Kata Bawaslu Soal Calon Bupati Bantul Suharsono Bagikan Duit

Masyarakat Bantul dihebohkan dengan video yang beredar di media sosial terkait dugaan money politik yang dilakukan oleh Calon Bupati Suharsono.
Tangkapan layar video viral Calon Bupati Bantul yang bagi-bagi uang. (Tagar/Facebook)

Bantul - ‎Menjelang pelaksanaan pilkada Bantul, DI Yogyakarta pada 9 Desember 2020, masyarakat di Bumi Projotamansari dihebohkan dengan video viral yang beredar di media sosial terkait dugaan money politik yang dilakukan oleh paslon Bupati dan Wakil Bupati Bantul nomor urut 2, Suharsono-Totok Sudarto atau yang akrab disebut pasangan NoTo.‎

Dalam video yang berdurasi dua menit 15 detik terlihat pasangan NoTo mendatangi warga miskin disalah satu dusun di Kabupaten Bantul. Dalam video tersebut terjadi dialog antara pasangan Noto dengan suami istri pemilik rumah yang merupakan salah satu warga miskin, calon Bupati Bantul Suharsono mengatakan membantu sebesar Rp 500 (500 ribu) untuk keperluan namun Suharsono minta agar tidak bilang siapa-siapa jika dibantu.

Dalam dialog lainnya calon Wakil Bupati Bantul Totok Sudarto juga meminta agar tidak bilang diceritakan kepada siapa-siapa. Bakal calon Bupati Bantul, Suharsono juga mengatakan bulan depan, tidak lupa tanggal 9 Desember yang menggunakan baju putih-putih. Selain itu Suharsono juga mengatakan dirinya asli Bantul dan rumahnya di Beji.

Atas video yang viral dimedia tersebut, Ketua Bawaslu Bantul, Harlina mengatakan sudah melakukan penulusan terhadap video viral di media sosial untuk menemukan pihak yang membuat video, lokasi video tersebut dibuat oleh karenanya Bawaslu meminta kepada pihak-pihak yang membuat video tersebut memberikan informasi terkait video viral di media sosial.

"Namun kita sudah punya titik terang, minimal tempat video tersebut dibuat dan Bawaslu akan turun ke bawah," ujarnya ketika ditemui di Kantor Bawaslu Bantul, DI Yogyakarta, Jumat, 20 November 2020.‎

Menurutnya dari video viral yang beredar dimedia sosial tersebut minimal sudah diketahui subyek-subyeknya. Bawaslu tidak akan menunggu adanya laporan dari masyarakat dan akan tetap akan turun ke bawah meski tidak ada laporan karena sudah menjadi kewajiban Bawaslu.

Jadi indikasi money politik dalam pilkada Bantul itu nyatanya sudah ada dan terlihat nyata,

Harlina mengatakan adanya video viral dugaan money politik oleh pasangan NoTo sudah membuktikan adanya indikasi money politik yang terjadi di Kabupaten Bantul meski kasus video viral di media sosial belum terbukti secara hukum. Bawaslu juga telah mendengar adanya money politik untuk membeli suara masyarakat melalui toloh masyarakat dengan nilai rupiah hingga Rp 2,5 juta per RT.‎

"Jadi indikasi money politik dalam pilkada Bantul itu nyatanya sudah ada dan terlihat nyata," ungkapnya.

Namun demikian ketika Bawaslu menemukan indikasi adanya dugaan money politik maka pihak-pihak yang dimintai keterangan akan bungkam seribu bahasa dan hal tersebut juga pasti akan terjadi ketika Bawaslu melakukan penelusuran kepada pihak-pihak yang terkait dengan video viral di media sosial terkait dugaan money politik.

"Jadi pihak-pihak yang terlebih sudah dikondisikan agar memberikan keterangan tidak sesuai dengan kenyataannya. Namun kita tidak akan menyerah karena kita punya strategi untuk mengungkap kasus," ungkapnya.

"Pengkondisian ini seperti memanfaatkan celah hukum yang ada, itu kami kecewa. Namun minimal ada gerakan moral bersama agar tidak tergiur dengan money politik," tambahnya.

Sementara Ketua KPU Bantul, Didik Joko Nugroho mengatakan target pilkada tidak hanya kuantitas namun juga kualitas pilkada. Target kualitas adalah salah satunya tidak menggunakan politik uang dan kampanye hitam selama pelaksanaan pilkada dan berita hoaks.

"Maka kita terus mendorong kepada paslon untuk tidak menggunakan politik uang, kampanye hitam, menyebarkan hoaks karena akan menurunkan kualitas demokrasi,"ujarnya.

Sementara untuk kuantitas maka akan menyangkut jumlah partisipasi masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dalam pilkada 9 Desember 2020 mendatang.

"Berbagai upaya sosialisasi melalui media daring dan media lain sudah kita optimalkan dan diharapkan nantinya pilkada secara kualitas dan kuantitas di pilkada Bantul meningkat. Dalam pilkada kita menargetkan partisipasi pemilih mencapai 82 persen," katanya.‎ []

Baca juga:

Berita terkait
Pohon Tumbang Timpa Rumah dan Tiang Listrik di Bantul
Hujan deras disertai angin kencang terjadi di Bantul mengakibatkan pohon tumbang menimpa rumah dan menutup akses jalan.
Kekerasan Seks pada Anak di Halaman Masjid di Bantul
Polres Bantul menangkap warga Pundong yang diduga melakukan pelecehan seksual pada dua anak di bawah umur di halaman masjid di Pleret.
Alasan Bawaslu Bantul, Kunjungi Dua Kubu Peserta Pilkada
Bawaslu Kabupaten Batul kunjungi dua peserta Pilkada 2020. Kunjungan ini bertujuan untuk membangun kemistri antara Bawaslu dan kedua peserta.