Yogyakarta - Ratusan rumah warga Klitren Lor, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta terendam banjir setelah tanggul Sungai Belik jebol. Air meluap masuk ke rumah warga dengan ketinggian yang beragam.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menyatakan seharusnya warga tidak kebanjiran lagi, setelah embung Pengok difungsikan. Meski begitu, pada kenyataannya ketika hujan deras justru terjadi banjir.
Menurut Ngarsa Dalem, embung Pengok difungsikan kembali karena saat hujan turun selalu banjir di sekitar Plaza Ambarukmo dan Klitren. "Kalau tidak diaktifkan akan selalu banjir," kata Sultan pada Kamis, 12 Maret 2020.
Raja Keraton Yogyakarta ini mengungkapkan masih terjadinya banjir di Klitren Lor dapat disebabkan oleh dua hal. Pertama, embung Pengok tidak mampu lagi menampung debit air. Kedua, banyak sampah yang ada di dalam saluran air hujan. "Bisa dicek apakah di gorong-gorong banyak sampah yang belum dibersihkan," katanya.
Selain embung Pengok, ada embung lainnya yang digunakan untuk mencegah terjadinya banjir. Embung itu berada di Universitas Gadjah Mada (UGM). "Jika ada kiriman air dari utara maka bisa dialirkan ke sana (embung UGM)," ujarnya.
Sultan menambahkan, yang lebih mengetahui kenapa di Klitren Lor masih terjadi banjir yakni pemerintah Kota Yogyakarta. "Pemkot baiknya ngecek gorong-gorongnya," imbuhnya.
Hujan deras yang mengguyur Kota Yogyakarta pada Rabu, 11 Maret 2020 sore mengakibatkan tanggul sepanjang dua meter sungai Belik Jalan Batikan jebol di Dusun Klitren Lor, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta. Akibatnya air meluap dan masuk ke rumah warga.
Pemkot baiknya ngecek gorong-gorongnya.
Kapolsek Gondokusuman Komisaris Polisi Bonifasius Slamet mengatakan banjir di Desa Klitren, Yogyakarta disebabkan tanggul yang jebol akibat dorongan air hujan yang deras. Ada ratusan rumah warga yang terdampak. "RW 1 RT 2 3 4 yang terkena banjir dan rata-rata masuk ke dalam rumah. Ada sekitar 100 rumah yang kebanjiran," ucapnya.
Amki Riyantobi, 23 tahun, mengaku barang seperti televisi, handphone, dispenser, tabung gas, print rusak. Empat motor yang terparkir satu di antaranya juga rusak akibat terkena tanggul yang roboh.
Dia mengatakan, indekos yang ditempati bersama 13 temannya mengalami dampak yang paling parah. Bangunan indekos tepat berada di samping sungai. "Wah hujan besar tadi siang. Air masuk semua hampir sedada. Jadi banyak barang-barang anak kos yang rusak. Ada juga ijazah teman yang tersapu air," kata Amki. []
Baca Juga:
- Tanggul Jebol Merendam Ratusan Rumah di Yogyakarta
- Banjir Yogyakarta Kotoran Manusia Masuk Rumah Warga