Kampanye Christmas2Quit, Gereja Sebagai Kawasan Tanpa Rokok

Kampanye #Christmas2Quit didukung PGI mengajak masyarakat berhenti merokok dan menciptakan kawasan tanpa rokok di gereja.
Seorang pemudi gereja yang ikut berpartisipasi dalam kampanye Kampanye #Christmas2Quit, di mana ucapannya diunggah di akun media sosial. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Kampanye #Christmas2Quit yang didukung Persatuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) mengajak masyarakat untuk berhenti merokok dan menciptakan kawasan tanpa rokok di gereja serta lingkungan sekitar.

Kampanye sudah berjalan sejak awal Desember 2020. Dilaksanakan sebagian besar secara virtual mengingat pandemi Covid-19 saat ini.

Kampanye juga dilakukan di lima gereja dari berbagai penjuru Indonesia yang ditandai dengan pembuatan tree of hope, pohon Natal yang diisi oleh ratusan kartu Natal bertuliskan kalimat-kalimat menggugah.

Bertujuan untuk memberi motivasi untuk keluarga atau orang-orang terdekat agar lebih memperhatikan diri sendiri dan lingkungan dengan cara berhenti merokok.

Lima gereja yang menjadi representasi dari gereja-gereja di seluruh Indonesia ini, yakni GPM Ebenhaizer Jemaat Benteng Karang, BNKP Jemaat Gunungsitoli Nias, Bala Keselamatan Makassar, GPdI Bukit Sion Tangerang dan GPIB Petra Bogor.

Pengurus dan jemaat setempat, termasuk guru-guru Sekolah Minggu dan pemuda-pemudi gereja antusias dalam kampanye ini.

“Kami didukung oleh pemuda dan murid-murid Sekolah Minggu dalam proses pembuatan kartu Natal dan tree of hope. Ada yang membuatnya di rumah dan ada juga yang melakukannya di gereja dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan," kata Sanis, perwakilan BNKP Gunung Sitoli, Kabupaten Nias, Sumut.

Baca juga: Ini Lokasi Kawasan Tanpa Rokok di Aceh, Sanksi Dipenjara

Untuk ranah digital, masyarakat dapat berpartisipasi dengan menggunakan Instagram filter yang dapat diakses melalui akun @Suara_Tanpa_Rokok untuk kemudian diunggah melalui akun Instagram masing-masing.

Sebanyak lebih dari 500 kartu Natal terkumpul hingga saat ini. Masyarakat dapat bergabung dan terus mengirimkan kartu Natal buatan mereka hingga berakhirnya masa kampanye #Christmas2Quit di pengujung tahun 2020.

#SuaraTanpaRokok selalu mendorong dan membantu teman-teman yang masih kecanduan rokok untuk memulai gaya hidup yang lebih sehat

Kampanye #Christmas2Quit diharapkan dapat mendorong keluarnya surat edaran resmi dari PGI untuk gereja dan jemaat guna mewujudkan kawasan tanpa rokok di gereja dan lingkungan masing-masing.

“Tidak hanya di gereja, kawasan tanpa rokok juga sebaiknya diterapkan mulai dari lingkungan terkecil, yaitu rumah kita. Dalam keadaan pandemi ini, merokok menyebabkan gangguan kesehatan pada organ tubuh seperti jantung dan paru-paru yang berakibat meningkatkan risiko yang fatal terutama di masa pandemi ini,” kata Ketua Umum PGI Pdt Gomar Gultom, dalam siaran pers, Rabu, 23 Desember 2020.

Yosephina Octhalya Lesnussa, perwakilan dari gerakan #SuaraTanpaRokok mengatakan, pemuda-pemudi gereja merupakan garda terdepan mengkampanyekan, mensosialisasikan dan dengan semangat membuat tree of hope beserta ratusan kartu Natal yang sudah dikumpulkan baik secara digital maupun secara fisik.

Baca juga: Temuan Forpi soal Kawasan Tanpa Rokok di Malioboro

"#SuaraTanpaRokok selalu mendorong dan membantu teman-teman yang masih kecanduan rokok untuk memulai gaya hidup yang lebih sehat dengan berhenti merokok. Behenti merokok bukan hanya untuk kebaikan diri sendiri, tetapi juga untuk kebaikan teman dan keluarga kita semua," kata Yosephina.

Dia menyebut, kampanye ini dapat diikuti melalui tagar #Christmas2Quit dan #SuaraTanpaRokok di Instagram, Facebook dan Twitter.

Menurut The Tobacco Atlas, lebih dari 53 juta orang dewasa di Indonesia merokok setiap hari.

Proporsi lelaki dewasa, anak lelaki dan anak perempuan yang merokok di Indonesia lebih tinggi dibandingkan rata-rata di negara lain yang setara.

Rokok membunuh lebih dari 225.000 jiwa di Indonesia setiap hari di tahun 2016, dan merupakan 21 persen penyebab kematian pria dewasa, angka yang lebih tinggi dibandingkan negara lain yang setara.

Penelitian memperlihatkan bahwa pria Indonesia mulai merokok di usia yang sangat muda.

Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan tahun 2018 memperlihatkan kenaikan prevalensi perokok remaja di Indonesia, berusia antara 10 dan 18 tahun, dari 7,2 persen di tahun 2013 menjadi 9,1 persen di tahun 2018.

Merokok merupakan faktor risiko penyakit tidak menular yang menimbulkan biaya ekonomi bagi negara Indonesia sebesar US$4,5 triliun dari tahun 2012 hingga 2030, menurut The World Economic Forum.[]

Berita terkait
Tarif Cukai Naik, Produksi Rokok Ilegal Diprediksi Naik
Rencana kenaikan tarif cukai rokok diprediksi bakal meningkatkan produksi rokok ilegal. Masyarakat penghasilan rendah akan cari rokok murah.
Infografis: Rincian Kenaikan Cukai Rokok Tahun 2021
Kementerian keuangan naikkan tarif cukai rokok sebesar 12,5 persen pada 2021. Berikut rincian kenaikan tarif cukai masing-masing golongan tembakau.
Kisah Jungwoo NCT, Viral Gegara Foto Merokok
Personel grup K-Pop NCT, Jungwoo, mendadak viral di Twitter lantaran beredarnya sebuah foto mirip dengannya yang tengah merok