Karena Suara Bergetar, PSI Anggap Anies Baswedan Lebay

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dianggap lebay oleh dua politisi PSI, karena berbicara dengan suara bergetar.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) didampingi Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 yang juga Kepala BNPB Doni Monardo (kanan) di Jakarta, Rabu, 18 Maret 2020. (Foto: Antara/Dewanto Samodro/wsj)

Jakarta - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) August Hamonangan menganggap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terlalu berlebihan saat mengumumkan 283 orang wafat dan dimakamkan sesuai cara pemulasaran korban virus corona atau Covid-19 dengan nada suara bergetar.

"Menurut saya apa yang disampaikan Gubernur DKI Jakarta tersebut berlebihan dan cenderung emosional," ujar August kepada Tagar, Selasa, 31 Maret 2020.

Apalagi suara yang bergetar. Yang dibutuhkan adalah kerja yang nyata.

Baca juga: Karantina Jakarta, Anies Mesti Kantongi Izin Jokowi

Dia menyarankan sebaiknya Anies bisa kompak dengan pemerintah pusat apabila ingin membuat kebijakan publik untuk penanganan virus corona.

"Andaikan beliau bermaksud memprovokasi, membuat efek kejut, tetap harus selaras dengan kebijakan yang sudah dikeluarkan pemerintah pusat," ucap anggota Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta dari Fraksi ini.

Sementara, politisi PSI Guntur Romli menuturkan bahwasannya kematian bukan sekadar persoalan angka. Oleh sebab itu, Anies dia sarankan harus bisa bekerja lebih maksimal lagi. 

"Apalagi suara yang bergetar. Yang dibutuhkan adalah kerja yang nyata," kata Romli kepada Tagar, Selasa, 31 Maret 2020.

Romli lebih mengkritisi alokasi anggaran penanganan virus corona yang ada di Ibu kota. Dia mengaku sedih karena Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta paling tinggi, namun kalah dengan daerah lain dalam penanganan melawan Covid-19.

Baca juga: Lockdown Jakarta, Anies Usulkan, Keputusan di Jokowi

"Kalah dengan Pemprov yang lain, tapi Jakarta hamburkan duit untuk Formula-E, untuk corona malah sedikit. Jateng (Jawa Tengah) siapkan dana Rp 1,4 triliun untuk penanganan corona, Jakarta cuma Rp 130 miliar," kata dia.

Sebelumnya, Gubernur DKI Anies Baswedan mengumumkan data yang menunjukkan pada Maret 2020 telah terjadi pemulasaran dan pemakaman jenazah korban corona Covid-19.

Jenazah itu, kata Anies, dibungkus dengan plastik menggunakan peti, lalu dimakamkan kurang dari empat jam oleh petugas yang menggunakan alat pelindung diri (APD).

"Sejak tanggal 6 Maret itu mulai ada kejadian pertama sampai dengan kemarin tanggal 29 Maret itu ada 283 kasus, artinya ini adalah mungkin mereka yang belum sempat dites dan itu tidak bisa disebut sebagai positif atau sudah dites tapi belum ada hasilnya," kata Anies Baswedan di Balai Kota, Jakarta, Senin, 30 Maret 2020. []

Berita terkait
Jika Jakarta Lockdown, Anies: 5 Sektor Tetap Jalan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut 5 sektor tidak akan mati jika Jakarta lockdown.
Opsi Lockdown Jakarta, Anies Diminta Terbuka ke Jokowi
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diminta terbuka ke Presiden Jokowi soal opsi lockdown lokal atau karantina wilayah Ibu Kota.
Bunyi Surat Anies Baswedan untuk Awak Medis Covid-19
Berikut isi pesan Anies Baswedan dalam secarik kertas yang ditujukan untuk tim medis yang menangani pasien Covid-19 di Jakarta.
0
Massa SPK Minta Anies dan Bank DKI Diperiksa Soal Formula E
Mereka menggelar aksi teaterikal dengan menyeret pelaku korupsi bertopeng tikus dan difasilitasi karpet merah didepan KPK.