Kasus Ratna Membuat Publik Makin Yakin Kubu Prabowo Produsen Hoaks, Kata Pengamat

Kasus Ratna Sarumpaet dengan drama penganiayaan membuat publik makin yakin kubu Prabowo produsen hoaks, kata pengamat.
Ratna Sarumpaet dikabarkan dianiaya tiga orang tak dikenal di bandara di Bandung pada Jumat, 21 September 2018. Kabar ini viral di media sosial 10 hari kemudian, yaitu Selasa 2 Oktober 2018. (Foto: Istimewa)

Jakarta, (Tagar 4/10/2018) - Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno mengatakan hoaks Ratna Sarumpaet membuat publik makin yakin bahwa kubu Prabowo-Sandi adalah produsen hoaks. 

"Kebohongan Ratna, blunder besar bagi dirinya dan kubu Prabowo. Secara pribadi Ratna akan dilabeli sebagai aktivis pembohong yang merusak kredibilitasnya. Sementara bagi kubu Prabowo akan semakin menebalkan keyakinan publik bahwa kubu ini kerap memproduksi hoaks," ujar Adi Prayitno saat dihubungi Tagar News, di Jakarta, Kamis (4/10).

Secara alamiah dan politik, kata Adi, respek publik terhadap Prabowo dipastikan akan menurun. Karena publik tahu Ratna Sarumpaet adalah juru kampanye Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Tentu saja, sedikit banyak menggerus simpati dan elektabilitas Prabowo. Karena blunder Ratna tak berdiri tunggal tapi menyangkut keseluruhan isi tim pemenangan Prabowo," jelasnya.

"Untungnya tim Prabowo segera melakukan langkah taktis mengamputasi daya rusak blunder hoaks itu. Ratna dipecat seketika tanpa kompromi," lanjutnya.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini menilai, Prabowo-Sandi masih punya waktu selama kurang lebih enam bulan untuk memperbaiki citra kubunya sebelum memasuki hari H pencoblosan dalam Pilpres 2019.

"Masih tersisa waktu enam bulan bagi Prabowo untuk merecovery keadaan liar ini. Siapa tahu permintaan maaf Prabowo menjadi standing awal 'pintu maaf' publik untuk kembali melirik Prabowo. Jika tidak, langkah menang Prabowo makin terjal dan berliku. Pilpres akan jomplang," tandasnya.

Duo F Sebelum dan Sesudah Ratna Mengaku Berbohong

Duo F, Fahri dan Fadli bersuara kencang sebelum Ratna Sarumpaet mengaku berbohong tentang drama penganiayaan yang tak pernah ada itu. Suara kencang itu dengan bahasa mereka, memberi kesan seolah ada campur tangan pemerintah di balik penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet. Seragam dengan bahasa Prabowo Subianto bahwa kekerasan yang dialami Ratna Sarumpaet adalah ancaman demokrasi.

Fahri sempat berdebat tajam dengan Tompi di Twitter. Tompi seorang penyanyi sekaligus dokter spesialis bedah di akun Twitter mengatakan  bahwa bengkak wajah Ratna bukan akibat dikeroyok, tapi bekas operasi. 

Fahri HamzahMantan politisi Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah di Polda Metro Jaya. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Setelah Ratna Sarumpaet mengaku bahwa penganiyaan itu hanya drama, sesungguhnya bengkak wajahnya adalah efek sedot lemak pipi di rumah sakit bedah langganannya, duo F pun terbuka matanya.

Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah pun menyayangkan perbuatan Ratna Sarumpaet (RS) yang sudah membodohi publik itu. Padahal, sebelumnya Fahri turut bersuara keras membela perempuan berusia 70 tahun itu.

"Saya kira kejadian ini sangat patut disayangkan, dan saya juga sudah mengecam tindakan yang dilakukan oleh Bu RS ya. Saya mengenal Bu RS itu sebagai seorang yang mempunyai integritas dan keberpihakan kepada rakyat," ucap Fahri Hamzah di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (4/10).

Fahri mengaku, sebenarnya ia dan Prabowo telah meminta Ratna untuk segera melakukan pengaduan setelah mendengar peristiwa yang dialaminya. Namun, selama dua hari Ratna tak kunjung menindaklanjuti sarannya.

"Waktu itu saya menyarankan untuk melapor kepada pihak kepolisian, kemudian visum. Begitu juga ketika bertemu Prabowo, Prabowo juga menyarankan untuk dilakukan visum dan juga menyiapkan semuanya untuk dilaporkan pada kepolisian," katanya.

Atas kebohongan yang diciptakan dan telah menyebarkan kebohongan, Fahri pun menyerahkan kasus Ratna Sarumpaet pada pihak kepolisian.

"Soal deliknya, itu terserah aparat penegak hukum, apa yang mau dilakukan pada Ratna yang dianggap berbohong dan menyebarkan berita bohong," terangnya.

Ratna Sarumpaet - Fadli ZonFadli Zon tersenyum disamping Ratna Sarumpaet yang dikabarkan mengalami penganiayaan di Bandung, Jumat 21 September 2018. Kabar ini ramai di media sosial pada Selasa 2 Oktober 2018. (Foto: Istimewa)

Sama halnya dengan Fahri, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon juga menyayangkan kebohongan yang dibuat Ratna Sarumpaet. Ia mengaku tak menyangka sama sekali dengan kebohongan yang dibuat Ratna.

"Waktu itu saya masih menyarankan untuk dilaporkan dan ada visum, tentu harus ada penjelasan, dan itulah yang saya jelaskan. Jadi, kami tidak tahu menahu bahwa itu sebuah kebohongan," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (4/10).

Wakil Ketua DPR ini mengatakan, tak takut turun elektabilitas pasangan nomor urut 02, Prabowo-Sandi, akibat kasus hoaks Ratna Sarumpaet. Sebab, katanya, ia bersama Prabowo dan seluruh tim Badan Pemenangan Nasional, sudah mengklarifikasi dan meminta maaf pada publik.

"Saya kira tidak, orang akan melihat seperti itu, bahwa Prabowo memang mau membela. Tapi begitu kita tahu yang bersangkutan membohongi kita, ya kita juga harus meminta maaf. Kita berusaha juga gentleman. Tidak ada maksud lain, selain kemanusiaan dan menegakkan hukum yang sesuai kalau itu terjadi penganiayaan," katanya.

Atas kasus yang menimpa koalisi Prabowo-Sandi, menurutnya ia dan rekan timnya akan lebih berhati-hati. 

"Ya saya kira ini juga jadi pelajaran bagi kami agar lebih hati-hati karena kami tidak biasa berbohong. Ya mungkin sekarang dibohongi, tapi kami tidak biasa berbohong, apalagi membohongi rakyat," katanya. []

Berita terkait