Kabut dan Rentetan Peluru KKB Halangi Proses Evakuasi Korban Papua

Personel TNI dan Polri masih terus mendapat serangan timah panas dari KKB.
Pasukan Brimob dari Timika tiba di Wamena, Selasa (4/12/2018). Pascapenembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) kepada karyawan PT Istika Karya saat melakukan pengerjaan jalur Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua pada 2 Desember lalu. (Foto: Antara/Iwan Adisaputra)

Jakarta (Tagar 5/12/2018) - Rentetan desing peluru dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) kepada aparat gabungan dari unsur TNI dan Polri masih belum padam. Sejumlah personel dari TNI dan Polri luka-luka.

Komandan Korem 172 Praja Wirayakti Kolonel Inf. Jhonatan Binzar Parluhutan Sianipar mengatakan kontak senjata KKB dengan TNI/Polri terjadi di Distrik Yal, Kabupaten Nduga, Papua, Rabu (5/12).

Hingga sore hari, lanjut Binzar, personel TNI dan Polri masih terus mendapat serangan timah panas dari KKB.

Baca juga: Pembantaian KKB di Papua, Jumlah Korban Masih Simpang Siur

Binzar menjelaskan, sejak Rabu (5/12) pagi, KKB bergeser ke ketinggian berbeda mengganggu proses TNI dan Polri mengevakuasi jenazah masyarakat sipil yang dibantai KKB. Aparat gabungan, kata Binzar, terus berusaha semaksimal mungkin untuk bisa masuk ke lokasi evakuasi.

"Pasukan masih dapat gangguan dari kelompok tersebut. Mudah-mudahan rekan-rekan kita di depan bisa mengatasi itu segera," urai Binzar, disitat Antara, Rabu (5/12).

Menurut Binzar, kendala yang dihadapi TNI dan Polri terkait medan yang sulit ditempuh dan faktor cuaca berkabut.

"Jadi, faktor cuaca dan medan. Memang sudah ada tim kita yang sudah berada di sekitar TKP. Akan tetapi, yang disiapkan untuk evakuasi belum mendekat ke sana," tandasnya.

Tragedi Nduga, PapuaKeluarga korban mendatangi Kodim 1702 Jayawijaya untuk mengetahui kondisi keluarganya yang diduga menjadi korban penembakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Wamena, Papua, Selasa (4/12/2018). (Foto:Antara/Marius Frisson Yewun).

Wakil Kepala Kepolisian Komjen Pol Ari Dono Sukmanto yang menggelar rapat tertutup dengan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengaku akan melakukan penegakan hukum berupa olah tempat kejadian perkara penembakan korban Nduga. Diikuti meminta keterangan saksi-saksi.

Baca juga: 2 Karyawan Istaka Karya Selamat dari Serangan KKB di Papua

Dia memastikan jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi kemanusiaan di Nduga sebanyak 22 orang, 21 orang di antaranya warga sipil, yaitu para pekerja Jembatan Kali Yigi dari PT Istaka dan satu dari prajurit TNI atas nama Serda Handoko.

"Korban meninggal semuanya ada 22 orang, 21 orang warga sipil dan satu orang lagi prajurit TNI," terang Komjen Ari Dono di Rimba Hotel, Timika, Papua pada Rabu (5/12).

Komjen Ari juga menyebut foto-foto korban yang beredar luas di media sosial sama sekali tidak benar alias hoax.

Pada Rabu (5/12) siang, jenazah Serda Handoro, prajurit TNI dari Yonif 755 Yaled/Merauke telah dievakuasi ke Timika.

Jenazah Serda Handoko akan disemayamkan di Markas Komando Brigif 20 Ima Jaya Keramo Timika dan selanjutnya pada Kamis (6/12) akan diterbangkan ke Sorong untuk dikebumikan. []

Berita terkait
0
Video Hotman Paris - Ketua MUI dan Dua Unggahan Terakhir di Akun Instagram Holywings
Tiga unggahan yang tersisa di akun Instagram Holywings Indonesia. Satu di antaranya unggahan video Hotman Paris Hutapea bersama Ketua MUI.