Kata Achmad Baidowi Soal Defisit Neraca Perdagangan

Anggota Komisi VI DPR Achmad Baidowi mengatakan perlu ada evaluasi total terhadap sistem perdagangan nasional yang mengalami defisit.
Ilustrasi Neraca. (Foto: pixabay.com)

Jakarta - Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Achmad Baidowi mengatakan perlu ada evaluasi total terhadap sistem perdagangan nasional. Karena ia malu terhadap kondisi neraca perdagangan yang mengalami defisit, di mana impor lebih dominan dibandingkan dengan ekspor. 

"Memang malu juga kalau ekspor kita terus mengalami defisit, malah sampai cangkul saja, impor. Padahal, ini hal sederhana," ujar Achmad Baidowi di Jakarta, Selasa, 12 November 2019 seperti dilansir dari Antara.

Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini pun meminta pemerintah mencari solusi terkait permasalahan di sektor perdagangan, misalnya regulasi hingga mekanisme perdagangan dengan bantuan dari berbagai praktisi perdagangan.

Achmad BaidowiWakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi. (Foto: Ant/Sigid Kurniawan)

Sedangkan Anggota Komisi VI DPR Nevi Zuairina menginginkan adanya reformasi terkait kebijakan sistem dan mekanisme impor. Menurutnya reformasi terhadap sistem impor menjadi sangat penting dilakukan dalam rangka membangun sebuah regulasi menciptakan iklim usaha yang sehat sampai pada tingkat paling kecil.

"Ada persoalan mendasar yang perlu diselesaikan dalam jangka panjang, yakni pengendalian impor yang dilakukan secara sistemik sehingga semua kebijakan yang keluar akan berpihak pada masyarakat," kata politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.

Memang malu juga kalau ekspor kita terus mengalami defisit, malah sampai cangkul saja, impor.

Permasalahan yang kini terjadi, kata dia karena pemerintah hingga saat ini belum memberi solusi bagaimana mengembangkan produk dalam negeri. Sehingga, produk dalam negeri tidak berkembang dan produk dari luar negeri membanjiri Indonesia.

Sementara itu, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengatakan salah satu kunci untuk menekan defisit neraca perdagangan agar tidak banyak bergantung dengan impor adalah mengembangkan industrialisasi.

Indonesia yang masih didominasi impor sebanyak 70 persen untuk bahan baku dan bahan penolong, kata dia bisa ditekan dalam kebutuhan impor bahan baku dan bahan penolong.

"Industrialisasi sudah kami bicarakan lama tapi kenyataan sekarang ini masih banyak belum jalan. Pengembangan industri hulu, ini sekarang difokuskan," kata Wakil Ketua Umum Apindo Shinta Widjaja Kamdani. []

Berita terkait
Tak Kena Resesi Ekonomi, Jokowi Ingatkan Bersyukur
Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia patut bersyukur karena pertumbuhan ekonomi yang stabil dan masih di atas lima persen.
Defisit Neraca Perdagangan Masih Rapor Merah
Defisit neraca perdagangan pada periode pertama Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi - JK masih menunjukkan rapor merah
BI Gunakan Big Data Perkuat Neraca Pembayaran Lebih Singkat
BI gunakan big data perkuat neraca pembayaran lebih singkat. 'Dengan big data, kami bisa lebih cepat, akurat dan tepat.'
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.