajarannya untuk melihat kemiskinan secara lebih dalam dengan merekam profil penduduk miskin dari berbagai pendekatan.

Menurut Mensos Risma, kemiskinan memiliki banyak dimensi, reformasi dalam bidang penanganan kemiskinan perlu mempertimbangkan aspek-aspek budaya, sosial, selain aspek ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, Kemensos membutuhkan parameter baru agar strategi penanganan kemiskinan berjalan lebih efektif.

Pemerintah, kata Mensos Risma, perlu membedah lebih dalam, mengapa seseorang mengalami kemiskinan. Karena ia menilai, ada budaya yang hidup di tengah masyarakat dimana seseorang hanya bekerja 3 jam dalam sehari, mulai jam 07.00 sampai jam 10.00.

"Padahal secara normal, biasanya kita bekerja 8 jam sehari. Ya tentu saja dengan 2-3 jam bekerja, produktifitasnya tidak bisa diharapkan lebih tinggi,” kata Mensos Risma, dalam keterangan pers, Minggu, 15 Agustus 2021. 


Saya minta mereka memberikan analisa lebih tajam supaya strategi penanganan kemiskinan berjalan pada jalur yang lebih tepat.


Ia juga mengatakan kemiskinan bisa juga disebabkan oleh keterbatasan dalam penguasaan terhadap alat produksi. Misalnya, data kemiskinan menunjukkan seseorang merupakan petani, namun setelah didalami tidak memiliki sawah. 

Atau nelayan, tapi setelah ditelaah, ternyata tidak memiliki perahu, atau memiliki perahu tapi sangat kecil sehingga tidak memungkinkan mendapatkan hasil tangkapan lebih banyak.

Fakta-fakta, lanjut Mensos, seperti ini tidak bisa hanya diselesaikan dengan menyalurkan bantuan sosial. Namun, harus dipikirkan dan mungkin saja bila diperlukan bisa diintervensi dengan pendekatan yang sesuai.

Misalnya perlu edukasi terhadap sistem budaya yang mentoleransi durasi bekerja 2-3 hari, untuk menambah waktu produktif. Demikian juga dengan nelayan, mungkin

“Saya meminta Puskesos- SLRT di seluruh pelosok tanah air menjadi garda depan yang membantu Kemensos untuk memberikan gambaran lebih lengkap. Saya minta mereka memberikan analisa lebih tajam, supaya strategi penanganan kemiskinan berjalan pada jalur yang lebih tepat,” kata Mensos.

Untuk keperluan itu, Mensos juga mengembangkan sinergi dengan berbagai perguruan tinggi untuk menyusun parameter lebih tajam. Kemensos mendorong peran Puskesos menjadi bagian dari layanan rujukan satu pintu di tingkat desa yang merupakan miniatur SLRT di tingkat Kab/Kota.

Kehadiran Puskesos diharapkan mendekatkan layanan SLRT dengan masyarakat pedesaan, sehingga warga tidak harus menempuh jarak jauh ke lokasi SLRT, sekaligus menjadi salah satu perwujudan Negara Hadir di tingkat desa. Termasuk pada masa pandemi, Puskesos - SLRT berhasil menunjukkan peran sebagai bagian dari garda terdepan penanganan dampak Covid-19.

Peran ini mulai ikut mensosialisasikan protokol kesehatan, mensosialisasikan berbagai bansos, membantu memvalidasi data penerima bansos, hingga menjadi posko aduan penanganan bansos.

Melalui mekanisme yang dibangun Puskesos - SLRT memungkinkan seluruh pemangku kepentingan saling terkoneksi dalam program perlindungan sosial yang mendorong terbangunnya keterpaduan baik terkait dengan data, informasi maupun layanannya. []



Berita terkait
Mensos Risma Percepat Program Pemberdayaan Sosial
Kementerian Sosial (Kemensos) akan tetap menjalankan program pemberdayaan sosial meski di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga usai.
Kemensos Gandeng Karang Taruna Bagikan Bantuan Covid-19
Kementerian Sosial menggandeng Karang taruna untuk membagikan masker dan vitamin kepada masyarakat terdampak Covid-19 yang membutuhkan.
Respons Pakar Soal Mensos Risma yang Marah Saat Blusukan
Pakar Politik LIPI Wasisto Raharjo Jati merespons tindakan Mensos Risma yang sering marah-marah saat blusukan terkesan pencitraan semata.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.