Kasus Kikis Dukungan Bagi Partai Berkuasa di Korea Selatan

Skandal perumahan dengan harga rumah yang tidak terkendali di Korea Selatan mengikis dukungan terhadap partai yang berkuasa
Pemandangan udara menunjukkan daerah pemukiman di Seoul, Korea Selatan, 5 Oktober 2020. (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Kim Hong-Ji)

Seoul – Tuduhan-tuduhan bahwa sejumlah pejabat perusahaan perumahan negara Korea Selatan (Korsel) mencoba memanfaatkan informasi orang dalam untuk menarik keuntungan dari harga rumah yang tidak terkendali. Hal ini membakar isu yang menguras dukungan bagi partai yang berkuasa menjelang sejumlah pemilu penting.

Polisi mengatakan, Selasa, 9 Maret 2021, mereka menggeledah kantor pusat Korea Land and Housing Corporation di Jinju, di sebelah selatan Seoul, untuk mengumpulkan bukti adanya spekulasi properti ilegal yang dilakukan sejumlah karyawan.

Penggerebekan polisi itu berlangsung satu hari setelah Presiden Moon Jae-in menyerukan penyelidikan atas tuduhan bahwa setidaknya 13 karyawan Korea Land and Housing memanfaatkan informasi orang dalam dan membeli lahan yang belum dikembangkan di dekat Seoul sebelum pemerintah meluncurkan proyek pengembangan kota baru di daerah tersebut.

perumahan korsel2Pemandangan udara dari area pemukiman di Seoul, Korea Selatan (Foto: koreaherald.com - Yonhap)

Harga rata-rata apartemen di Seoul -di mana sekitar seperlima dari penduduk Korea Selatan tinggal- telah melonjak hampir 60% sejak Mei 2017 ketika Moon mulai menjabat, meskipun ada intervensi pemerintah berulang kali untuk mencoba mengontrol harga.

Keterjangkauan perumahan telah menjadi masalah politik bagi Moon, yang tingkat dukungannya yang tinggi secara historis telah terkikis oleh berbagai skandal, pengangguran tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang lambat.

Kehebohan terkait spekulasi properti mencuat sebulan sebelum pemilihan sela yang akan memutuskan beberapa posisi penting, termasuk wali kota dari dua kota terbesar di negara itu, Seoul dan Busan.

Jajak-jajak pendapat menunjukkan Partai Demokrat, partai Moon, kemungkinan akan kehilangan kendali atas kota Seoul untuk pertama kalinya dalam satu dekade, dan akan kesulitan mempertahankan kekuasaan di Busan setelah walikota petahana mengundurkan diri di tengah skandal pelecehan seksual.

Dengan satu tahun tersisa sebelum pemilu presiden nasional berikutnya, jajak-jajak pendapat juga menunjukkan skandal perumahan meningkatkan dukungan bagi oposisi konservatif, yang sebelumnya berantakan sejak pemakzulan mantan Presiden Park Geun-hye pada 2017.

perumahan korsel3Sebuah permukiman di Korea Selatan (Foto: ing.com)

Tuduhan-tuduhan perdagangan orang dalam (insider trading) muncul pekan lalu setelah sejumlah kelompok sipil menuduh belasan karyawan dan mantan karyawan Korea Land and Housing Corporation membeli lahan di dua kota satelit, Gwangmyeong dan Siheung di Provinsi Gyeonggi, kurang dari 20 kilometer dari barat daya Seoul.

Salah satu kelompok itu, kelompok pengacara HAM Minbyun, mengatakan sejak April 2018 hingga Juni 2020 sejumlah karyawan perusahaan perumahan negara itu dan pasangan mereka telah membeli total 10 bidang lahan seharga 8,8 juta dolar AS (ab/uh)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Menteri Perdagangan Korea Selatan Mundur dari Persaingan WTO
Menteri Perdagangan Korea Selatan (Korsel), Yoo Myung-hee, tinggalkan upayanya untuk menjadi pemimpin Organisasi Perdagangan Dunia/WTO
Korea Selatan Minta Biden Buka Dialog dengan Kim Jong Un
Korea Utara tingkatkan persenjataan nuklir, Korea Selatan meminta Biden buka dialog dengan Kim Jong Un
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu