Kemal Palevi Komentari Sikap Jeje Slebew Ngamuk Saat Diminta Foto

Aktor Kemal Palevi menyoroti sikap Jeje Slebew menjadi salah satu remaja di kawasan Sudirman ngamuk saat dimintai foto oleh masyarakat.
Kemal Palevi Komentari Sikap Jeje Slebew Ngamuk Saat Diminta Foto. (Foto: Tagar/Instagram/@kemalpalevi)

TAGAR.id, Jakarta - Aktor Kemal Palevi menyoroti sikap Jeje Slebew menjadi salah satu remaja di kawasan Sudirman ngamuk saat dimintai foto oleh masyarakat.

Pasalnya, Jeje kian menjadi sorotan seiring dengan viralnya fenomena ‘Citayam Fashion Week’. Bak sudah menjadi ikon di sana, publik sering menyeret nama Jeje jika membahas soal CFW. 

Namun baru-baru ini sikap Jeje ramai dikritik usai video saat dirinya ngamuk viral di jagat maya.


Artis itu masih bisa milih kehidupan pribadinya mau seberapa banyak yang harus dikonsumsi oleh publik. Kayak misalkan kehidupan pribadi Atta Halilintar dan Nicholas Saputra.


Dalam video tersebut terekam Jeje yang tengah berjalan melewati kerumunan di CFW sembari dikawal beberapa orang. Jeje kemudian mendadak ngamuk kepada kerumunan orang-ornag tersebut yang ingin berfoto dengannya.

Sikap Jeje ini tak hanya dikecam namun juga dikritik oleh publik, termasuk oleh Kemal Palevi. 

“Lho kok ngamuk? jadi artis dadakan lha kok ngamuk? jangan ditiru teman-teman, itu tidak baik" kata Kemal Palevi, seperti dalam video yang diunggah ulang akun @rumpi_gosip.

Meski memberikan sindiran kepada Jeje, namun Kemal juga memberikan penjelasan terkait dunia keartisan dari sudut pandang yang lain. 

Kemal menjelaskan jika seseorang yang memutuskan untuk berprofesi sebagai public figure tak akan jauh dari penilaian publik sendiri. Karena itu seringkali kehidupan artis bak sudah tak memiliki privasi.

“Jadi artis itu berat loh. Artis atau istilah lainnya adalah public figure, ada embel-embel publik. Berarti secara nggak langsung kalau lo memutuskan untuk menjadi artis atau publik figur berarti lo tidak punya privasi lagi, tidak punya kehidupan pribadi lagi, karena kehidupan pribadi lo ya untuk konsumsi publik. Namanya juga publik figur,” ujarnya 

Kendati demikian, Kemal Palevi menegaskan jika setiap artis memiliki kontrol penuh untuk membatasi seberapa banyak publik bisa melihat ruang privasi mereka. 

Kemal lantas memberikan contoh dengan menyeret nama Atta Halilintar yang dikenal sebagai YouTuber dan sering membuat vlog keluarga, dibandingkan Nicholas Saputra.

“Artis itu masih bisa milih kehidupan pribadinya mau seberapa banyak yang harus dikonsumsi oleh publik. Kayak misalkan kehidupan pribadi Atta Halilintar dan Nicholas Saputra. Pasti kita lebih tahu kehoidupan Atta Halilintar ketimbang Nicholas Saputra dong,” celetuknya.

Lebih lanjut, Kemal juga mengatakan jika tak setiap orang bisa dengan mudah menjadi seorang public figur, terlebih dengan segala konsekuensi untuk setiap tindakan mereka. 

Sama halnya dengan yang didapatkan Jeje dimana ia akan dihujat saat menunjukkan sikap dan contoh yang tak baik bagi publik.

Dari penjelasan tersebut, Kemal pun menarik kesimpulan soal pondasi jika ingin menjadi seorang artis atau public figure. Menurutnya seseorang harus siap attitude dan mental jika ingin terjun dan disorot oleh publik.

Warganet ramai merespons pro-kontra terkait tanggapan Kemal Palevi di atas. Di sisi lain, tak sedikit yang menyoroti sebutan “artis dadakan” untuk Jeje dan balik mempertanyakannya. Meski Jeje tengah dikenal dimana-mana, namun warganet menilai jika sebutan artis belum bisa disematkan kepadanya. []

Berita terkait
Akhirnya Dilepas, Baim Wong Ungkap Alasan Munculnya Ide Patenkan Citayam Fashion Week
Menanggapi kehebohan yang terjadi, Baim Wong kini akhirnya muncul setelah sempat membuat klarifikasi tertulis di akun Instagram pribadinya.
Wagub DKI: 'Citayam Fashion Week' Punya Publik!
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria atau Ariza menegaskan bahwa lokasi Citayam Fashion Week merupakan milik pemerintah.
Legislator: Baim Wong Tak Punya Hak Patenkan 'Citayam Fashion Week', Itu Hak Publik Bukan Hasil Kreasi Sendiri
Citayam Fashion Week muncul dari sesuatu yang tidak diduga sehingga masyarakat akhirnya melabelkan ini.