Oleh: Syaiful W. Harahap*
Jumlah kasus harian infeksi baru virus corona (Covid-19) di India sejak awal April 2021 terus meroket dengan puncak pada tanggal 30 April 2021 yaitu sebanyak 402.110. Kasus harian yang banyak membuat jumlah kumulatif kasus Covid-19 di India seperti dilaporkan situs independen, worldometer, pada tanggal 4 Mei 2021 tembus 20 juta yaitu 20.237.781 dengan 221.666 kematian. Kasus harian 4 Mei 2021 dilaporkan sebanyak 318.066.
Dengan jumlah kasus sebanyak 20.237.781 India ada di peringkat ke-2 dunia di belakang Amerika Serikat (AS) dengan jumlah kasus 33.211.544. Sedangkan berdasarkan jumlah kematian sebanyak 221.666 India ada di peringkat ke-3 dunia di belakang Brasil (407.775) dan AS (591.341).
Semula, pada awal Maret 2021, Menteri Kesehatan India, Harsh Vardhan, sesumbar bahwa negaranya sudah bisa menghentikan pandemi Covid-19 dengan menyebut "berada di ujung permainan.”
Pernyataan Vardhan ini berdasarkan penurunan kasus harian pada periode pertengahan September 2020 sampai akhir Februari 2021. India mengalami episentrum pandemi di periode Agustus – Oktober 2020 dengan puncak kasus harian pada tanggal 16 September 2021 sebanyak 97.859.
Tidak ada penjelasan ilmiah mengapa terjadi penurunan kasus harian pada periode pertengahan September 2020 sampai akhir Februari 2021. Selain itu proporsi tes Covid-19 per 1 juta penduduk juga rendah. Bahkan per 4 Mei 2021 proporsi tes per 1 juta penduduk dilaporkan 209.621.
Lagi pula Italia sebagai negara pertama di dunia yang mengalami episentrum pandemi Covid-19 pada priode Maret – April 2020 tidak pernah mengatakan bisa menghentikan pandemi biar pun kasus harian terus turun sejak April 2020 bahkan sampai pada jumlah kasus 3 digit (ratusan). Sementara India kasus harian terkecil 5 digit (belasan ribu).
Kekhawatiran kalangan ahli akan terjadi ledakan pandemi karena tidak jelas penyebab penurunan kasus harian terbukti setelah jumlah kasus harian terus bertambah banyak sejak minggu kedua April 2021 dengan kasus 100.000-an melewati jumlah kasus puncak harian pada priode Agustus – Oktober 2020.
Sejak 15 April 2021 jumlah kasus harian terus meroket di atas 200.000 dengan puncak pada 30 April 2021 yaitu sebanyak 402.110.
Kasus harian yang banyak menyebabkan kematian yang banyak pula. Rumah sakit kewalahan menampung pasien Covid-19 terutama karena tidak ada persediaan oksigen.
Krematorium juga kewalahan sehingga warga melakukan kremasi jenazah di lapangan terbuka tanpa upacara keagamaan. Sejak 15 April 2021 kematian harian karena Covid-19 dilaporkan lebih dari 1.000-an dengan puncak jumlah kematian sebanyak 3.688 pada tanggal 1 Mei 2021.
Ledakan pandemi Covid-19 di India mendorong orang-orang kaya di negara itu terbang ke negara lain untuk menghindari terpapar Covid-19. Celakanya, acara keagamaan yang melibatkan jutaan warta justru mengabaikan protokol kesehatan sehingga jadi klaster penyebaran Covid-19.
Ada baiknya negara lain berkaca ke India karena kondisi itu bisa saja terjadi, antara lain melalui kegiatan yang melibatkan kerumunan seperti olah raga, musik dan acara-acara keagamaan. []
* Syaiful W. Harahap, Redaktur di tagar.id