Kata Dokter UGM Agar Pesepeda Tak Meninggal Mendadak

Dalam sebulan terakhir terjadi dua kematian mendadak dialami pesepeda di Yogyakarta. Pakar UGM berbagi tips menghindari hal itu. Berikut tipsnya.
Ilustrasi bersepeda (Foto: Humas Pemda DIY)

Sleman - Belakangan ini olahraga sepeda sedang digandrungi masyarakat, dari mulai anak-anak sampai yang sudah berumur. Namun ternyata bersepeda juga berisiko bagi kaum rentan.

Dalam sebulan terakhir setidaknya ada dua peristiwa kematian mendadak ketika warga bersepeda di tengah pandemi virus Corona atau Covid-19. Hal ini mendapat perhatian sejumlah ahli kesehatan. Pasalnya banyak masyarakat yang mengabaikan kesehatannya saat genjot pedal itu.

Dokter Kesehatan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Dr.dr. Rustamaji, M.Kes mengatakan sepeda bisa membantu mengurangi kadar stres, hal ini karena umumnya orang melakukan sepeda sambil santai dan menghirup udara segar.

Namun begitu, Ketua Gugus Tugas Covid-19 UGM ini meminta agar goweser memperhatikan kesehatannya. Apakah yang bersangkutan memiliki penyakit penyerta atau penyakit yang dideritanya saat ini.

Masyarakat pada umumnya khususnya kaum yang sudah berumur harus konsultasi olahraga apa yang sesuai dengan dokter. "Kalau pesepeda ada riwayat penyakit serius seperti sakit jantung, pembuluh vaskuler, hipertensi akan sangat berbahaya. Orang dengan riwayat gangguan jantung tentu berisiko terkena serangan jantung kapan pun," kata Rustamaji saat dihubungi wartawan Selasa, 30 Juni 2020.

Kegiatan bersepeda bagi usia di atas 40 tahunan lebih kepada upaya untuk mencari kesehatan dan refreshing, sehingga perlu penyesuaian dengan kemampuan masing-masing.

Kalau pesepeda ada riwayat penyakit serius seperti sakit jantung, pembuluh vaskuler, hipertensi akan sangat berbahaya.

Demi menghindari droplet atau percikan air liur yang berpotensi membawa virus Corona saat olahraga, masyarakat juga dianjurkan menggunakan masker. Namun penggunaan masker itu dapat mempengaruhi oksigen yang dihirup manusia. 

"Karena saat olahraga kebutuhan oksigen meningkat. Sementara mulut dan hidung kita harus tertutup jadi tidak bisa bernafas dengan nyaman. Penggunaan masker juga untuk menghindari penyebaran droplet atau malah terkena droplet dari orang lain," ucapnya.

Maka Rustamaji mengimbau masyarakat yang berencana berolahraga lebih baik mengurangi dan membatasi porsi berolahraga.

Dia memberi tips saat mulai kelelahan, goweser dapat membuka sedikit maskernya. Setelah menghirup nafas panjang masker tersebut kembali digunakan untuk menutupi hidung dan mulut.

Masyarakat yang akan melakukan olahraga sepeda untuk memperhatikan kecepatan saat berolahraga. Goweser disarankan menghindari jalur tanjakan. "Enggak usah banter-banter (cepat-cepat). Alon-alon wae (pelan-pela saja). Hindari jalur yang menanjak agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, apalagi baru mulai gowes lagi setelah vakum lama," ujarnya.

Belum lama ini, setidaknya dua pesepeda meninggal saat mengayuh pedal di lokasi yang berbeda. Terakhir menimpa anggota kepolisian polsek Turi, Sleman, Ajun Inspektur Polisi Satu Sutriyatna, 54 tahun, yang meninggal dunia saat melakukan olahraga bersepeda di Dusun Bangunharjo, kelurahan Bangunkerto, Kecanatan Turi, Sleman.

Aiptu Sutriyanta ini diketahui memiliki penyakit jantung dan gagal ginjal. Penyakit yang dideritanya kambuh saat yang bersangkutan berada di jalur menanjak pada Minggu, 28 Juni 2020.

Sebelumnya, peristiwa yang sama juga menimpa goweser dari Kabupaten Bantul, Yogyakarta akibat kelelahan saat berada di tanjakan di Kapanewon Kalibawang. Peristiwa terjadi pada Minggu 14 Juni 2020 sekitar pukul 10.20 WIB. Korban terjatuh saat menanjak di Jalan Sentolo – Muntilan dan akhirnya meninggal dunia. []

Berita terkait
Tak Kuat Tanjakan, Goweser Meninggal di Kulon Progo
Panemu Kalibawang Heri Darmawan menemukan seorang goweser terjatuh saat melalui jalan tanjakan Jalan Sentolo-Muntilan, Banjarharjo, Kulon Progo.
Polisi Sleman Yogyakarta Meninggal saat Bersepeda
Anggota Polsek Turi, Sleman, Yogyakarta, meninggal dunia saat bersepeda. Polisi tersebut kelelahan dan punya riwayat penyakit jantung.
Polda DIY: 48 Kasus Kecelakaan Sepeda, 4 Meninggal
Polda DIY menyebut selama Maret-Mei 2020 terjadi 48 kecelakaan yang melibatkan sepeda ontel. Dari jumlah itu, 4 meninggal.