KAI Kembangkan Digitalisasi Perawatan Sarana Berbasis AI

PT KAI berencana mengembangkan digitalisasi perawatan sarana berbasis artificial intelligent (AI) atau kecerdasan buatan.
Ilustrasi kereta barang. PT KAI berencana mengembangkan digitalisasi perawatan sarana berbasis artificial intelligent (AI) atau kecerdasan buatan. (Foto: Tagar/Ist/Dok PT KAI)

Jakarta – PT Kereta Api Indonesia atau PT KAI (Persero) berencana mengembangkan digitalisasi perawatan sarana berbasis artificial intelligent (AI) atau kecerdasan buatan. Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo.

Dilansir laman resmi PT KAI, Selasa, 26 Januari 2021, PT KAI mengembangkan aplikasi untuk operasional kereta api, agar lebih efisien dan petugas tetap memastikan operasional kereta api dengan lancar. Penggunaan aplikasi pun diterapkan untuk memudahkan perawatan dan pemantauan.

Kami berencana mengembangkan digitalisasi perawatan sarana berbasis artificial intelligence.

Didiek menambahkan, pada tahun 2021, KAI juga akan menambah fitur-fitur KAI Access serta menggunakan big data untuk mengetahui minat dan kebiasaan pelanggan, pelayanan yang ada dapat semakin sesuai dengan keinginan pelanggan.

Tidak hanya aplikasi digital, PT KAI juga akan meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan, dengan terus melakukan uji coba penggunaan B100 yang merupakan bahan bakar 100 persen biodiesel berbahan kelapa sawit pada genset kereta.

Sedangkan untuk meningkatkan keselamatan perjalanan Kereta api, PT KAI akan mengembangkan alat pendeteksi kerusakan rel secara real time berbasis sensor inersial. Nantinya pada kereta akan dipasangi sensor untuk mendeteksi getaran dari kondisi jalur yang dilalui, sehingga potensi-potensi kerusakan jalur KA dapat diketahui lebih awal.

Sedangkan untuk mendeteksi tingkat kelelahan petugas, PT KAI akan mengimplementasikan Fatigue Risk Management System. Sistem ini bertujuan mengukur, mengurangi, dan mengelola risiko kelelahan yang dirasakan oleh petugas.

Terkait vaksinasi Covid-19, Didiek mengatakan PT KAI tetap adaptif dan siap mendukung program tersebut dengan mendaftarkan seluruh pegawai untuk melakukan vaksinasi. KAI mewajibkan rapid test antigen bagi awak sarana perkeretaapian dan petugas kesehatan serta rapid test antibodi untuk petugas frontline.

“Kami menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan memastikan petugas yang melayani pelanggan semuanya dalam keadaan sehat,” lanjut Didiek.

PT KAI juga berupaya untuk meningkatkan volume angkutan barang melalui optimalisasi angkutan dan menjalin kerja sama baru dengan para pelaku usaha.

Dari sisi pengusahaan aset, KAI akan menawarkan naming rights stasiun untuk memberikan kesempatan kepada mitra yang ingin mem-branding stasiun yang KAI kelola dengan brand atau produknya. Saat ini kerja sama seperti itu sudah diterapkan pada Stasiun BNI City di Jakarta.

“Selain itu, KAI akan melakukan pemasaran space di stasiun, periklanan di KAI Access, dan pengikatan kerja sama fiber optik dan pipa gas di jalur KA,” kata Didiek. []

Berita terkait
KAI Lirik GeNose C19, Siap Gunakan di Stasiun Kereta Api
PT KAI berencana membeli alat deteksi Covid-19 GeNose C-19 buatan UGM Yogyakarta. Alat itu akan digunakan di stasiun kereta api.
Aturan Terbaru Naik Kereta Api, Ada Gejala Covid Diturunkan
PT KAI keluarkan aturan baru penumpang kereta api. Jika ada gejala Covid-19, penumpang diturunkan di stasiun terdekat untuk pemeriksaan kesehatan.
Aturan Terbaru Naik Kereta Api, Penumpang Dilarang Berbicara
Para pelanggan juga tidak diperkenankan untuk berbicara satu arah maupun dua arah melalui telepon selama perjalanan.
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu