Kasihan Prabowo Dikelilingi Orang-orang Pembuat Kabar Bohong, Kata Analis Politik

Analis Politik: kasihan Prabowo dikelilingi orang-orang pembuat kabar bohong, perlawanan Prabowo terhadap Jokowi makin berat.
Anggota Garda Nasional Untuk Rakyat (GNR) menunjukkan barang bukti saat melakukan pelaporan kubu calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandi di Kantor Bawaslu, Jakarta, Kamis (4/10/2018). Pelaporan tersebut dilakukan terkait kampanye hitam dengan menyebarkan berita bohong mengenai penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet. (Foto: Antara/Aprillio Akbar)

Jakarta, (Tagar 5/10/2018) - Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria meyakini kasus kebohongan Ratna Sarumpaet tidak akan berdampak negatif terhadap elektabilitas Pasangan Calon Presiden/Wakil Presiden RI Prabowo Subianto/Sandiaga Uno.

"Kasus Ratna menurut saya tidak berbanding lurus dengan elektabilitas Pak Prabowo dan Pak Sandi," kata Riza ditemui di sela peresmian Gerakan Melindungi Hak Pilih (GMHP) yang diselenggarakan KPU RI di Jakarta, Jumat (5/10) dilansir Antara.

Riza menyampaikan kasus itu justru menunjukkan bahwa Prabowo sebagai sosok berjiwa besar dan mau meminta maaf.

Selanjutnya, Gerindra menyerahkan kasus Ratna kepada aparat penegak hukum untuk diselesaikan secara adil dan proporsional.

Sebelumnya, Ratna membuat sebuah cerita bohong atau hoaks tentang penganiayaan terhadap dirinya.

Prabowo Subianto beserta timnya yang termakan hoaks Ratna lantas menyampaikan kabar hoaks itu kepada publik hingga akhirnya meminta maaf.

Baca juga: Memakai Ratna untuk Merusak Citra Jokowi-Ma'ruf, Kubu Prabowo Kena Bumerang

Kampanye Hitam

Sebelumnya, Anggota Garda Nasional Untuk Rakyat (GNR) melakukan pelaporan kubu calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandi di Kantor Bawaslu, Jakarta, Kamis (4/10). Pelaporan tersebut dilakukan terkait kampanye hitam dengan menyebarkan berita bohong mengenai penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet. 

Pada Kamis itu juga Direktorat Bidang Hukum & Advokasi Tim Kampanye Nasional Jokowi-KH Maruf Amin mengadukan kubu Prabowo-Sandi ke Bawaslu atas tuduhan melanggar deklarasi kampanye damai yang sudah disepakati semua peserta pemilu.

Prabowo bersama sejumlah anggota badan pemenangannya disebut melakukan kampanye hitam dengan ikut menyebarkan hoaks yang dibuat oleh mantan juru kampanyenya Ratna Sarumpaet.

Menanggapi kampanye hitam oleh kubu Prabowo-Sandi menggunakan hoaks Ratna Sarumpaet untuk menyerang kubu Jokowi-Ma'ruf, artinya telah terjadi pelanggaran deklarasi kampanye damai, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengatakan bahwa hal tersebut akan dinilai oleh publik.

"Patuhilah semua (poin deklarasi) biar masyarakat menilai semua sudah sepakat damai. Kalau ada yang tidak damai, ya silakan masyarakat merespon itu," kata Ketua KPU RI Arief Budiman di Jakarta, Jumat.

Arief Budiman mengaku belum bisa berkomentar atas peristiwa terkait kasus Ratna Sarumpaet. Namun terkait hoaks, secara umum dia mengatakan banyak hal yang harus dipastikan terlebih dulu.

"Pastikan dulu memang ada hoaks yang disebar atau tidak, penyebarnya siapa, lalu dia termasuk yang menyebar atau tidak. Banyak hal yang harus dicek dulu," jelas Arief.

Arief menekankan deklarasi kampanye damai tidak memuat sanksi bagi para pelanggarnya. Sanksi hanya akan diterapkan kepada peserta Pemilu yang terbukti melanggar regulasi.

"Ukuran sanksi itu bukan karena sudah deklarasi, tapi karena ada regulasi yang dilanggar. Apakah kalau tidak tanda tangan deklarasi kampanye damai lalu boleh melanggar, kan tidak juga," jelas Arief.

Pembunuhan Karakter

Analis Politik Teguh Yuwono mengatakan fitnah dalam politik sangat berbahaya karena begitu kebohongannya terbuka bisa menimbulkan pembunuhan karakter.

Kendati demikian, kata Teguh Yuwono di Semarang, Kamis petang, kebohongan Ratna Sarumpaet (RS) terkait dengan penganiayaan dirinya oleh orang tak dikenal di Bandung, 21 September lalu, bukan merupakan konspirasi untuk menjatuhkan Pasangan Calon Presiden/Wakil Presiden RI Joko Widodo/Ma'ruf Amin.

Namun, kata Teguh yang juga Ketua Program Magister Ilmu Politik FISIP Universitas Diponegoro Semarang, lebih pada kapasitas tingkat rendah untuk seorang aktivis itu.

Ia memperkirakan kebohongan Ratna Sarumpaet (pada saat itu masih sebagai anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo/Sandiga) berdampak negatif untuk Prabowo.

Hal itu, lanjut Teguh, menunjukkan orang-orang yang berada di sekitar pasangan Prabowo/Sandiga tidak kredibel. Pasalnya, tidak dapat dipercaya (trustworthy) dan cenderung menyerang tanpa basis fakta.

"Ini juga menunjukkan bahwa perlawanan Prabowo terhadap Jokowi makin berat," katanya.

Adanya pengakuan dari RS bahwa penganiayaan itu tidak benar, menurut Teguh, kepercayaan terhadap tim Prabowo/Sandi bisa menurun. Sebaliknya, menaikkan tingkat elektabilitas pasangan Jokowi/Ma'ruf.

Di sisi lain, Teguh mengatakan, "Untung Polri menunjukkan fakta-fakta yang tidak bisa dibantah oleh Ratna Sarumpaet." 

Sebelumnya, dalam konferensi pers di rumah Ratna Sarumpaet, Bukit Duri, Jakarta, Rabu (3/10), aktivis hak asasi manusia (HAM) itu mengaku bahwa tidak ada penganiayaan terhadap dirinya.

"Itu hanya cerita khayal entah diberikan oleh 'setan' mana kepada saya dan berkembang seperti itu," katanya.

Selanjutnya, Teguh merasa kasihan terhadap Prabowo jika orang-orang pembuat kabar bohong terus mengelilinginya. []

Berita terkait
0
Ons Jabeur vs Elena Rybakina Bikin Sejarah di Final Tunggal Putri Wimbledon 2022
Petenis Tunisia, Ons Jabeur, unggulan ke-3 bertemu petenis Kazakhstan, Elena Rybakina, unggulan ke-17, catat sejarah di final Wimbledon 2022