Jakarta - Juventus masih sulit meraih trofi Liga Champions untuk ketiga kalinya meski sudah menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk membangun skuat yang kuat. Bahkan Juve diledek sulit menyamai rekor treble yang pernah diraih Inter Milan.
Juve mencatat rekor paling banyak memenangi Serie A Italia. Meski tercatat 35 kali meraih Scudetti, mereka hanya 2 kali menjadi juara Liga Champions. Salah satunya pada 1985 yang dikenal dengan tragedi Heysel karena sebelum final diwarnai rusuh suporter yang mengakibatkan tewasnya puluhan pendukung Juve.
Upaya menambah trofi sudah dilakukan dengan memperkuat skuat, termasuk memboyong bek Matthijs de Ligt. Puncaknya, I Bianconeri mendatangkan Cristiano Ronaldo dari Real Madrid dengan harapan mampu mengangkat trofi kuping lebar.
Lihat saja Juventus sendiri tak bisa melakukannya meski sudah melakukan investasi dengan uang yang tidak sedikit
Namun Juve dinilai masih sulit memenuhi impian menjadi juara Champions. Bahkan eks gelandang Inter Dejan Stankovic meledek Juve sulit menyamai rekor timnya memenangi treble.
Inter memang baru 3 kali memenangi Liga Champions. Masih kalah dengan AC Milan yang mencatat rekor 7 kali mengangkat trofi tersebut. Milan menduduki peringkat 2 setelah Madrid sebagai klub yang paling banyak menjadi juara Liga Champions.
Baca Juga:
Juventus, Tim Kaya dan Kuat yang Masih Dibantu Wasit
Juventus Saingi Real Madrid Bentuk Skuat Galacticos
Namun Inter menjadi satu-satunya klub Italia yang meraih treble. Saat ditangani Jose Mourinho, I Nerazzurri memenangi Serie Italia, Coppa Italia dan diakhiri dengan Liga Champions tahun 2010.
Dalam perjalanan menuju final, Inter mengalahkan tim-tim besar. Mereka menyingkirkan Barcelona di semifinal dan menaklukkan Bayern Munich 2-0 di laga puncak di markas Madrid di Stadion Santiago Bernabeu.
"Kami menuliskan sejarah bersama tim Inter," kata Stankovic yang menjadi pilar Inter selama 9 musim dari 2004 sampai 2013.
"Setelah melalui semua itu, kami baru menyadari ternyata pencapaian kami sungguh luar biasa. Lihat saja Juventus sendiri tak bisa melakukannya meski sudah melakukan investasi dengan uang yang tidak sedikit," ucap dia.
Inter Raih Sukses dengan Skuat Terbaik
Mantan kapten tim nasional Serbia ini Inter pada era tersebut sukses memiliki skuat terbaik yang ditangani pelatih terbaik. Menurut dia hal itu bisa dilakukan karena dukungan dari Massimo Moratti yang saat itu menjadi pemilik klub.
"Kami memulai era yang kini sudah berakhir. Saya sepenuhnya berterima kasih kepada Massimo Moratti dan keluarganya yang memberikan segalanya bagi kami," ujarnya.
"Tahun kedua Mourinho memang menjadi yang terpenting. Bagaimana pemilihan pemain, sistem permainan dan karakter tim yang dibentuknya," kata Stankovic yang kini menangani klub elite Serbia, Red Star Belgrade.
Baca Juga:
Cristiano Ronaldo Beri Peringatan Kepada Inter Milan
Stankovic mengisahkan bagaimana tim juga dinaungi keberuntungan bisa lolos ke babak knock-out. Mereka secara dramatis menang 2-1 atas tuan rumah Dynamo Kiev yang masih diperkuat legenda Milan, Andrey Shevchenko. Inter juga harus bekerja keras menyingkirkan Chelsea di 16 Besar lewat kemenangan 2-1 dan 1-0. Di babak selanjutnya, Mourinho hanya memiliki 13 sampai 14 pemain.
"Saat itu, kami termotivasi untuk memenangkan semua trofi. Inter menolak memilih target tertentu. Meski demikian, kami beruntung bisa menang di Kiev dan kemudian mengalahkan Chelsea.
"Selanjutnya hanya ada 13 atau 14 pemain yang tersisa. Tetapi dalam pikiran kami saat itu bagaimana caranya harus ke final. Hanya 45 hari sebelum final, kami sesungguhnya sudah hancur berkeping-keping. Namun Mourinho mampu membangkitkan dan memotivasi kami," ucap Stankovic yang sukses berkarier di Italia.
Dirinya meraih Scudetto di 2 tim berbeda, Lazio (2000) dan Inter. Bahkan dia membawa Inter memenangi 5 gelar juara Serie A, 4 Coppa Italia dan sekali FIFA Club World Cup pada 2010. []