Kemenkes Imbau Masyarakat Waspadai Informasi Hoaks

Siti Nadia dorong masyarakat melakukan pengecekan sumber informasi seperti situs KPCPEN di covid19.go.id yang memiliki kanal hoaks buster.
Hoaks. (Foto: Tagar/Kemenkeu)

Jakarta - Kementerian Kesehatan, melalui Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyatakan, masih banyak hoaks beredar, terlebih di media sosial terkait Covid-19 dan vaksin. Hal ini disebut sangat berbahaya, baik bagi diri sendiri ataupun orang lain.

"Sudah banyak akses yang memudahkan kita untuk mengecek kebenaran informasi yang kita terima. Jadi jangan langsung percaya begitu saja dengan informasi yang beredar, khususnya di media sosial."

Siti Nadia kemudian mendorong masyarakat melakukan pengecekan sumber informasi tersebut. Pemerintah juga telah menyediakan berbagai sumber resmi, seperti situs KPCPEN di covid19.go.id yang memiliki kanal hoaks buster, atau bisa juga mengecek di aplikasi ecovid19.co.id yang dapat diunduh di PlayStore dan AppStore.

Senada, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat (IAKMI) Hermawan Saputra juga meminta masyarakat benar-benar menyaring berita dan opini yang berkembang. Dia memberi contoh, pernyataan dari seorang tokoh agama pun perlu diketahui jika tokoh terkait mewakili institusi atau punya otoritas dengan apa yang disampaikan.

"Hal itu harus diverifikasi supaya sejalan juga dengan tokoh agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI)," kata Hermawan.


Maka Covid-19 ini walaupun tidak kasat mata penyebabnya, tapi dia nyata.


Menurutnya, hal serupa berlaku terhadap tokoh kesehatan yang memberi perspektif terkait Covid-19. Hermawan mengimbau agar dilakukan penyelarasan jika perspektif tokoh tersebut mewakili institusi, profesi, atau bernaung di bawah lembaga yang kredibel.

"Kemampuan kita memverifikasi dari sumber resmi, itu yang akan memudahkan kita juga mempertanggungjawabkan apa yang menjadi materi atau bahan dari diskusi," ungkapnya.

Selanjutnya terkait obat Covid-19, Hermawan mengingatkan bahwa BPOM sepenuhnya berwenang menentukan jenis apa yang beredar serta keefektifan obat berdasarkan persetujuan klinis. Masyarakat dianjurkan untuk berperan dengan bijak saat menerima dan menyaring informasi.

"Kita harus sadar, Covid-19 ini masih ada di sekitar kita. Kita harus sadar bahwa kenaikan kematian dan kesakitan masih berlangsung di sekitar kita. Maka Covid-19 ini walaupun tidak kasat mata penyebabnya, tapi dia nyata," kata Hermawan. []


Baca juga

Berita terkait
JJP: Jurnalis Harus Ikut Bergerak Redam Berita Hoaks
Ketua Jurnalis Jakarta Pusat Komaruddin Bagja menekankan perlunya perlunya literasi medsos agar terhindar dari fenomena hoaks yang menyesatkan.
Warga: Virus dan Vaksin dari China, Jangan-jangan Konspirasi Lagi
Vaksin Covid-19 Sinovac asal China telah sampai di Indonesia dan mulai didistribusikan ke sejumlah daerah.
Penangkapan Dokter Lois, Refly Harun: Bahaya bagi Demokrasi
Pakar hukum tata negara Refly Harun tanggapi penangkapan dokter Lois. Ia mengatakan penangkapan dokter Lois bahaya bagi demokrasi.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.