Kabar Terbaru dari Merapi, Apa yang Harus Dilakukan Warga Sekitar?

Ini kabar terbaru dari Merapi, dan mengenai apa yang harus dilakukan warga.
Terpantau dari CCTV milik BPPTKG Yogyakarta, Gunung Merapi pada Senin pagi (18/2/2019) mengeluarkan awan panas atau wedhus gembel sebanyak lima kali. Status masih level III atau Waspada (Foto: BPPTG Yogyakarta/Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta, (Tagar 19/2/2019) - Sejak Senin  pagi (18/2) sampai siang ini, Gunung Merapi tercatat lima kali mengeluarkan awan panas atau awan wedhus gembel. Guguran lava juga lebih sering terjadi.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Hanik Humaida mengatakan, embusan awan panas terjadi lima kali secara beruntun. Jeda waktunya juga berdekatan dari embusan pertama sampai kelima.

Hanik mengatakan, dari lima kali embusan awan panas tersebut, jarak luncur terpanjang maksimal 1 kilometer. Arahnya ke hulu Kali Gendol semua. "Lima kali awan panas terjadi pada pukul 06.05, 06.13, 06.24, 06.25 dan 06.28 WIB. Semua mengarah ke Kali Gendol," katanya, Senin (18/2).

Menurut dia, pada pengamatan Gunung Merapi periode Senin (18/2) mulai pukul 00.00 sampai 06.00 WIB berdasarkan data seismik, terekam 31 kali gempa guguran dengan durasi 12-92 detik. Pantauan dari CCTV milik BPPTKG tercatat tiga kali terjadi guguran ke arah Kali Gendol dengan jarak luncur 700-900 meter.

Hanik mengatakan, meski Gunung Merapi semakin aktif, namun status tetap pada level III atau waspada. "Prinsipnya warga tetap harus waspada, radius 3 kilometer dari puncak tidak boleh ada aktivitas penduduk," katanya.

Staf Pemantau Gunung Merapi di Ruang Monitoring BPPTKG Nur Kholik mengatakan, data yang disampaikan merupakan hasil diskusi tim berdasarkan pantauan di pos-pengamatan dan CCTV. Warga juga bisa melihat perkembangan melalui media sosial  resmi milik BPPTKG.

Sementara itu, DPRD DIY meminta warga tidak menyebarkan hoaks kebencanaan, khususnya Gunung Merapi yang akhir-akhir ini intensitasnya mengalami peningkatan. Sejauh ini, ada beberapa akun di media sosial mengunggah video hoaks tentang guguran erupsi Merapi.

"Menyebarkan informasi hoaks sama seperti melukai hati rakyat. Jadi jangan lakukan itu (menyebarkan hoaks)," kata Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto.

Di sisi lain, kata dia, saat ini teknologi sudah maju. Masyarakat bisa mengakses informasi atau memantau kondisi Merapi terkini akun BPPTKG atau aplikasi milik Pemda DIY, Jogja Istimewa. "Akun-akun media sosial seperti BPBD DIY, BPPTKG, dan BMKG juga aktif dalam menyampaikan informasi terkait potensi bencana dan peristiwa bencana yang terjadi," jelasnya. []

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.