Kasus Covid-19 Meningkat di Osaka Jepang Berlaku Semidarurat

Jepang akan menempatkan Osaka dan dua prefektur lain dalam keadaan semi-darurat pandemi virus corona mulai pekan mendatang
Seorang pria memakai masker di tengah pandemi COVID-19 di depan lambang cincin Olimpiade raksasa di Tokyo, Jepang, 13 Januari 2021. (Foto: Dok/voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta – Jepang akan menempatkan Osaka dan dua prefektur lain dalam keadaan semi-darurat pandemi virus corona (Covid-19) mulai pekan mendatang. Langkah ini diambil pemerintah Jepang karena tingkat penularan virus corona di kawasan-kawasan itu meningkat kurang dari empat bulan sebelum Olimpiade Tokyo berlangsung.

Osaka dan dua prefektur tetangganya di utara, Hyogo dan Miyagi, mengalami peningkatan tajam kasus harian sejak awal Maret, segera setelah Jepang melonggarkan kebijakan keadaan darurat parsial dan tidak mengikat yang dimulai pada Januari.

Jepang mencabut keadaan darurat di wilayah Tokyo pada 21 Maret 2021, mengakhiri sepenuhnya langkah-langkah yang bertujuan memperlambat laju penularan virus corona dan mengurangi tekanan pada sistem medis yang menangani pasien Covid-19.

osaka jepangKawasan Osaka di Jepang (Foto: readsector.com)

Para ahli telah menyuarakan keprihatinan mereka tentang lonjakan cepat di Osaka dan beban pada sistem medisnya. Sebuah pertandingan internasional seluncur indah di kota Osaka pada pertengahan April akan dilangsungkan di bawah peraturan baru tersebut.

Menteri revitalisasi ekonomi Yasutoshi Nishimura mengatakan, Kamis, 1 April 2021, pada pertemuan panel pemerintah bahwa ketiga prefektur itu akan ditetapkan dalam status semi-darurat berdasarkan undang-undang penanggulangan situasi merajalela mulai Senin mendatang selama satu bulan.

Undang-undang yang mulai diberlakukan Februari lalu itu pada intinya adalah tindakan pra-darurat yang memungkinkan pemimpin prefektur meminta atau memerintahkan para pemilik bisnis mempersingkat jam operasional usaha mereka dan mengambil langkah-langkah lain. Undang-undang ini memungkinkan pemberian kompensasi bagi mereka yang mematuhi dan denda bagi mereka yang melanggar.

corona jepangPuluhan orang mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus corona melintasi persimpangan sibuk di distrik perbelanjaan Shibuya Tokyo, Sabtu, 26 Desember 2020. (Foto: voaindonesia.com/Kyodo News via AP)

Jepang sejauh ini berhasil mengendalikan pandemi jauh lebih baik daripada Amerika Serikat dan Eropa. Negara itu belum pernah memberlakukan lockdown yang mengikat. Tetapi pemerintah Perdana Menteri Yoshihide Suga kesulitan mengendalikan penyebaran virus sementara meminimalkan kerugian ekonomi.

Jepang melaporkan 474.773 kasus positif Covid-19 dan 9.162 kematian hingga Rabu, 31 Maret 2021, seperti dilansir Kementerian Kesehatan Jepang. Jumlah kasus harian di Osaka sekitar 200 lebih tinggi daripada Tokyo. Banyak pakar mengatakan, varian baru virus itu yang lebih mudah menular sedang meningkat di Osaka (ab/lt)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Jepang Akan Segera Akhiri Keadaan Darurat Corona di Tokyo
Jepang diperkirakan akan ambil keputusan untuk segera akhiri keadaan darurat di Tokyo terkait dengan pandemi virus corona
Jepang Minta China Hentikan Tes Usap Anal Virus Corona
Tokyo meminta China untuk menghentikan tes virus corona (Covid-19) usap anal pada warga Jepang yang ada di China